18🌼

20 1 0
                                    

Sesampainya di rumah Danu yang sedari tadi memperhatikan putri yg diem dan tertunduk seperti orang takut merasa aneh.

"Put kamu kenapa?" Tanya Danu pada putri

"Abis di bully dia bang, tapi enggak mau lu tau" sahut savian dengan suara menyindir

"Bully?! Kamu di bully lagi, sama anak ya Bu Retno?" Tanya Danu yang terkejut

"Noh kan udh gw bilang bang Danu tu tahu, walaupun savian enggak ngomong bang Danu juga bakal tau" ucap alan

"Kenapa kami enggak bilang?" Tanya Danu khawatir

"Aelah bang syukur-syukur gw sama savian liat kalo enggak, enggak tau deh" ucap Alan lagi

"Gitu masih mohon-mohon buat enggak kasih tau bang Danu, klo enggak di cepuin bakal diem aja tu" timpal savian sedikit kesal

"Putri, kakak kamu udh bilang klo ada apa-apa ngomong sama kakak, kenapa enggak telfon Kaka aja atau Alan sama savian" ucap Danu yg sedikit kesal dan khawatir

"Kenapa enggak ngelawan sih put?" Tanya Ervan yg sedari tadi diam

"Males kk, gw males beurusan sama orang kayak dia" jawab putri

"Terus lu mau terus-terusan di bully sama dia?!" Sela Ervan dengan emosi
"Gw nggak habis pikir sama lu put, enggak ada manusia yg suka di bully bahkan hewan pun enggak mau"

"Gw cuman enggak mau klo sampe gw ngelawan kalian juga kena" jawab putri

"Terus lu mau di bully terus sama dia, put lu kemarin sampe masuk RS gara-gara ulah tu cewek!" Kesal Ervan

"Udah-udah,  sekarang kalian semua bersih-bersih badan dulu, kita omongin lagi nanti masalah putri" pinta Danu

Mereka pun ke kamar mereka masing-masing untuk membersihkan diri tak kecuali Danu. Namun ia tidak ke kamar melainkan ke meja kerja ya dan duduk dengan menyenderkan baju ya di kursi sambil memegang pelipis jidat ya.

Tiba-tiba suara dering handphone mengangetkan Danu. Dan ternyata yg menelfon adalah sekretaris ya Erlan.

"Halo, kenapa rlan?" Tanya Danu

"Masalah putri, gw udh tau siapa yg buat celaka putri" jawab Erlan di sebrang sana
"Apa yg lu curigai bener, kalo kakek lu yg lakuin itu semua dia sampe nyewa orang buat mencelakai putri dan lu harus waspada di sekitar rumah lu udh ada yg ngawasin dari kemarin, gw tau karena sempet ngeretas cctv Deket perumahan lu dan gw liat orang suruhan kakek lu di sekitar sana lu harus hati-hati nu" jelas Erlan

"Makasih rlan udh bantu gw" ucap Danu yg sangat berterimakasih pada sahabat ya itu
"Oh iya satu lagi, gw butuh bantuan lu, lu bisa cari pemilik butik yg pernah kita omongin kemarin, sama pak widoyo " pinta Danu

"Pak widoyo? Kenapa emng?" Tanya Erlan

"Gw punya firasat klo yg gelapin dana perusahaan itu dia, Lu harus cari buktinya, tolong ya rlan"

"Ok, tapi gaji gw tambah ya ini termasuk kerja lembur Lo"

"Iye deh iye gw tambahin 3× lipat"

"Ok" jawab Erlan tampak sangat bahagia dari suara ya yg sangat senang

Setelah itu sambungan telefon terputus. Danu keluar dari ruangan kerja ya menuju kamar untuk bersih-bersih. Sesat ia telah keluar Danu melihat Putri sedang memasak untuk makan malam mereka terlihat putri sangatlah fokus pada kegiatannya sampai-sampai tak tau Ervan sudah duduk di meja makan dan memperhatikannya.

Di sisi lain Ervan sedang duduk manis memandangi putri yg sibuk dengan kegiatannya. Sampai akhirnya putri sadar ketika ia tidak sengaja memandang ke arah meja makan.

Saudari KamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang