CHAPTER 8 : NEONATHA FAMILY

3.1K 166 3
                                    


BRAAAKKK~~~

"ISTRI MACAM APA KAMU? KERJAAN NYA KELUYURAN, FOYA FOYA. GAK TAU URUSAN RUMAH! GAK TAU NGURUS ANAK! GAK MALU KAMU SEBAGAI IBU? GAGAL MENGURUS ANAK."

"GAK USAH MENDIKTE AKU! KAMU SENDIRI GIMANA?! UDAH JADI AYAH YANG BAIK? KAMU AJA PULANG TIGA BULAN SEKALI. NGACA TRISTAN!"

"KURANG AJAR!! PEREMPUAN KURANG AJAR."

PRANG!!!!!

"KAMU LAKI LAKI SIALAN!!!"

BRAAAKK!!!!

BUKHH!!!!

Seperti itulah keadaan rumah Keluarga Neonatha setiap Sang Kepala Keluarga dan nyonya Neonatha sudah berada di rumah. Tidak pernah ada ketenangan ketika mereka sudah bertemu, yang ada hanya pertengkaran dan lempar lemparan barang.

Bagaimana keadaan Sang anak? Caramel Neonatha hanya bisa duduk di pojok kamar sambil menyumpal kedua telinga dengan sepasang airpods yang memutarkan musik kencang. Berusaha meredam suara suara jahanam itu dan menenangkan pikiran.

Walaupun air mukanya terlihat tenang, namun siapa sangka? Hati nya menangis menjerit, meminta orang tuanya menghentikan pertengkaran mereka.

Meminta kedua orang tua nya duduk bersama. Meminta kedua orang tua nya memeluk m dan mengapit nya di antara mereka, tapi sia sia. Semua itu hanya angan-angan belaka.

Keharmonisan dalam keluarga adalah hal mustahil yang Caramel harapkan. Hanya keajaiban yang bisa membuat itu menjadi nyata.

Semenjak lima tahun yang lalu. Tak pernah ada kata bahagia dalam keluarga mereka. Tak pernah dia rasakan bagaimana senangnya duduk di antara senda gurau papa dan mama, tak pernah Caramel rasakan riang nya berpiknik di taman safari saat weekend menyapa.

Caramel selalu sendirian. Sejak kecil, semenjak Abangnya meninggal tahun tahun yang lalu. Gadis itu tidak lagi memiliki sandaran. Tak lagi memiliki teman senasib, semenjak itu pula lah mama nya tidak pernah berada di rumah barang sehari. Alasannya ingin menghilangkan perasaan sedih, karena jika di rumah dia selalu teringat dengan Tama.

Dia lupa, bahwa dia masih memiliki seorang anak perempuan yang membutuhkan kasih sayang dan membutuhkan perhatian nya. Sampai sekarang wanita itu lebih betah di luar. Tidur di apartemen atau di kantor nya sendiri.

"Buat apa kalian pulang kalo cuma bertengkar?"

"Bukan pertengkaran itu yang Caramel harapkan, Mah.... Pah."

"Sekali... aja. Bisa gak, sekali aja kita duduk bersama di meja makan seperti keluarga keluarga lain?"

"Cuma itu yang Caramel mau."

Beribu harap gadis itu bisikan dalam lubuk hati, walaupun dia tau harap nya itu nanti akan jadi luka sendiri yang menusuk jantung nya. Walaupun begitu, sang gadis tidak pernah berhenti berdoa. Dia masih ingin menjadi seperti anak anak lain yang mendapatkan kehangatan dalam rumah.

Tok tok tok....

"Cara nya papa... Papa masuk ya, sayang?

Suara lembut Tristan Neonatha memanggil anak semata wayangnya dari luar kamar, karena tidak ada jawaban. Pria itu membuka pintu kamar Caramel.

Mata nya mengedar ke seluruh ruangan mencari keberadaan sang anak, hingga akhirnya dia menemukan sosoknya. Gadis itu duduk menekuk kedua lututnya di samping tempat tidur. Dengan telinga yang disumpal dan kepala tersandar di tembok. Mata nya terpejam.

Pria dengan balutan kemeja biru langit itu melangkah kan kaki nya ke arah Caramel. Berlutut di hadapannya dan menyentuh kedua lutut sang anak gadis.

Merasakan sentuhan kecil itu. Caramel tersentak lalu membuka mata. Dia terkejut endapati wajah tampan sang papa tersenyum tipis. "Papa."

BK VS BAD GIRL {END} ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang