Setelah memutuskan untuk keluar secara diam-diam, M/n memilih untuk melakukannya dari jendela kamar dan sedikit parkour untuk turun dari kamar yang ada di lantai dua. M/n menepis ujung pundak pakaiannya yang sedikit berdebu setalah berhasil turun "itu lebih baik."
M/n mendongak, melihat jendela yang terbuka lebar "itu tidak legal kan? Yeah...Kurasa, tidak." M/n pun bergegas pergi untuk tidak ketahuan kakeknya. jika sampai ketahuan, itu adalah masalah yang buruk "astaga...aku benar-benar melakukannya." ucap M/n tidak percaya kalau dia benar-benar pergi tanpa sepengetahuan kakeknya. M/n menjauh sembari menatap kebelakang, kearah rumahnya tinggal.
"Itu tidak buruk, tapi akan buruk jika keadaan berputar sekarang." M/n Memperlambat langkahnya ketika sudah merasa cukup jauh dari area rumah. Pemuda itu melanjutkan jalannya dengan santai sembari menatap sebuah pesan teks yang mengarahkan M/n ke-suatu tempat.
Tidak lama, setelah di arahkan dengan benar M/n menatap beberapa pemuda yang entah dari mana, kelihatannya mereka anak menengah atas yang sedang bersenang-senang ditempat ini. M/n kelihatan kecil diantara pria jangkung yang ada, pemuda ini jadi merasa seperti anak bebek yang tersesat karena ibunya menghilang.
"Oh-shit." M/n sedikit menjauh dari kerumunan, mencari tempat yang tak terlalu padat dengan manusia "hey bro?" suara yang ia kenal membuat M/n berbalik, itu pria Amerika yang ia temui pagi hari tadi "hey, kukira kau siapa. Ternyata pria Amerika." tangan M/n ditinju pelan, sekedar main-main.
"Aku punya nama. Hendry." Hendry, pria yang sedikit memiliki rambut ikal kecoklatan tua itu menyodorkan tangannya untuk berkenalan dengan ramah "M/n." M/n menjabat tangannya Hendry, sedikit menggoyangkan kedua tangan mereka yang bertautan. Bukan secara mesra, hanya jabat-tangan persaudaraan.
"good, nama yang mudah diingat. Aku suka." M/n melihat ke-sekeliling setelah melepaskan pegangannya dari tangan Hendry "dan? Dimana teman wanita mu." Hendry tampak menghela nafas "sedang sibuk, dia bilang begitu. Entah apa, tapi alasnya payah."
M/n menatap Hendry dari atas sampai bawah, ternyata Hendry termasuk pria jangkung yang membuat nya seperti anak bebek "ah, sialan. Bikin kesal saja." gumam M/n dengan bahasa Korea-nya "ada yang salah?" tanya Hendry sedikit bingung dengan raut wajahnya M/n "Tidak, disini baik."
Jujur, M/n lebih memilih untuk dekat dengan jonggun atau tidak DG jika soal iri-nya terhadap tinggi badan. M/n merasa enak saja karena tidak terlalu ketinggalan angka, tapi saat didekat-nya Hendry M/n jadi merasa paling pendek.
"Hey? ada yang salah? Aku tahu itu buruk bagimu, tenang saja. Keadaannya akan baik, walaupun tanpa teman wanita ku." M/n menggeleng dengan menyunggingkan senyuman "tidak, tidak tentang itu. Hanya sedikit iri dengan sesuatu."
"Hm, baiklah." M/n melihat sekeliling, banyak pemuda dan pemudi yang datang dengan tangan berisi, maksudku dengan skateboard di tangan mereka dan beberapa pria ataupun gadis yang bergandengan bersama pasangan masing-masing.
"Ini sebenarnya tempat apa? Kelihatan seperti pergaulan nakal." Hendry melirik M/n dengan mata biru mudanya "hanya tempat bersenang-senang. Amerika bebas, kau bisa saja meniduri pantat orang lain tampan masalah. Kecuali kau yang bodoh dalam menutupinya."
"Oh, ah...um...oke?" suara M/n kedengaran seperti orang yang kebingungan, bingung harus menanggapinya dengan kata-kata apa. jujur saja, M/n kaget dengan kata-kata Handry yang tiba-tiba jatuh ke dalam "lupakan dan anggap saja itu di potong. Seperti alur film."
"Sorry, aku terlalu jatuh dalam menjelaskannya ya?" Handry sedikit tertawa tanpa humor, hanya ingin melelehkan keadaan canggung diantara mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐋𝐎𝐎𝐊𝐈𝐒𝐌 𝐓𝐇𝐄 𝐃𝐍𝐄𝐂!!
Fanfiction❝ gw M/n! ❞ Jika kalian bertanya seberapa tampan nya M/n maka jawabannya adalah sangat lah tampan, pemuda yang memiliki alis tebal dan rahang yang tegas ini sudah pasti dikejar sama para wanita manapun. M/n, seorang pria dari indonesia yang pulang k...