Sekolah hari ini ia jalani seperti biasanya belajar, berdiam diri di perpustakaan, atau duduk sambil membaca buku di kelas. Tidak ada yg berubah bahkan ia selalu pura-pura tidak kenal setiap berpapasan dengan kakak-kakaknya.
Saat ini putri sedang berada di atap sekolah bersama geng Giselle. Sudah menjadi hal biasa bagi putri selama 1 Minggu sekolah di sini di tarik ke balkon untuk di olok" atau menjadi bahan kesenangan pribadi mereka.
"Berterimakasih lah karena gw enggak nyiram lu kek biasanya" ucap gadis itu sinis dengan di iringi tawa
"Jarang-jarang lo kita baik kek gini" tambah Weni
"Udah seminggu lu sekolah di sini dan kita enggak tau asal usul lu, ya walaupun gw juga enggak peduli sih" jelas Weni panjang lebar"Atau jangan-jangan dia pelacur lagi?" Ucap Amel dengan asal
"Pelacur kak Danu? Enggak mungin kak Danu tu alim baik lagi gw pernah ketemu dia jadi impossible" tolak Giselle
"Mungkin dia pengemis terus sama bang Danu di jadiin babu" ucap Amel
"Gw enggak peduli dia siapa, sekarang gw cukup berterimakasih sama dia karena dia udh buat gw bahagia beberapa hari ini" ucapnya dengan kaki ya yg menginjak tangan putri.
Sebenarnya injakan itu akan sangat sakit bagi orng lain tapi entahlah putri tidak merasakan apa-apa. Ia hanya diam mendengarkan 3 wanita di depan ya ini berbicara tentang ya yg tidak-tidak. Jika kalian menanyakan Oca, ia sedang berada di ruangan rapat karena setelah perlombaan yang terjadi 2 hari lalu ia menjadi sangat sibuk.
"Oh iya nanti pelajaran Bu Lala kan?" Ucap Giselle pada teman-temannya
"Lu udah siapin semuanya kan!"lanjutnya dengan memberikan buku milik Giselle dan weni"Oh iya btw mana titipan gw mel?" Ucap Giselle
Setelah itu Amel pun seperti mengambil sesuatu di belakang kursi tempat mereka duduk dan memberikannya pada Giselle.
"Kek ya seru deh klo lu hari ini di hukum" ucap Giselle dengan smrik dan memulai membuka tas milik putri
"Mau lu apain tas gw?" Tanya putri yang shock sekaligus takut dengan apa yg akan di lakukan Giselle
Giselle mulai mengambil buku pelajaran IPA dan membuang ya di tanah tak hanya itu ia menyiram buku itu dengan air minum yg di bawa putri yg ia letakan di tas ya dan merobek-robek buku putri menjadi tidak beraturan. Putri pun sangat panik ia mencoba meraih bukunya tapi di tahan oleh Amel dan Weni.
"Upss... sorry" ucap Giselle dengan nada sok terkejut
"Gw enggak sengaja" lanjutnya lalu melempar botol minum milik putri dan tas ya jugaPutri langsung menghampirinya buku ya yg telah basah dan berantakan setelah pegangan Amel dan Weni di lepas.
Putri memandang kesal ke arah angel dan teman-temannya. Setelah itu mereka ber-3 meninggalkan Putri sendirian di atap sekolah.Benar saja saat ini putri di hukum untuk berdiri di lapangan dengan tangan memberi hormat ke bendera. Hari ini cuaca sangat terik dan putri di hukum tepat pada jam 1 dan akan selesai di jam 02.30 siang nanti. Amel yg berada di kelas atas melihat ke arah putri dengan senyum di wajahnya ia merasa sangat berhasil menggerjai Gadis itu. Savian yg sekelas dengan Giselle juga memandang ke raja putri dengan tatapan datar setelah ya ia melanjutkan belajar ya lagi.
Sedangkan putri ia merasa sedikit pusing apalagi seharian ini ia harus memakai masker untuk menutupi bibir ya dan pipinya yg luka. Sudah sangat lama ia berdiri sampai akhirnya putri pingsan dengan darah mengalir di hidung ya. Savian yg melihat murid di kelas ya panic ikut melihat ke arah apa yg mereka lihat. Tanpa babibu Savian langsung berlari ke arah lapangan menghampiri putri yg sudah di krumuni murid-murid, Savian menggendong putri untuk ke ruangan UKS dan jangan lupakan tatapan para siswi yang iri apalagi Giselle dengan wajah kesal ya.
"Awas ya lu put" gumam Giselle
Alan yg melihat kejadian itu dari kelas ya menatap datar lalu duduk lagi ke tempatnya.🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼
KAMU SEDANG MEMBACA
Saudari Kami
General Fiction4 saudara yg telah kehilangan kedua orang tua ya karena kecelakaan mobil yang mengharuskan mereka untuk mandiri dan hidup bersama dalam satu rumah besar peninggalan kedua orang tua mereka. kehidupan yg awalnya baik-baik saja sampai tiba-tiba ada seo...