# Ujian 2 #

136 22 16
                                    

Hari yang begitu cerah, Seokjin yang berada di tempat wamil sedang istirahat makan siang.

Seperti biasa semua orang berkumpul dalam satu ruangan untuk makan bersama, mereka terkadang membicarakan tentang diri masing-masing.

"Apa yang akan kalian lakukan selama libur?" Tanya seorang pria sambil makan

Beberapa hari lalu, telah diberikan libur secara bertahap dan bergantian pada peserta Wamil angkatan mereka. Hanya saja Seokjin belum ingin mengambil liburnya karena beberapa bulan lalu ia sudah mendapat hadiah libur, ia berencana akan mengambil liburnya di hari ulang tahun Sohyun.

Kim Hyung Jun tampak tak selera makan setelah kembali dari berlibur

"Hai, kenapa kamu begitu bersedih?," tanya Seokjin pada pria di sampingnya yang meskipun bertubuh lebih besar dari Seokjin namun usianya masih lebih muda

"Iya kamu harus makan dengan benar, jika tidak kita akan kehabisan waktu" ucap Salah satu temannya

Di Kemiliteran memang harus disiplin bahkan waktu makanpun ada batasnya, habis tidak habis makanan di piring mereka jika sirine sudah berbunyi maka mereka harus meninggalkan tempat makan.

Hal ini sama sekali tidak menjadi masalah buat Seokjin, karena ia sudah terbiasa dikejar waktu atau berlomba dengan waktu.

Tak terasa malam telah tiba, setiap malam satu jam sebelum waktu tidur, setiap anggota yang Wamil akan diberi waktu untuk memegang HP nya, dan disitulah saat mereka bisa menghubungi keluarganya.

Seperti biasa Seokjin akan ke luar ke lapangan untuk melakukan panggilan Telepon jika ia hendak berbicara dengan Sohyun, Agar tak ada yang mendengarkan percakapan mereka.

"Jagiaa, bagaimana kabarmu?" Tanya Seokjin

"Aku baik-baik saja Oppa, hari ini aku hanya berdiam diri di rumah, besok aku akan pergi untuk promosi drama terbaruku sebelum tayang, Oppa bagaimana hari ini?" Ucap Sohyun

"Hari ini aku latihan menembak, pelatih memuji keahlianku, Jagia kau tahu aku menembak tepat pada sasaran selama tiga tembakan berturut-turut" ucap Seokjin membanggakan dirinya

"Oppa memang yang terhebat, aku penasaran apa Oppa memiliki kekurangan, sejauh ini aku belum melihatnya" puji Sohyun membuat Seokjin tersipu malu, pujian Sohyun bahkan lebih berarti dari pada pujian palatih

"Jagia, bagaimana kabar ibu?" Tanya Seokjin mengalihkan pembicaraan karena telinganya telah memerah

"Omma baik, dia titip salam pada Oppa, Oh iya Apa Oppa tidak menghubungi Ayah dan Ibu kemarin?" Tanya Sohyun karena tadi siang Sohyun dan ibu Seokjin teleponan

"Iya kemarin setelah menelponmu aku menelpon Yoongi, dan tak terasa waktuku sudah habis, jadi aku melewatkan untuk menelpon ibu" jelas Seokjin

Setiap malam Seokjin akan menelpon Keluarganya dan Sohyun hanya untuk sekedar bertanya kabar, meski ia lebih banyak berbicara dengan Sohyun.

Seokjin sangat ingin vidio call namun fitur itu masih dilarang, mereka hanya bisa teleponan, karena sudah jadi peraturan untuk tidak mengapload foto atau vidio selama di tempat wamil, kecuali kesatuan mereka yang mempublikasikannya sendiri.

"Kalau begitu Oppa teleponlah ibu sekarang, ia mungkin merindukan Oppa" ucap sohyun

"Jagia, apakah kamu tidak merindukanku?" Tanya Seokjin

"Oppa, mengapa Oppa menanyakannya?, jelas aku merindukan Oppa, tapi kita kan selalu berbicara tiap malam" ucap Sohyun

"Baiklah kalau begitu jagia, aku akan menelpon Ibu dulu, Aku mencintaimu" tutup Seokjin

I LOVE U FOREVER ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang