M/n merasakan tubuhnya dilemparkan kesuatu tempat yang lebih keras dan berhasil membuat bokongnya kesakitan. Mau berusaha tenang, tapi mulut dan matanya ditutup rapat. Apalagi pergelangan tangannya yang sekarang terikat kencang, ia tak berdaya, hanya bisa duduk dengan rasa gugup yang tinggi.
Sepasang tangan yang kasat menarik dagu M/n untuk sedikit mendongak. hanya melihat wajahnya pemuda itu dengan lama. M/n tidak bisa melihat apa-apa selain kegelapan yang sedang menemani pemandangan nya.
Penutup mata nya pria itu perlahan disingkirkan, dan M/n bisa melihat seorang wanita yang sedang menatap nya dari dekat. M/n menatap nya kaget "sudah merasa baik?" tanya sang wanita bersurai putih menatap M/n dengan senyuman manis.
M/n rasanya ingin berteriak, tapi mulutnya di tutup rapat oleh selotip. M/n hanya bisa menatap dengan takut, karena sekarang wanita itu menelusuri setiap inci wajahnya, membuat nya tak enak dengan sentuhan itu.
M/n menggerakkan kepalanya kesana kemari, berusaha menghindari sentuh tangan itu "ah, aku sedih. Kenapa kau melaporkan aku kepada polisi? Apa aku kurang baik? Apa aku melakukan kesalahan?" M/n menekuk alisnya, sedikit kesal.
"Kenapa kau tidak bicara? Kenapa kau hanya diam?" ucap wanita itu menangkup pipi M/n dengan dua belah tangannya kuat, menarik wajah pemuda itu untuk mendekat "apa aku melakukan kesalahan sampai-sampai kau melaporkan pacarmu sendiri kepada kepolisian?!"
Sang wanita melepaskan selotip tebal itu dari mulut M/n dengan perlahan, membuat M/n lega "bicaralah, apa salahku?" M/n menatap wanita itu dengan kesal "salah mu? Kau membuat ku tak tenang bangsat!" ucap M/n dengan emosi, ia sudah muak dengan ini semua.
"Kau? Kenapa kau begitu..." M/n rasanya tak ingin melihat wajah memelas aneh wanita itu "kenapa aku begini? Karena kau! Bikin hidup orang nggak tenang saja kau!" wanita itu memegang wajahnya M/n lagi dengan tatapan haus akan memiliki, membuat M/n merinding sendiri "aku pacarmu, aku hidup mu, kau tidak boleh begitu."
"Pacar? Pacar apanya?! Aku tak sudi berpacaran denganmu!" M/n kaget dan sedikit meringis ketika wajahnya ditampar dengan keras. Wanita itu langsung minta maaf atas tindakannya yang tak bisa dikontrol "jangan sentuh aku, aku harus menjaga perasaan orang lain!"
"Perasaan orang lain?" M/n menatap wanita itu dengan bingung, kenapa ratu wajahnya tampak seperti kehilangan sesuatu "ah, iya! Orang lain. Aku sudah punya pacar, jadi lepaskan ya?" M/n sedikit memohon untuk dilepaskan, ia sudah tidak tahan "siapa? Siapa pacarmu?!"
M/n melihat sekeliling, seakan bingung mencari namanya "ah...DG!" ucap M/n reflek ketika wanita itu Mencengkeram pipinya erat "DG?" M/n kaget, kenapa dia sebodoh itu mengucapkan kalau dirinya pacarnya DG 'dih! Najis, gw masih normal!!' batinnya M/n menjerit dengan kesal.
"Ah, kau sama saja menyebalkan nya dengan DG!" M/n kembali diberi selotip di mulut nya dan diberi menutup mata lagi, membuat pemuda itu panik. Suara keras terdengar, membuat M/n menggerakkan kepalanya kekanan kiri, berusaha mencari sesuatu padahal dia sendiri tak bisa melihat apa-apa.
Tiba-tiba selotip yang menempel rapat di mulu M/n di tarik, membuat M/n agak lega "heh! Lepaskan aku! Atau tidak akan ku laporan kau kepolisi! Atau pacarku DG!" ucap M/n tanpa sadar karena panik "hah? Apa kau bilang?" M/n menatap lurus sedikit mendongak, merasa bingung mendengar suara pria yang dekat dengan nya.
"Eh? Memangnya aku bilang apa?" penutup matanya pemuda itu dilepaskan, membuat M/n sedikit mengedip kan beberapa kali dua belah mantannya "ah? DG?!! Bangsat! Sedang apa kau disini!?" DG, pria itu menatap M/n bingung "pacar DG kau bilang?"
"Ng-nggak penting! Kenapa kau bisa sampai kesini?!" DG Berjalan kebelakang M/n, untuk melepaskan ikatan tali itu "ceritanya panjang." M/n akhirnya bisa lepas dari tali itu membuat M/n bernafas lega "ah! Syukur lah, terimakasih."
M/n melihat sekeliling, bingung "kemana stalker itu? Dia Tidak terlihat." DG melihat sekeliling juga "stalker? Kau dari tadi dirini sendirian."
"Dari pada membahas itu, ceritakan kenapa kau sampai kemari?" DG menghela nafas, dan menunjukkan ponselnya "aku sudah menelpon mu berkali-kali. Tapi kau tak menjawab. Jadi aku pergi untuk mencek kau dirumah, tapi rumahmu terkunci. Aku pun meminta seseorang yang ku kenal untuk melacak ponsel mu."
DG kembali menekan nomor M/n, membuat ponsel pemuda itu bergetar dikantong celananya "angkat." M/n bingung, kenapa tak bicara langsung saja. M/n hanya menurut, dan mengangkat panggilan itu.
"Maksud tentang pacar DG tadi apa?" ucap DG sembari berjalan menjauh dari pemuda itu, M/n langsung mematikan panggilan "heh! Aku bisa jelaskan!"
---
M/n sudah beberapa hari ini hidupnya tenang, entah kemana stalker itu pergi. Yang penting hidupnya tenang sekarang. Mungkin saja dia akan datang kembali. Mengusik hidup M/n.
M/n, pemuda itu berjongkok memasukkan baju khusus basketnya kedalam mesin cucian. Menatap pakaiannya yang di cuci. Sekarang M/n berada di tempat laundry. M/n menatap lagi mesin cucian itu yang bekerja.
"Ah, bosan." tiba-tiba seorang pria memasukkan celananya kedalam mesin cucian itu, M/n yang penasaran pun melihat pria yang ikut berjongkok disampingnya "kau?! Pirang sialan!" junggoo, atau pirang sialan itu menyapa sang bocah dengan ramah "hehe, hallo."
M/n langsung menarik kerah baju junggoo dengan kesal, menyuruhnya untuk berdiri "sini kau bangsat!" junggoo pun berdiri dengan dua tangan yang terangkat menyerah "he-hey! Jangan marah dong~ dilihat orang tuh~" M/n melihat sekeliling, beberapa pengunjung melihat kearah mereka berdua, membuat M/n melepaskan cengkeramannya.
"Duh, kan jadi berantakan." junggoo membenarkan kerah bajunya yang dibilang kusut akibat M/n. M/n memukul mesin cucian keras membuat pengunjung kaget dengan suara itu "maksud soal mengigit ku beberapa hari lalu apa, ya?" junggoo menggaruk kepalanya sembari melihat kelain arah, berusaha mengingat kejadian itu "yang mana ya?~"
M/n kembali mukul mesin cucian, menatap pria pirang itu tajam. Dan itu berhasil membuat junggoo ingat "oh~ yang itu, ya? Aku hanya berusaha membangunkan mu karena pingsan, ya sudah. Aku gigit leher mu, dan itu berhasil ternyata, begitu deh ceritanya~"
"Cara macam apa itu?! Gila!" junggoo mengerutkan bibirnya "tapi itu kan berhasil, harusnya kau berterimakasih~" M/n rasanya ingin memukul kepala junggoo keras-keras "sinting."
"kim yunhoo kejam~" M/n bingung, nama siapa itu "kim yunhoo? Siapa yunhoo?" junggoo menatap M/n bingung "bukannya itu namamu, kau sendiri yang bilang waktu itu." M/n baru ingat kalau dirinya memberikan nama palsu kepada si pirang itu. M/n pun menggaruk tengkuknya dengan tawa canggung "o-oh, iya... Kim yunhoo. Iya."
M/n berdehem, dan melihat junggoo yang tak mengenakan celana, hanya mengunakan celana pendek. Membuat M/n menekuk alisnya tak habis pikir dengan si pirang ini, dimana dia meletakkan wajahnya sampai-sampai tak malu begitu.
"Kenapa kau hanya mengenakan celana pendek? Sinting emang."
"Ah~ yunhoo mesum~"
"Mana ada bangsat!"
ᅠ
ᅠ
ᅠ
ᅠ
ᅠ
ᅠ
ᅠ
ᅠTBC
Maaf ya kalo ada typo 😓
Typo deket ku terus ya, suka bilang bang 🗿
Wkwk, meh lagi ga ada ide panjang 🙂🚬
Kalau SUKA cerita author mohon di vote ya!
Terimakasih!
ᅠ
ᅠ
ᅠ
ᅠ
ᅠ
ᅠ
ᅠ
ᅠ
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐋𝐎𝐎𝐊𝐈𝐒𝐌 𝐓𝐇𝐄 𝐃𝐍𝐄𝐂!!
Fanfiction❝ gw M/n! ❞ Jika kalian bertanya seberapa tampan nya M/n maka jawabannya adalah sangat lah tampan, pemuda yang memiliki alis tebal dan rahang yang tegas ini sudah pasti dikejar sama para wanita manapun. M/n, seorang pria dari indonesia yang pulang k...