O8 ; absen

987 102 0
                                    

minggu ini ashel nihil datang ke kafe. terakhir kali adelio melihatnya adalah sewaktu sore itu; saat ia melihat pantulan langit di kedua matanya.

spot di samping jendela tempat ashel biasa duduk terasa berbeda. aneh bagi adelio untuk menemukan orang lain duduk di sudut itu. tampak salah. adelio bertanya-tanya, apa mungkin gadis itu mulai sibuk dengan perkuliahannya sehingga tidak ada waktu untuk mengerjakan tugas di kafe lagi?

seolah dapat membaca pikiran adelio, oktaniel menceletuk ketika mereka sama-sama berdiri menyandar pada kabinet, "cewek yang biasa duduk di situ kemana, ya? kayaknya udah lama gua nggak liat. siapa namanya? ana? ansel?"

"ashel," koreksi adelio—terlalu cepat.

oktaniel menyeringai ke arah adelio. "udah kenalan lo berdua?"

adelio menggeleng.

"asik juga ya ternyata dapat customer langganan. menurut lo kita perlu kasih reward nggak?"

"too early, nil. kita baru mau dua bulan juga, kan?" oktaniel mengangguk menyetujui. "tapi menurut gua, coba approach mereka aja biar mereka ngerasain attachment sama kafe ini."

lagi-lagi, oktaniel mengangguk kan kepalanya ringan. ia bersedekap. "terus, kapan lo mau deketin dia?" tanyanya. entah bercanda atau tidak, adelio selalu kesulitan membedakannya jika hal ini menyangkut seorang oktaniel.

"deketin siapa?"

"ashel-ashel ini."

"bercanda lo, ya."

"serius lah, katanya butuh attachment?" oktaniel meliukan alis sebelah dan adelio sadar bahwa sobatnya itu bukan bermaksud seperti yang ia pikirkan. "wait, wait. lo nggak mikir gua nyuruh lo pdkt-in dia as in—"

sehelai kain mendarat dengan mulus di wajah oktaniel. "suka ngaco sih lo kalo ngomong."

"anjir! ini kain bekas ngelap apaan, del? tega lo ya sama muka gua ini."
oktaniel melemparkan kain di tangannya ke wastafel. lelaki itu memberengut. "heh, tapi itu mejanya kenapa nggak lo beresin, sih? kalo ada yang mau nempatin gimana? awas gaji lo gua potong."

adelio memandang sekilas meja yang dimaksud oktaniel—meja si gadis pelamun itu—kemudian berlalu meninggalkan pantry.

"heh, adelio! woy! mau kemana sih!?"

adelio tidak tahu harus menamai apa perasaannya sekarang, tapi tampaknya ia sudah terbiasa dengan kehadiran gadis itu.

Take it Away (Delshel) [End]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang