15 - CRASH

1.8K 271 14
                                    

Suara benturan keras menggema di udara membuat raungan mesin motor sport yang di tumpangi Haechan terhenti mendadak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara benturan keras menggema di udara membuat raungan mesin motor sport yang di tumpangi Haechan terhenti mendadak. Haechan dengan jantungnya yang berdebar kencang tengah berusaha melepas helm dengan gemetar. Kemudian berlari cepat menuju Gunwook yang terbaring tak sadarkan diri dengan motor sport yang menindih tubuhnya.

Dengan tangan gemetar, Haechan mengangkat motor itu dengan sekuat tenaga. Setelahnya, ia terduduk di samping Gunwook dengan tubuhnya yang bergetar hebat, " Gunwook bangsat! BANGUN WOYY!! " raungnya panik. Haechan menggoyangkan tubuh Gunwook pelan, berharap bisa membuat kesadarannya kembali.

" KALAHIN GUE DULU ANJIR! Bangun Gunwook!! Jangan kayak gini please.. " teriak Haechan, namun Gunwook tak kunjung memberi respon.

Dengan tangan gemetar, Haechan membuka helm yang menutupi kepala Gunwook dengan perlahan. Seketika darah segar merembes keluar dari balik helm itu, hingga menodai sweater putih yang di kenakan Haechan.

" Da-rah.. banyak, ba-nget.. hikss... " ucap Haechan terbata-bata. Air matanya perlahan mulai menetes membasahi pipi. Ia segera membawa tubuh Gunwook lebih dekat dan memeluknya erat.

Suara motor dan mobil yang datang dari kejauhan, menghancurkan keheningan yang menyelimuti mereka. Lampu mobil menyorot Haechan dan Gunwook yang terbaring di tanah, semakin memperjelas kepanikan yang kini menyelimuti teman-temannya.

" HAECHAN! GUNWOOK! " teriak beberapa orang. Mereka segera berlari menghampiri Haechan dan Gunwook dengan langkah tergesa.

" Chan? Haechan? Lo oke? " Jisung menarik Haechan berdiri, tangannya mencengkram kuat lengan Haechan yang terasa dingin dan gemetar. Pandangan Haechan begitu kosong, seolah tertuju pada titik tak berujung di depan sana.

" CHAN? " Haechan tersentak kaget, suara keras Jisung membuatnya tersadar dari lamunannya. Tubuhnya tiba-tiba melemas dengan napasnya yang mulai tersendat-sendat.

Jisung ikut terduduk di tanah. Ia memeluk tubuh Haechan dari belakang, " Tenang oke?! " suaranya lembut, mencoba menenangkan sahabatnya.

Jihoon berjalan mendekat dengan raut paniknya. Sama halnya dengan Sunoo, Taevin, dan Seungmin yang ikut mendekat juga. Wajah mereka kini di penuhi kekhawatiran.

" Se-sak.. " Haechan meringis, suaranya nyaris tak terdengar.

Haechan mencengkeram erat tangan Jisung. Jari-jarinya mencengkram kuat seolah mencari sebuah pegangan. Wajahnya sudah berubah menjadi pucat pasi serta keringat dingin menetes dari dahinya, membuat mereka menatap Haechan dengan khawatir.

" Lo gak bawa inhaler? " tanya Jisung panik. Ia bisa merasakan betapa sesaknya napas Haechan.

Haechan menggeleng pelan, matanya kembali berkaca-kaca. Ia tak mampu berkata-kata lagi. Ia hanya bisa menggeleng lemah sebagai balasan untuk pertanyaan Jisung tadi.

" Nafas pelan-pelan oke?! " Jisung mencoba menenangkan Haechan, mengarahkannya untuk bernapas perlahan.

Haechan menggeleng ribut, air matanya mengalir deras membasahi pipi. Ia tak mampu mengontrol tubuhnya, " Gun-wook gapap-pa kan? " tanyanya terbata-bata, air matanya semakin deras.

BAD BOY OR BABY BOY [ Haechan ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang