Bagian 5

8.1K 746 23
                                    

MALAM YANG SURAM

---

Tok… tok... tok...

Suara ketukan pintu mengintrupsi semua murid di dalam kelas untuk menoleh. Sesaat setelah pintu terbuka, Sunoo masuk dengan keadaan seragam yang basah kuyup.

“Maaf,” ucap Sunoo sambil membungkukkan badannya ke Pak Yunho yang kini tengah memandangnya.

“Ada apa denganmu?” tanya Pak Yunho.

“Tadi keran kamar mandi bocor, Pak,” alibi Sunoo.

“Bapak, sih, tak menggunakan No Drop,” celetuk Jeongwoo.

“Dasar korban iklan,” ucap Haruto.

“Daripada korban perasaan. Jhaa,” sambung Asahi yang langsung membuat seisi kelas tertawa.

“Diam!” teriak Pak Yunho tegas. Kemudian guru itu kembali menghadap kearah Sunoo yang hanya terdiam. “Apa ada baju ganti di lokermu?”

Sunoo menggeleng sambil menggigit bibir bawahnya.

Entah angin dari mana, Sunghoon yang terkenal dingin dan tidak perduli pada sekitar, saat itu langsung berdiri lantas berjalan ke depan sambil membuka kancing bajunya satu persatu lalu menyerahkan kemeja putih itu ke Sunoo. Membuat kelas riuh akan teriakan-teriakan histeris yang didominasi oleh kaum hawa. Namun, tak sedikit dari mereka yang melempar pandangan iri ke arahnya.

Sunghoon yang kini hanya memakai kaos putih polos langsung balik ke kursinya saat Sunoo mengambil alih seragamnya.

Pak Yunho yang memang menyaksikan kejadian tadi hanya tersenyum lebar melihat dua anak muda di hadapannya. “Ya sudah, kamu ganti baju sana!” perintah pak Suho yang langsung dibalas anggukan Sunoo.

Sunoo kembali pamit dan berjalan menjauhi Pak Yunho. Sebelumnya, ia menoleh kearah Sunghoon yang juga menoleh kearahnya.

“Terima kasih,” ucap Sunoo tanpa suara, hanya gerakan mulut saja. Sunghoon yang menangkap itu hanya diam tanpa membalas. Sedangkan teman-temannya yang lain kembali berteriak tidak jelas.

⸙⸙⸙

“Kenapa kau bisa basah seperti tadi, sih, Noo? Kalau ingin mandi bilang-bilang, atuh,” ucap Ni-ki saat Pak Yunho baru saja meninggalkan kelas.

Sunoo menoleh sekilas, lalu menunduk. “Sudah ku bilang keran kamar mandi bocor. Kalau bukan aku yang membenarkannya, siapa lagi?”

“Kenapa tidak memanggil caraka saja?” sambung Jungwon, sedikit merasa ragu dengan penjelasan Sunoo tadi.

“Memakan waktu,” jawab Sunoo sekenanya.

“Beruntung Sunghoon meminjamkan bajunya padamu.” Ucapan Jungwon barusan membuat Sunoo memandang baju putih yang nampak kebesaran di tubuhnya. Sunoo menoleh lalu mendapati sosok Sunghoon yang tengah menatap kearahnya.

Terkejut, Sunoo buru-buru memalingkan pandangannya kearah lain. Menggigit bibir bawahnya, lelaki manis itu kembali mencoba melirik Sunghoon menggunakan ekor mata. Dan lagi, lelaki itu masih memandangnya.

“Sudahlah, tak perlu malu-malu seperti ini,” goda Jungwon yang membuat Lelaki manis itu salah tingkah.

“Ck, apa maksudmu?”

“Eits, jangan marah-marah, Sunoo.” Ni-ki menoleh saat mendengar suara Sunoo yang cukup memekakan telinga.

“Bisa diam tidak?” Sunoo melebarkan matanya kesal, membuat Ni-ki langsung mengangkat kedua tangannya membentuk huruf v.

“Tak usah ikut campur. Nanti kau kena bogemannya,” ucap Taki yang duduk di sampingnya.

“Hei, apa kita tak ada rencana untuk nanti malam?” sambung Jaehyuk yang berada tepat di samping bangku Ni-ki dan Taki.

“Aku ikut saja,” ucap Haruto sambil menyisir rambutnya ke belakang.

Ni-ki berdecak. “Ainul yaqin kalau kau pasti ikut. Secara, kau jones sudah tahunan.”

“Tak punya kaca di rumahmu, huh?” kesal Haruto.

“Sudahlah.” Jaehyuk melerai dua sahabatnya. “Yang lain bagaimana?” tanya Jaehyuk yang langsung dibalas anggukan oleh Asahi dan Jeongwoo.

“Kalian ikut, kan?” tanya Jeongwoo pada Jungwon dan Sunoo.

“Ikut. Tapi kami ingin menjenguk Daniel di rumahnya,” kata Jungwon.

Jaehyuk mengangguk. “Ya sudah sekalian.”

⸙⸙⸙

WACANA!

Wacana nampaknya terlalu sering terjadi. Ketika kalian sudah membuat suatu rencana bersama temen-temen kalian untuk pergi ke suatu tempat dan ternyata pada hari-H rencana itu tidak jadi padahal kau sudah dandan rapi, nyesek sekali, bukan?

Itulah yang dirasakan Sunoo saat ini. Dirinya sudah rapi untuk pergi main bersama para teman dekatnya. Namun, lagi-lagi rencana itu hanya membuahkan wacana. Alhasil, dia hanya keluar rumah untuk membeli asupan untuk di makan. Sunoo masih kesal, bukan sekali dua kali dirinya seperti ini. Huh, untung saja mereka temannya.

Sunoo menghela napas panjang. Lelaki manis itu sedikit mempercepat langkahnya agar bisa cepat sampai rumah untuk menyantap Jjamppong lalu tidur. Selain itu, jalanan malam ini juga sepi dan angin terus berhembus membuatnya bergidik ngeri.

Terkejut, kakinya gemetar saat mendapati dua orang pria tiba-tiba lompat entah dari mana dan mencegat langkahnya. Seringaian nampak muncul dari dua laki-laki itu. Bukan, bukan itu yang membuat Sunoo heran. Tapi dua taring yang muncul di mulutnya. Demi apa pun, Sunoo tidak pernah melihat orang dengan taring runcing seperti ini.

Sunoo mundur perlahan menjaga jarak. Namun, dua laki-laki itu selalu mendekat. Berbalik badan, Sunoo memilih untuk berlari mencari keramaian. Sialnya, jalanan selalu sepi. Oke, jam berapa sekarang? Oh, Tuhan. Kenapa sepi sekali?

Sunoo menolehkan pandangannya ke belakang. Kosong, dua laki-laki itu hilang. Memperlambat langkahnya, dirinya mulai membalikkan tubuhnya. Mengernyit heran, karena tak ada tanda-tanda kedua lelaki itu.

Huh,

Sunoo menoleh saat merasakan seseorang meniup lehernya.

“Ah!” Sunoo berteriak kaget saat mendapati dua lelaki itu di hadapannya yang tengah menyeringai dengan mata yang memerah. “Mau apa kalian?”

Tanpa banyak bicara, salah satu dari mereka tiba-tiba sudah berada tepat di hadapan Sunoo. Jarak mereka terpaut sangat dekat, sehingga lelaki tadi dengan mudahnya memegang tengkuk kepala Lelaki manis itu.

BRAK!

***

To be continue

[END] TRAPPED BY YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang