06🌼

26 3 0
                                    

Sudah seminggu putri tinggal bersama ke-4 saudaranya yang beda ibu ini dan selama itu lah ia masih terlihat seperti orang asing di rumah besar Winato. Sebenarnya ia tidak ingin bertemu saudara-saudaranya jika bukan perintah ayah dan ibunya sebelum bunuh diri untuk menemui mereka, ia tidak akan di rumah ini. Karena ia tau bahwa menjadi anak simpanan pasti akan sulit, menurut ya tanpa tau yg sebenarnya.

Saat ini ia berada di balkon kamar ya, melihat langit malam walaupun yg terlihat hanyalah bulan. Ia memejamkan matanya menikmati hembusan angin malam yang menerpa seluruh tubuh ya sampai tiba-tiba ada suara yg memanggil ya.

"PUTRI......PUT.......PUT.........!!!!"

"iya kak ada apa?" Tanya ya yang masih mengatur nafasnya karena habis lari-lari dari kamar ya di lantai 2 untuk ke lantai 1

"Cariin cemilan dong gw mau nonton film" ucap Alan dengan tidak memandang ke arah Putri
"Oh iya di dapur enggak ada tadi udh gw cari, lu beli di supermarket sana gw males soalnya" lanjutnya

"Tapi ini udah jam 11 kk" ucap putri dengan canggung

"Terus, kenapa klo udah jam 11, kan belum jam 12" ucapnya masih dengan posisi di awal tidak memandang ke arah putri

Putri pun dengan terpaksa mengiyakan perintah kk dan dan keluar membeli apa yg di minta kk ya. Sepanjang jalan iya selalu waspada melihat sekeliling, jarak supermarket dan komplek perempuan putri lumayan jauh apalagi ini sudah jam 11 ia sangat takut, bukan pada hantu tapi pada manusia. Saat tiba di supermarket ia langsung mengambil beberapa cemilan lalu membayarnya dan pulang. Ia masih tetap waspada sampai melihat sekeliling tapi sialnya ia melihat ada dua pemuda yg sepertinya mabuk jalan berada di depan jalan ya.

"Astagfirullah kenapa tuh cowok di situ sih? Mana kek ya mabuk lagi" kesalahannya dengan terus memperhatikan pergerakan 2 cowok itu

Lalu salah satu dari 2 pria itu tidak sengaja menatap putri dan mulai mendekati putri. Putri yg sadar perlahan mundur dan mencoba untuk lari tapi sialnya 2 pria itu juga ikut lari mengejarnya.

"Astagfirullah doa apa ni gw biar tu orgil kagak ngejar gw" ucap ya panik dengan terus berlari entah kemana
"Tu cowok kenapa ngejar gw sih?" Ucapnya prustasi dan takut

"Greppp" tiba-tiba 2 pria itu sudah memeluk erat tubuh putri yang membuat kresek berisi cemilan titipan Ervin jatuh. Putri mencoba untuk melepaskan pelukan 2 pria itu. Putri di seret ke suatu tempat yg lumayan gelap seperti gang. Putri mulai panik dan memberontak lebih kuat dibandingkan yg pertama.

"LEPAS! KALIAN MAU NGAPAIN GW?!" Teriaknya dengan terus menggoyangkan badannya berharap bisa lepas dari 2 pria itu
"LEPASIN GW!!!" Ucapnya lagi yg langsung mendapatkan tamparan tepat di pipinya
"Argh...."

"Lu bisa diem enggak?" Ucap salah satu pria itu

"Kita apain ni cewek?" Tanya pria satunya yg memakai baju hitam

"Ewe aja lumayan ni" jawab pria yg memakai baju biru yg mendapatkan anggukan dari dari teman ya

Putri yg mendengar perbincangan mereka mencoba untuk lari tapi sialnya pria berbaju biru menyadarinya dan dengan sengaja memajukan salah satu kakinya yg membuat putri tersandung.

"Lu mau pergi kemana?" Ucap pria berbaju biru dengan menyengkram dagu putri dan smrik di wajahnya

"LEPASIN GW!" Ucap putri di depan pria yg berada di depannya

"Puasin kita dulu baru lu bisa lolos" ucap laki laki berbaju biru

Pria memakai baju biru mengangkat putri dan membantingnya ke sebuah dinding dan menampar ya lagi sampai keluar cairan merah di samping bibirnya. Putri terus memberontak walaupun ia sudah sangat pusing. 2 pria itu merasa kesal dan putri yg masih memiliki tenaga untuk memberontak akhirnya memukuli putri beberapa kali berharap ia akan pingsan tapi nihil putri masih bisa memberontak sangat brutal.

Saudari KamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang