M/n pemuda itu kembali ke Korea setelah bertahun-tahun lamanya. Karena mendengar ibunya tiada membuat niatnya itu lah yang membawa M/n pulang ke Korea.
M/n sangat sedih mendengar ibunya tiada, walapun ibu tiri. M/n sangat merasakan kehilangan. Hanya ibu tirinya itu yang bisa memberitahu M/n bagaimana sebuah kasih sayang.
"Terimakasih telah mejadi tempat hangat ku." M/n membungkuk dan pergi, meninggalkan ayahnya yang sedang dilanda kesedihan, beberapa orang yang datang ke pemakaman hanya diam dengan menatap kasihan.
M/n melangkah dengan kepala tertunduk, dia mengepalkan tangannya. Bersikeras untuk tidak menangis.
Saat di luar, M/n menatap seorang wanita yang bersandar di mobil ayahnya membuat M/n bingung "permisi, tapi bisa bibi pergi?" wanita itu menatap M/n dengan tatapan seperti orang yang merasa terhina "apa katamu? Bibi. Aku setua itu Hah?!" M/n menatap nya dengan tatapan dingin. 'Orang gila mana wanita tua ini.' pikirnya.
M/n menghela nafas "pergilah." ucap M/n kasar, dia tidak suka kehadiran wanita itu disini. Pikirannya jadi melayang ke-jurang, memikirkan hal buruk yang dilakukan ayahnya. Mungkin ayahnya akan menikah lagi, dan melakukan hal bodoh lainnya. Itu hal buruk yang dibenci M/n.
M/n memilih untuk pergi saja, dan menaiki motor nya untuk menjauh. M/n Melakukannya, menaiki motor dan melaju dengan motor itu, meninggalkan tempat duka.
M/n menghentikan motornya di sebuah cafe dan masuk kedalam sana "yoo, M/n." temannya pemuda itu menyambut nya dengan senang "di tempatmu lagi berduka kau malah kesini, dasar Gila." Ucap man ho dengan muka-muka tak percaya.
M/n menarik kursi lalu duduk "aku datang ke-Korea karena cuman ingin menghadiri pemakaman." jelas M/n dengan tatapan yang kelihatan sedikit kesal. Ia tak mau mengingat kesedihannya lagi, baginya itu akan membuat nya susah untuk melakukan aktifitas sehari-hari nanti.
"Hehe, santai saja bicara nya dong." bisa-bisanya man ho yang satu ini tertawa seperti ada yang lucu saja 'apa yang lucu.' batin nya M/n heran.
"Anu, besok ada festival yang diadakan di SMA jaewon. Mau ikut enggak?" tawar nya. karena malas untuk memikirkan sesuatu, M/n mengabaikan tawaran man ho membuat pria itu kesal dengan sifat M/n yang dibilang tak sopan "dasar, setidaknya Jawab ucapan ku sialan!"
"Ya, terserah." Han ho tersenyum miring lalu memainkan ponselnya "nanti kami kerumah mu," M/n menatap temannya lagi, bingung dengan kata 'kami.'
"Kami?" ucap M/n dengan alis yang terangkat satu "aku dan satu wanita." Man ho tersenyum kepada M/n yang hanya di balas tatapan tajam oleh pemuda Surai Hitam itu, mata sleepy Eyes milik M/n membuat tatapan biasanya seperti orang punya dendam kesumat.
"Da, darimana sih kau mendapatkan mata setajam itu. Seram tau." M/n menghela nafas, pertanyaan itu membuat moodnya sedikit rusak "yang benar saja kau, menanyakan hal itu." Man ho hanya tertawa kecil 'apa aku salah bicara ya?' batinnya bingung dengan wajahnya M/n yang tampak tak-nyaman.
"Ka, kalau gitu...mau pesan apa? Biar ku teraktir!" ucap nya man ho dengan semangat lalu merangkul pundak M/n itu dengan kegirangan berusaha mengeluarkan suasana canggung diantara mereka berdua.
---
Matahari sudah memunculkan diri, menyinari seisinya. Matahari kali ini lebih terlihat cerah dan angin lebih berhembus halus──
──Bugh
Yang benar saja. M/n terjatuh dari kasur nya. Payah.
Sesuai janji, mereka pun menjemput M/n yang ada di rumah. Tapi setelah di panggil-panggil M/n tak keluar membuat mereka heran "kemana teman mu itu? Lama sekali." ucap sang wanita kepada man ho dengan wajah yang tak bersahabat "Kau bisa diam dulu tidak?" wanita itu mendengus.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐋𝐎𝐎𝐊𝐈𝐒𝐌 𝐓𝐇𝐄 𝐃𝐍𝐄𝐂!!
Fanfiction❝ gw M/n! ❞ Jika kalian bertanya seberapa tampan nya M/n maka jawabannya adalah sangat lah tampan, pemuda yang memiliki alis tebal dan rahang yang tegas ini sudah pasti dikejar sama para wanita manapun. M/n, seorang pria dari indonesia yang pulang k...