Bab. 5

764 92 8
                                    

Haechan memasuki mobil Mark, ia duduk dibagian depan bersama dengan Mark yang duduk dibagian kemudi.

Mark melirik Haechan yang sudah duduk disampingnya, tangannya memegang sebuah foto entah milik siapa. Sepertinya itu foto seorang pria dilihat dari rambut pendek pirangnya yang sedikit terlihat oleh pandangan mata Mark.

"Kau membawa foto siapa?"

Haechan menoleh, melirik foto ditangannya sebelum langsung memasukkannya kedalam saku blazer miliknya.

"Bukan siapa-siapa" Haechan tersenyum canggung. Mark mengangkat bahunya tidak peduli, ia mulai menyalakan mesin mobilnya dan melaju meninggalkan kediaman Lee.

"Hina benar-benar sudah berangkat kesekolah lebih dulu?"

"Begitulah"

Mark melirik Haechan yang saat ini menatap pemandangan dari jendela mobilnya.

"Kalian bertengkar kenapa?"

"Bukan masalah penting"

"Kurasa Hina gadis yang tidak mudah marah. Pasti kau membuatnya kesal sampai dia berangkat lebih dulu" ucap Mark, Haechan menoleh.

"Kami memang jarang pergi kesekolah bersama. Dia selalu berangkat paling akhir"

"Tapi sekarang dia berangkat kesekolah lebih awal"

"Bisakahㅡ kita berhenti membahasnya?" Jujur saja, Haechan malas sekali karena Mark terus membawa Hina dalam pembicaraan mereka. Ia hanyaㅡ tidak suka.

Berangkat bersama dengan Mark ternyata tidak juga membuat mood-nya bertambah lebih baik.

Haechan mendesah, memalingkan kembali wajahnya dan memandang pemandangan dari dalam mobil Mark.

'Sejak kapan perasaan tidak suka ini datang? Hina saudaraku, kenapa aku harus memiliki perasaan seperti itu untuknya?'

Haechan meremas tangannya.

Mark menoleh kearah Haechan, ia berusaha membagi fokusnya antara jalanan dan juga Haechan yang terlihat aneh hari ini.

"Baiklah. Kuharap kalian segera berdamai" ucap Mark "Ingatlah, kalian sudah lama tidak bertemu. Seharusnya kalian menghabiskan waktu dengan tawa, bukannya malah saling memusuhi seperti ini" lanjutnya lagi.

"Kami tidak bermusuhan!"

"Baiklah, aku salah lagi" Mark menggeleng kecil dan kembali fokus dengan jalanan.

>>>

"Kupikir ini akan sulit. Maafkan aku, Karina"

Karina tersenyum manis, ia menepuk pelan kepala Hina membuat gadis cantik itu melirik kearahnya.

"Tidak apa. Seharusnya aku yang minta maaf. Karena akuㅡ kau sampai bertengkar dengan Haechan" Karina tersenyum pahit. Sepertinya Haechan tidak mudah untuk ia dapatkan. Padahal, selama ia memperhatikan Haechan beberapa tahun ini, Karina sama sekali tidak pernah mendengar atau melihat Haechan dekat wanita manapun.

Mungkin dia bukan tipenya?

"Jangan menyalahkan dirimu. Aku akan senang kalau kau jadi Kakak iparku" Hina memeluk Karina yang berdiri disampingnya. Karina tertawa pelan, mengusap lembut rambut sewarna almond milik Hina.

"Kau berpikir terlalu jauh"

"Bukankah itu tinggal beberapa tahun lagi? Kita lulus sekolah tahun ini, lalu kuliah dan bla bla blaㅡ kita menikah!" Hina tertawa, Karina berdecak sambil menggeleng pelan. Matanya tiba-tiba melirik kearah pintu kelas dan menemukan Haechan berdiri disana.

𝗣𝗹𝗮𝗶𝗲𝘀 [MarkHyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang