M/n berjalan menuju sekolah bersama zin dan mijin. Mijin wanita itu tampak memperhatikan M/n yang kelihatan kurang tidur "kamu nggak papa?" M/n menghela nafas sembari mengantongi kedua tangannya kesaku mantel hitam yang ia kenakan "karena suhu dingin aku jadi susah tidur. Ditambah gangguan stalker."
Zin langsung tertawa seperti orang stres, M/n dan mijin saling lirik karena bingung dengan tawa pecah Zin yang dibilang aneh "sungguh? Stalker? Orang jelek seperti mu mana ada yang suka, hahaha!" mijin tersenyum paksaan untuk menutupi malunya "Zin, jangan gitu." Zin langsung meringis ketika pantatnya di tendang M/n sampai mau jatuh "sialan!"
Ujung-ujungnya mereka main kejar-kejaran walaupun sesekali M/n hampir jatuh karena tidak ada stamina untuk berlari "awas kau M/n!" berujung kejar-kejaran mereka sampai Kelas. M/n berhasil ditangkap Zin dan langsung Memojokkannya kedinding, karena kesal zin mengunci tangannya pemuda itu untuk tak bergerak dengan leluasa.
Tapi posisi mereka dibilang cukup ambigu "hey, bocah. Bikin kesal saja. Kau sekali lagi melakukan itu, aku akan..." ucapan Zin terpotong oleh Seok yang datang dengan polosnya melihat mereka cukup lama, bingung sedang apa mereka berdua ini "Zin, kau...?"
Zin melihat M/n dan Seok bergantian beberapa kali, Zin langsung melepaskan M/n yang kelihatan tanpa stamina "i-ini bukan seperti yang kau pikirkan!" Seok terkekeh canggung karena haneul tiba-tiba muncul dan memanasi Zin yang sudah memerah malu tak karuan "zin, tak ku sangka kau ingin mencium M/n."
"Sudah kubilang ini salah paham!" Seok menggaruk pipinya dengan tawa yang cukup terdengar di buat-buat untuk mencairkan suasana "M/n? Kau tidak apa?" Zin menatap Seok cepat "aku tak melakukan apa-apa, masa enggak percaya?!"
"Bukan begitu Zin, ah...M/n tampak kelelahan." M/n berjalan lelah kemejanya dan langsung duduk dengan kasar membuat jay kaget. Zin, haneul, dan Seok menatapi M/n yang kelihatan tak seperti biasanya "M/n itu kenapa?"
Jay menepuk-nepuk kepalanya M/n lembut, si pirang itu tampak kebingungan dan khawatir dengan M/n yang bicara tak jelas, seperti menggerutu samar "ah, paling juga lelah karena lari." ucap Zin acuh, tapi sesekali melirik M/n hanya memastikan bocah itu benar baik-baik saja.
"ah, bohong saja kau payah zin." ucap haneul membuat Zin kesal "heh, ucapan ku benar! Dia lelah karena lari!" Zin melipat kedua tangannya didepan dada "nanti juga bakal baikkan setelah makan siang."
M/n hanya menetap dikelas. tidur di mejanya membuat yang lain, yang pergi kekantin merasa heran dengan tingkah M/n, biasanya bocah itu yang paling semangat kalau soal makan. Bahkan anak kelas lain menanyai M/n kemana.
Zin yang tak tahan pun memaksa M/n bangun, pada akhirnya M/n marah-marah karena dibangunkan, mana marahnya pakai bahasa Indonesia, belum sadar sepenuhnya nih bocah "Ngomong apaan sih?"
"Kalian yang ngomong apa, bicara enggak jelas gitu. Aku hanya perlu tidur." M/n kembali tidur, tanpa mempedulikan Zin dan Seok yang sedang menatapi nya "Kau kurang tidur?"
"Iya." Seok menatap Zin, Zin hanya mengangkat bahu ringan, tak tahu bahasa apa yang dia gunakan bocah itu "ah, jadi begitu." Seok menggaruk-garuk tengkuknya bingung "ah...karena stalker, hidupku rasanya tak tenang bangsat." Seok menatap M/n kaget "stalker?!"
"Jelek begitu, emangnya ada yang mau."
"Seok, suruh Zin untuk diam dong. Bajingan ini bikin emosi saja." Zin mau marah, tapi ia tahan karena sedikit percaya "Seok...aku ingin tidur di tempatmu sehari saja. Aku tak tenang dirumah seorang diri." Seok menatap M/n dengan helaan nafas panjang, dia juga kasihan, mau tak mau mengizinkan M/n untuk tinggal dirumahnya "ah, baiklah. Selagi membuat mu bisa tidur nyenyak."
---
"ah, capek. Aku pulang. Oh, iya..." M/n menguap ngantuk, baru saja seok ingin mempersilahkan bocah itu masuk, M/n keburu masuk dan langsung berbaring di lantai.
"Ah, kau lelah sekali ya?" seok sedikit terkekeh melihat M/n yang tiduran dilantai seperti orang tak berdaya. Seok menatap sekitar ruangan, ia bingung, kenapa rumahnya lebih bersih dari sebelumnya "kau kenapa seok?" tanya M/n bingung dengan seok yang tampak diam.
"bu, bukan apa-apa." seok terpaksa tersenyum karena tak mau menganggu M/n "aku, mandi dulu ya." M/n mengangguk dan kembali diam, sedangkan seok kaget melihat sesuatu. M/n makin bingung kenapa seok dari tadi diam, tak biasanya bocah itu tidak bicara dengan nya.
"Kenapa kau diam saja?"
"Ah, eh? Hehe...bukan apa-apa, aku mandi dulu." M/n mengangguk lagi, dan kembali diam. Berusaha tidur tapi matanya tak bisa diajak kerja sama "ah, ayolah..." M/n mendudukkan dirinya dan sedikit meregangkan badannya, entah kenapa dari tadi M/n merasa ada yang memperhatikannya, tapi setelah dilihat kesini kesitu tidak ada seperti sepasang mata yang memperhatikannya.
Tiba-tiba seok datang dengan hairdryer nya, Seok tampak berjongkok di samping Seok kecil yang sedang lelah tertidur, tapi karena M/n merasa bingung pun angkat bicara "kenapa Seok kecil tidurnya nyenyak sekali?" tanya M/n, reflek membuat Seok kaget dan menghentikan tangannya yang hampir saja memukul Seok kecil untuk bangun "ah, ah? Eh? Oh...i-iya, hehe.. Dia lelah, makannya tidurnya pulas banget."
M/n beroh ria lalu menatap Seok yang tampak keringat dingin "a-anu, aku mau tidur lebih cepat, jadi..." ucap Seok sedikit gugup, M/n pun paham "ah, maaf. Kau butuh privasi." M/n pun membelakangi Seok dan mulai sedikit menguap ngantuk, Seok pun bergegas membangunkan Seok kecil perlahan.
Setelah Seok selesai bertukar tubuh, Seok kecil pun kaget karena M/n secara mendadak kembali berbaring dilantai "ah? Seok kecil, maaf hehe. Aku membangunkan mu ya?" Seok kecil hanya menggeleng dengan senyuman canggung "aku akan pergi berkerja, kau ingin tetap disini atau..."
"...tenang, aku akan keluar juga. Aku ingin jalan-jalan cari angin. Dan sedikit urusan." Seok kecil itu hanya mengangguk, sedikit canggung. Karena ditubuh ini Seok kecil tidak terlalu akrab dengan M/n.
Mereka pun pergi bersama, meninggalkan tubuh Seok yang lain sendirian di rumah "oya, ngomong-ngomong Kau kerja paruh waktu kan?" Seok kecil mengangguk "ah, semangat ya. Soalnya kalau kerja paruh waktu itu ngebosenin." Seok kecil hanya terkekeh kecil mendengar M/n "mau mampir sebentar?" tanya Seok kecil yang hanya di tolak M/n dengan ramah "tidak, lain kali saja...Hehe. Aku pergi dulu ya, dah."
mereka pun berpisah karena M/n ingin pergi ke bengkel. Motor sport nya rusak karena jonggun yang tak becus menjaga motornya dari junggoo. M/n pun berniat menelpon DG tapi ternyata dulu DG yang menelpon M/n "ah, kebetulan sekali." ucap bocah itu setelah mengangkat panggilan.
"Apa yang kebetulan?" tanya DG bingung "bukan, bukan apa-apa. Ngomong-ngomong, kau menelepon ku kenapa?" tanya M/n disela kakinya berjalan pelan, sembari menatap lurus ke depan "cuman sedikit masalah soal pakaian, hanya masalah kecil itu saja."
"Masalah begitu kau minta bantuan sama aku? Kan ada sta───" secara mendadak suaranya pria itu menghilang, membuat DG bingung, kenapa M/n tak menyelesaikan kalimat nya "hallo?"
"Hallo?" hening, membuat DG bingung. Panggilan tidak diakhiri, ataupun masalah gangguan. Jelas-jelas telponnya masih menyala "hallo? M/n, jangan bercanda. M/n?"
"Hey, jawab jika orang yang lebih tua itu bicara!" DG sudah kesal karena ucapannya tidak direspon M/n sama sekali "kenapa bocah ini, hey? Kau baik-baik saja kan?" DG menatap kembali layar ponselnya, panggilan telponnya masih tersambung. Tapi kenapa M/n tak menjawab ucapannya lagi.
"Bocah ini baik-baik saja kan?"
ᅠ
ᅠ
ᅠ
ᅠ
ᅠ
ᅠ
ᅠ
ᅠTBC
Maaf ya kalo ada typo 😓
Kenapa typo didepan ku terus ya, suka bilang 🙏🏻🗿
Kalau SUKA cerita author mohon di vote ya!
Terimakasih!
ᅠ
ᅠ
ᅠ
ᅠ
ᅠ
ᅠ
ᅠ
ᅠ
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐋𝐎𝐎𝐊𝐈𝐒𝐌 𝐓𝐇𝐄 𝐃𝐍𝐄𝐂!!
Fanfiction❝ gw M/n! ❞ Jika kalian bertanya seberapa tampan nya M/n maka jawabannya adalah sangat lah tampan, pemuda yang memiliki alis tebal dan rahang yang tegas ini sudah pasti dikejar sama para wanita manapun. M/n, seorang pria dari indonesia yang pulang k...