# Obsesi #

147 26 8
                                    

Sohyun melajukan mobilnya menerjang salju yang cukup lebat, Memasuki area hutan dan berhenti di sebuah penginapan.

Tanpa pikir panjang ia berlari ke dalam sebuah Vilaa yang tampak indah dengan dihiasi lampu-lampu natal, ia langsung mendobrak sebuah pintu kamar dan mendapati seorang gadis cantik dengan pakaian seksinya telah terbaring di atas kasur, matanya berbinar melihat sosok pria yang berdiri di dekat Ranjang,

Pria yang sedang terengah-engah dengan lipstik yang blepotan di sekitar bibirnya.

Sohyun menarik nafas panjang, mencoba mengendalikan sesak yang mencekik lehernya. Memunculkan fikiran positif bahwa tak ada sesuatu yang terjadi karena orang yang ia bayangkan akan menjadi suaminya masih mengenakan jaketnya dengan rapi.

Wanita itu bangun dan duduk di atas kasur, Sedang Seokjin berjalan menghampiri Sohyun yang masih mematung di pintu.

"Jagia, aku bisa menjelaskannya" Ucap Seokjin menarik tangan Sohyun yang sejak tadi ia kepakkan

Sohyun kembali menarik nafas panjang, berharap oksigen juga mengalir ke otaknya, yang saat itu sudah ada pada titik didih.

Ia menahan amarah dan tangisnya, karena tak ingin terlihat lemah di hadapan mereka, sejatinya ia adalah wanita yang kuat meski sebenarnya hatinya sangat Rapuh.

"Apa yang kamu lakukan di sini?" Tanya wanita itu yang wajahnya tak asing bagi Sohyun

"Harusnya aku yang bertanya, kenapa kamu membawa kekasihku kemari" Ucap Sohyun

"Aku tidak membawanya, dia sendiri yang datang kemari, lagi pula tak ada yang tahu bahwa dia kekasihmu" Ucap Wanita itu

"Kamu memang sudah gila" Ucap Seokjin pada wanita itu

"Ini urusan kami" Ucap Sohyun berjalan mendekati wanita itu dan ikut duduk di atas kasur

"Aku tidak tahu apakah kamu menikmati bibir kekasihku, sayangnya kamu tidak punya banyak waktu untuk itu" Ucap Sohyun mendekatkan wajahnya pada wanita itu

"Apa maksudmu? , kamu datang terlambat dan sudah melewatkan banyak hal" ucap Wanita itu memprofokasi Sohyun dengan senyumnya yang licik

"Benarkah? , tapi bagaimana jika aku tidak percaya" Ucap Sohyun

"Dia pria yang hebat, dan kamu fikir ini yang pertama?" Lanjut wanita itu masih memprofokasi Sohyun

Sohyun masih menahan amarahnya, yang sudah ada di ambang batas, sirine Siaga dikepalanya telah berbunyi, namun ia masih mencoba menenangkan diri, kalah tak ada di dalam kamus hidupnya. Karena jika ia menampakkan marahnya itu artinya ia kalah.

"Aku tahu itu, kamu tak perlu menjelaskannya, aku hanya kasihan kenapa gadis secantik kamu, membuang harga diri hanya untuk seorang pria yang sebentar lagi akan menikah" Ucap Sohyun tersenyum

Wanita itu mengganggam erat Seprei di tangannya, tak bisa lagi membendung amarahnya

"Meski kalian menikah, jika aku ada diantara kalian bagaimana?" Tanya Wanita itu yang tidak mau kalah

"Rumah tetaplah Rumah, sedang Vila hanya penginapan, di Rumahlah ia akan tinggal selamanya" ucap Sohyun yang sudah mulai menguasai keadaan

"Kamu sungguh keras kepala" ketus wanita itu

"Aku tidak pernah punya musuh, jadi biar kuberi nasihat sebagai seorang teman atau mungkin adik karena kamu jauh lebih tua dariku, Unni jangan terlalu fokus melihat cahaya yang menerangi orang lain, karena cahaya yang menerangimu lebih terang akan redup tanpa kau sadari. Unni akan menyesal saat orang lain itu pergi bersama Cahayanya, dan tersisa hanya Unni yang berada dalam kegelapan" Ucap Sohyun menaikkan alisnya dan berdiri melangkah pergi.

I LOVE U FOREVER ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang