Chapter 5

91 9 0
                                    

Sigra Milir kang Gethek Sinangga Bajul
Kawan Desa kang Njegeni
Ing Ngarsa Miwah Ing Pungkur
Tanapi Ing Kanan Kering 
Kang Gethek Lampahnya Alon

Suara2 itu ... tunggu aku tau suara itu ... aku tau itu...
Aku membuka mataku , dan aku melihat kota kesayangan ku , kota yang menjadi cinta ku pada negeri ini.
Sering kali aku mengunjungi wisata2 yang ada di kota ini .... pepohonan yang rindang  , serta penelusuran ke alam yang di penuhi hutan2.
Banyak sekali nyamuk2 di hutan itu , yang tak hentinya menghisap darah ku , andai bisa aku balas .. aku akan menghabiskan darah nya .

Aku suka sekali pemandangan ini , keindahan alam nya , apalagi yang sejuk , damai , dan penuh ketenangan .
Tapi di hutan ini juga damai dan tenang nya sungguh terlalu bagiku , karena menjadi sunyi , sepi dan begitu mencekam .
Kerap kali mereka yang jahat akan menampakan dirinya padaku dengan sengaja.

Entah sudah berapa ratus meter jalanan berkerikil ini kutapaki sendirian , tunggu sendirian ? kenapa bisa aku berada disini sendirian ?
Aku tak tau lagi , harus berapa lama dan berapa jauh lagi kaki ini akan melangkah ?

Tak bosan2 nya aku terus mengumpatkan kata2 jahat dalam hati dan fikiran ku , sunyi dan sepi hanya ada suara2 jangkrik yang terdengar begitu nyaring di telingaku.
Ntah kenpa , semakin lama rasa takut menghinggapi , akupun segera memutuskan untuk mempercepat jalan ku.
Sebenarnya aku ini akan kemana ? bukan kah tadi aku melihat kota kesayangan ku ? lantas mengapa sekarang aku berada di hutan ini ?

Tiba ....Tiba.....
Astaga...........
Aku sangat terkejut sekali , bagaimana tidak ? tiba2 saja sudah ada sosok perempuan yang sedang berlutut persis di hadapan ku , berteriak histeris dengn suara yang cempreng .
Dia berusaha menggapai tubuhku , lebih tepatnya kaki ku
Tapi tunggu ... Tubuh nya kenapa terlihat hampir hancur begitu ?
Tangan nya tiba2 saja tak berbentuk lagi , aroma busuk mulai tercium hidungku , hingga perutku terasa sangat mual sekali.
Wajahnya juga tiba2 menjadi hitam melebam seperti luka bakar  , hanya rambutnya saja yang masih terlihat utuh meski terlihat berantakan.

Aku merasa ketakutan ... sangat ketakutan , tubuh ku tidak mau berkompromi denganku.
Kakiku terasa kaku , jangan kan untuk berlari , bergerak saja tidak bisa.
Perempuan itu semakin mencoba mendekat dan meraih tubuhku.

Tidak ... tidak ... jangan sentuh aku..
Tidakkkkkkkk ... Jangan............
.
.
" Shan... Bangun shan ... Shan.... " Teriak yeji untuk yang kesekian kalinya

Shani dari tadi berteriak2 dalam tidurnya , yeji takut jika kejadian tempo hari akan terulang lagi.
Yeji sudah bersusah payah untuk membuat ryujin berdamai dengan shani.
Sepulang nya shani dari rumah sakit waktu itu , ryujin hampir saja memukul shani dan beruntung lah yeji menyadari pergerakan ryujin itu.

Shani ? tentu saja dia tau jika ryujin akan memukul nya , pergerkan semacam itu sangat lah mudah di lihat oleh mata shani .
Shani dan ryujin terjebak dalam posisi yang menegangkan, karena mereka berdua saling bertatap dingin.

" Pukul aja ji " Kata ryujin
" Tapi ..... " 
" ah lama ... Plakkkk " ryujin sudah menampar pipi shani cukup keras , agar shani cepat bangun

Dan benar sja , usaha ryujin pun berhasil , shani tersadar dari tidurnya , shani merasa pipinya sakit , dan bukan hanya itu saja , dadanya juga sakit .
Shani tiba2 merasa kehausan , diapun bangkit dari tidurnya lalu berlalu begitu saja melewati ryujin dan yeji.

ryujin dan yeji mengikuti shani sampai kedapur , dan benar saja shani seperti seorang kesurupan.
Dia minum hampir 3 botol besar aqua , dan sshani masih saja merasa haus , ntah kenapa dan ada apa dengan dirinya ?

Mafia In The MorningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang