chapter 7

59 53 2
                                    

Holaaa
Happy reading☺️
Hope u enjoy my story

Dont forget vote and comment

Aku pengen nanya, hobi kalian apa?
Kalian suka langit? Langit apa dulu nih

Karena 'langit' adalah candu membuatku merasa ada yang mengerti saat dunia menatapku berbeda
-authorcomel-
___________________________________________

Rintik hujan masih belum berhenti. Membuat jejak tanah basah yang tergenang air. Malam ini tampaknya langit yang mendung tak mengizinkan bintang-bintangnya untuk menyapa bumi sejenak. Jarak pandang pun terbatas karena minimnya penerangan.

Gema masih betah menyendiri sejak 15 menit lalu. Menikmati belaian angin malam yang perlahan menyapa kulit. Rambut coklat gelapnya berkali-kali menari tertiup angin.

Untuk kesekian kalinya ia menghela napas. Cowok itu memejam menikmati hening yang melanda. Cukup membuatnya merasa tenang walau sesaat. Keadaan kediaman melorine tampak lenggang. Sebagian besar lampu pun sudah dipadamkan. Mungkin hanya dirinyalah yang masih terjaga di malam selarut ini.

'Lo anak pungut lebih baik diem deh'

'Bersyukur masih ada yang kasian sama lo, kalo nggak kayaknya lo bakal nggak ke urus'

'Orang tua lo meninggal bukan karena lo pembawa sial kan?'

Seburuk itukah dirinya?

Gema tercenung lama. Kata-kata yang berputar di kepalanya terdengar begitu menyakitkan. Iris mata coklat pekat itu menatap kosong taman mini gazebo.

Namanya Gema Sawala, cowok kalem yang memiliki sifat lembut dan tegas. Walaupun jika dilihat dari luar lebih seperti anak laki-laki yang sombong dan tak banyak bicara. Gema sudah kehilangan orang tuanya sejak ia baru menginjak umur 8 tahun. Tak ada yang tau pasti insiden apa yang terjadi di keluarganya. Karena gema adalah sosok orang yang begitu menutup diri.

Namun mungkin ia harus bersyukur, karena masih ada keluarga langit yang bersedia menampungnya. Merawat dan menyayanginya tanpa perbandingan. Mungkin hal itu pulalah yang menjadikannya lebih dewasa, dewasa sebelum waktunya. Cowok itu tak pernah menunjukkan emosinya pada orang lain. Lebih memilih untuk diam tak peduli.

"Gema, lo belum tidur?"

Suara rendah langit terdengar membuat gema menoleh cepat. Langit melangkah santai, ikut bergabung dengan gema di balkon kamar.

Gema tersenyum tipis. Jauh di dalam dirinya, ia merasa beruntung mengenal langit. Cowok itu seolah membantu gema untuk bangkit secara tak langsung. Langit mengajarkannya cara untuk kuat dengan caranya sendiri.

Sekarang ia tak sendiri. Ada langit yang menemaninya. 2 cowok yang sama-sama memiliki kisah kelam di masa lalu.

"Mikirin apa jam segini belum tidur" tanya langit tanpa menoleh

"Nggak ada sih"

Langit meraih tangan gema, menatap nya penuh teliti. Setelahnya ia menghembuskan napas lega.

"Luka lo udah sembuh" ujar langit tenang.

Gema tertawa pelan "ya iyalah, udah berapa hari coba"

LANGIT (behind the Melorine) On Going✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang