Sinar mentari pagi perlahan menerobos celah gorden mewah, menerangi sebuah kamar yang didominasi oleh warna biru laut. Haechan, si bocah manis yang baru beberapa hari ini menjadi bungsunya Minho, ia sudah siap dengan seragam sekolahnya. Menatap bayangan tubuhnya di cermin full body, dengan tangannya yang gesit mengacak surainya agar nampak kesan keren menurutnya.
Hari ini adalah hari terakhirnya menjejakkan kaki di G. Senior High School, sekolah yang baru ia kenal selama hampir satu semester. Besok, ia harus pindah ke sekolah milik Ayahnya sesuai dengan keputusan sepihak sang Ayah kemarin. Haechan sebenarnya menolak keras keputusan ini, namun terpaksa menerimanya dengan syarat ia masih bisa bersekolah di sekolah lamanya setidaknya dalam sehari saja.
Haechan meringis kecil, saat memikirkan teman-temannya. Ia bisa membayangkan bagaimana mereka berkeliling untuk mencari dirinya, bertanya ke sana ke mari, dan mungkin saja sudah menyebarkan kabar hilangnya ke seluruh penjuru dunia? Haechan menghela napas kasar. Ia berbalik, meraih tas punggung berwarna biru yang sudah disiapkan tadi.
Ia melangkah keluar kamar dengan gerakan perlahan. Matanya menangkap dua bodyguard yang berjaga di depan pintu kamarnya. Mereka berdiri tegak, dengan wajah datar tanpa ekspresi. Jujur saja, Haechan merasa sedikit tidak nyaman dengan kehadiran para bodyguard itu. Keberadaan mereka membuatnya merasa seperti narapidana yang dijaga ketat. HAHAHA~
Haechan menyapa singkat kedua bodyguard itu sebelum melangkah menuju lift. Mereka membalas dengan kepala sedikit menunduk. Salah satu dari bodyguard itu dengan sigap mengantar Haechan menuju lift. Lift meluncur dengan mulus, membawa mereka menuju lantai bawah.
Begitu pintu lift terbuka, Haechan langsung berlari menjauh, membawa langkahnya memasuki ruang makan. Di sana, sang Ayah dan kedua Kakaknya sudah terduduk menunggu dirinya.
" Morning Ayah!! " Haechan memeluk Minho dari belakang. Ia mencium pipi Minho, membuat Minho tersenyum hangat.
" Morning too my little boy. " balas Minho sambil mencium dahi Haechan sebagai pelengkap balasan. Haechan tertawa kecil.
Minho melirik kedua putranya yang sudah menampilkan raut tak senang, tangan mereka mengepal erat di bawah meja. Bibir Minho terangkat membentuk seringai kecil, seolah mengejek kedua putranya itu. Jungkook dan Jungwon total mengeraskan rahang. Mereka menatap tajam raut menyebalkan yang dikeluarkan sang Ayah.
Minho terkekeh kecil, ia tau kedua putranya bukan iri dengan kedekatannya dan si bungsu. Tetapi mereka iri melihat betapa mudahnya si bungsu memberikan kecupan padanya.
Perlahan Haechan membalikkan badan menatap kedua Kakaknya. Matanya mengerjap pelan saat mendapati tatapan kedua Kakaknya yang menajam tak lupa dengan raut datar mereka. Haechan merasa jantungnya berdebar kencang, sedikit takut dengan tatapan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD BOY OR BABY BOY [ Haechan ]
Roman pour Adolescents[ H I A T U S ] Haechan, bocah kecil yang hidupnya dipenuhi oleh bayang-bayang kekerasan dari Ayah kandungnya, hingga membuatnya tumbuh menjadi remaja liar dan tak kenal aturan. Segalanya berubah ketika dia bertemu dengan Minho, pria misterius na...