terlalu sering menyingkirkan suara-suara di dalam kepalanya dengan terlalu banyak tidur membuat jadwal gadis itu berantakan. tugas-tugas yang makin bertambah justru terbengkalai tak tersentuh. hingga ketika ia sadar segalanya sudah menjadi sedemikian parah, ia menangis sejadi-jadinya sampai tertidur karena kelelahan. sesal memang selalu datang terlambat, katanya.
gemuruh langit siang itu menyentak ashel dari lelap. sekerumunan awan kumulus abu-abu berarak di langit. ashel memandangi nya lama. ia bersusah payah menyelesaikan perdebatan yang terjadi di dalam dirinya.
shel, mau sampai kapan sih kayak gini? bukannya kamu udah biasa?
ashel termenung lama sampai di suatu sekon, ia bangkit dari kasur. membersihkan diri, ashel memakai pakaian seadanya, dan terakhir, mendekap laptopnya erat sebelum keluar kamar kos.
ashel merasa ia harus melakukan susatu dan berdiam diri dikosnya hanya akan makin membiarkan pikiran-pikiran itu menggerogoti dirinya.
•••
pernahkah kamu merasa tenang hanya dengan melihat seseorang?
setidak masuk akal pun kedengarannya, ashel tengah merasakannya sekarang.
kafe 'kalau' menjadi tujuan yang pertama kali muncul dan disinilah ia berakhir. dikursi yang berkali-kali ia duduki. berhadapan dengan lelaki barista yang sibuk menimbulkan suara selagi meracik kopi favorit ashel. dan ashel tidak bohong kalau mengamati segala pemandangan yang tersuguhkan di depannya tersebut membuatnya lupa akan badai yang belakangan ini mengacak hari-harinya.
kenapa bisa begitu, ya?
mungkin kah karena ashel sudah terlanjur melabeli lelaki barista itu sebagai orang baik? aura yang ashel rasakan memang menyatakan demikian. ashel jadi berpikir, apa pun yang menyangkut lelaki itu mengingatkannya pada titik-titik air yang bergerak pelan di permukaan jendela: menenangkan.
perhatian ashel dibuyarkan oleh ponsel yang tiba-tiba bergetar bertubi-tubi.
ashel menarik benda pipih itu dari saku hoodie. ada pesan. dari ketiga temannya.
ashel, kangen :(
shel, aku nggak tau kamu lagi kenapa, tapi aku, marsha, kathrina siap dengerin kok :(
ashel, please tell us what's wrong :(
kalo ada yang jahatin kamu, bilang biar aku hajar!
take you time, shel. we'll always be here, ok?
bulir air jatuh ke layar ponselnya. satu per satu. ashel menggigit bibir, mengunci isakan erat-erat di tenggorokan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Take it Away (Delshel) [End]✓
Fanfic[Completed] Kau singkirkan semua bebanku, beban yang menyesakkan dadaku-kenapa kau tidak mengambil hatiku juga? Disclaimer! Typo Fiksi Genderswitch ©kapikdnzr, 2023