Jarum jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Di tengah keheningan malam, remaja itu melangkah keluar rumah dengan setelan serba hitam. Jeans hitam ketat dipadukan dengan hoodie berwarna senada, membuat penampilannya semakin keren. Ia mulai beranjak pergi tanpa menghiraukan waktu yang sudah larut.
Brum
Brumm
Brummm
Suara motor miliknya menggelegar mengiringi setiap langkahnya. Dengan sekali hentakan, motor itu melaju kencang membelah jalanan kota. Saat sampai di tempat tujuan, ia membuka helm full face dan menyibak rambut sok cool. Dia, Lee Haechan, si bocah brandalan yang hobinya balapan serta tawuran.
Kini matanya sibuk menjelajahi sekitar, mencari keberadaan teman-temannya. Namun yang terlihat hanyalah orang-orang asing yang berlalu lalang. Haechan meraih ponselnya yang berada di saku celana berniat untuk menghubungi mereka. Tapi sebelum jari-jarinya menyentuh layar, sebuah teriakan nyaring menggema dari arah depan.
" WOYY ECHAAAN! "
Haechan menoleh dan mendapati segerombolan anak remaja yang berdiri di ujung jalan, tengah berjalan mendekat sambil melambaikan tangan padanya. Haechan tersenyum, itu adalah teman-temannya. Ia turun dari motornya sambil melambai balik kearah mereka.
Hwang Renjun, si pemilik teriakan nyaring tadi. Renjun berlari ke arah Haechan dengan penuh semangat. Ia adalah salah satu teman Haechan dari sekolah lain. Usianya baru genap 16 tahun, sama dengan Haechan.
Renjun berteriak memanggil nama Haechan berulang kali hingga berhasil mengundang perhatian orang-orang di sekitar. Haechan sedikit malu, bahkan pipinya kini terlihat memerah. Ia menunduk untuk menghindari tatapan orang-orang. Renjun yang tak peduli dengan tatapan orang lain terus saja berteriak sambil berlari.
Sampai di depan Haechan, Renjun segera memeluknya dengan erat. Mengusap punggung sempit itu dengan penuh kasih sayang. Haechan terkekeh pelan, kemudian membalas pelukan Renjun.
Renjun melerai pelukan dengan matanya kini berbinar. Dengan secepat kilat, ia mencium pipi Haechan dua kali.
" IHHH NAJIS RENJUN, JANGAN CIUM!! " teriak Haechan.
Renjun tertawa terbahak-bahak saat melihat raut wajah Haechan yang memerah, entah karena malu atau marah. Haechan mencebikkan bibir, beralih menatap Mark yang berdiri di sebelah Renjun seolah meminta pembelaan darinya.
Mark yang paham dengan tatapan Adik kesayangannya itu langsung saja memukul pelan lengan Renjun. Renjun meringis sakit, sedangkan Haechan kini memekik senang. Ia berjalan mendekat dan memeluk Mark dari samping. Tak lupa juga menjulurkan lidah untuk mengejek Renjun yang kini memasang wajah masam.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD BOY OR BABY BOY [ Haechan ]
Teen Fiction[ H I A T U S ] Haechan, bocah kecil yang hidupnya dipenuhi oleh bayang-bayang kekerasan dari Ayah kandungnya, hingga membuatnya tumbuh menjadi remaja liar dan tak kenal aturan. Segalanya berubah ketika dia bertemu dengan Minho, pria misterius na...