Anyeonggg😃
Hope u enjoy my storyTetaplah tinggi dan seputih awan
Meskipun bergerak pelan terlihat membosankan
-langit-
___________________________________________"Shuut udah gerak tuh" shei membekap mulut lily dengan tanganya. Cewek itu sejak tadi benar-benar tak berhenti mengoceh.
Mata yang tadi tertutup itu berkedip berkali-kali menyesuaikan sinar terang ruang UKS yang menerobos retinanya.
"Dimana ni" tanya rea dengan suara serak
"Gausa drama lo, di UKS nih" celetuk shei yang dibalas tawa geli dari lily
Rea menghela napas berat seraya memutar bola mata.
"Kok lo bisa pingsan gini. Diapaiin sama langit" lily langsung menyerbu rea dengan pertanyaan saat cewek yang baru saja siuman itu tengah menyesuaikan posisi berbaringnya.
"Gatau ah, sialan. Gue disuruh lari keliling lapangan sama pak hakim" jawab rea kesal
"Kok lo berdua tau gue disini" tanya rea heran
"Langit yang nyuruh kita berdua buat ke UKS jagain lo" jawab lily dengan nada menggoda.
"Lo...pacaran ya sama langit?" Bisik lily antusias.
Rea lagi-lagi hanya mendesah, menutup mulutnya rapat-rapat. Bukanya ia tak mau menjawab, tapi dia sendiripun tak tau pasti apa hubunganya dengan langit. Rea masih bimbang, ia hanya menganggap langit sebagai orang yang tengah membantunya melupakan bagas.
"Kenapa diem? Jadi bener?"
Rea menggeleng samar " enggalah, gue sama dia temenan"
♠️♠️♠️
Langkahnya begitu hati-hati saat mendekat ke arah brankar yang berada tepat di tengah-tengah ruangan. Bau obat-obatan begitu menyengat menususk hidung. Disana, di brankar itu terbaring tubuh rapuh seorang wanita yang masih setia menutup mata. Kulitnya memang pucat, tapi tak menutup fakta kalau wanita itu memang begitu cantik. Dia Adya, bunda kesayangan langit.
"Siang bunda, maaf alan cabut" tubuh langit membungkuk, membubuhkan kecupan lembut di kening adya.
Setelahnya cowok itu tersenyum tipis
"Gak dimarahin nih?" Iris elang langit mulai berkaca-kaca. Langit tidak cengeng, tapi ntah kenapa lain halnya jika didepan adya. Langit menjadi sosok yang lemah, ingin rasanya ia menangis sesenggukan hanya agar adya bisa memeluk dan menenangkanya seperti biasa.
Sudah genap sebulan sejak kejadian kecelakaan yang membuat langit kehilangan ayahnya. Mata adya tak kunjung terbuka, seakan menolak kenyataan dunia jika suaminya tak lagi ada.
"Nanti malem langit minta izin balapan sama regan. Berandalan kayak dia perlu sesekali diberi pelajaran. Doain langit menang" tanganya mengelus punggung tangan adya yang terasa dingin. Ya, ia yakin kalau bunda pasti mendengar apa yang ia katakan.
.
.
Sebulan lalu...Hujan deras masih setia mengguyur jalanan aspal hitam yang lenggang sepi pengendara. Terlihat licin, membuat siapa saja yang memacu kendaraanya dengan kecepatan tinggi bisa dipastikan akan berujung mengenaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
LANGIT (behind the Melorine) On Going✅️
Romansa"Gue gasuka sama lo!" "Tapi gua suka sama lo" Langit mendesah pasrah, biarlah sekarang jika dirinya terlihat seperti sales promosi. Yang sedang menawarkan produk 5 in 1 "Pacaran sama gua banyak untungnya. Lo dapet pacar yang keren, kaya dan pinter...