WARNING!!
18+
MOHON BIJAK DALAM MEMBACA
----
TOUCH ME
---
Sunoo marah.
Itu semua karena Sunghoon.
Beberapa kali Sunghoon mengajaknya bicara. Namun, Sunoo hanya diam tak menghiraukan setiap perkataan lelaki itu.
Ya, kalian bayangkan saja. Ditinggal enam bulan tanpa memberi kabar, bagaimana Sunoo tidak marah? Bahkan Sunoo pun tidak mengetahui keadaan Sunghoon setelah perang. Apa lelaki itu baik-baik saja atau malah tewas karena hal itu. Tidak tahukah selama enam bulan ini pikiran Sunoo tak tenang karena Sunghoon?
Huh, lelaki ini benar-benar menyebalkan.
“Kau marah?” Sunghoon kembali menanyakan hal yang sama sedari tadi.
Kali ini Sunoo melirik walau hanya sekilas. ”Untuk apa aku marah padamu?”
Sunoo bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah dapur, meninggalkan Sunghoon yang terus menatapnya di sofa ruang tamu.
Sunoo menuang air mineral ke dalam gelas besar lalu meneguk air itu hingga tandas. Setelahnya, ia menaruh gelas itu di meja dengan perasaan kesal hingga menimbulkan bunyi yang nyaring.
Membalikkan tubuh, namun, Sunoo langsung tersentak kaget kala mendapati Sunghoon yang kini berada di belakangnya dengan mata elang yang masih setia menatapnya.
Sunghoon melangkah maju menipiskan jarak mereka.
“Katakan padaku jika aku membuatmu marah,” desis Sunghoon dengan suara lembut, tapi penuh penegasan.
Sunoo merasakan bulu kuduknya berdiri.
“Tidak ada yang marah padamu. Kau percaya diri sekali,” ucap Sunoo dengan suara yang sedikit bergetar.
Sunghoon tersenyum seakan menikmati situasi ini. Ia meletakkan kedua tangannya di meja, mengikis jarak di antara mereka. Sementara Sunoo langsung membuang pandangannya ke sembarang arah bermaksud menghindari tatapan lelaki itu yang kerap kali membuat imannya goyah.
“Sunoo.”
Sunoo refleks menoleh, membuat hidung mereka kini bergesekan.
Sunghoon tersenyum aneh dengan tatapan yang sulit diartikan. Obsidan hitam milik Sunghoon seakan menghipnotis Sunoo agar tidak melakukan pergerakan sama sekali. Terbukti sedari tadi Sunoo hanya diam di bawah kukungan pria itu.
“Sebut namaku.” Instruksi Sunghoon. Suaranya begitu merdu hingga mampu memikat Sunoo.
Sunoo menelan ludah, mencoba mengumpulkan keberaniannya. “Sunghoon.”
Sunghoon mengeratkan rahangnya, berusaha menekan perasaan gila yang membuatnya sedikit frustasi.
“Katakan sekali lagi.”
“Sunghoon...”
Taka da kata-kata lagi setelah itu. Sunghoon menarik Sunoo kedalam pelukan hangatnya dan mulai mencium Sunoo dengan gairah. Menyesap lembut bibir itu dan sesekali melumatnya.
Ciuman Sunghoon semakin intens. Lelaki itu menarik tengkuk Sunoo untuk memperdalam ciuman mereka. Sunoo yang masih syok hanya mampu terdiam, belum membalas ciuman Sunghoon.
Namun, lama kelamaan, ciuman Sunghoon semakin panas hingga Sunoo tak sadar telah membuka mulutnya. Memberikan Sunghoon akses untuk mencumbunya dan juga Sunoo yang mulai membalas perlakuan Sunghoon. Bahkan tangan Sunoo mulai mengambil bagian dengan melingkar pada pundak Sunghoon.
Ah, Sunoo sudah gila.
Perlahan Sunghoon menarik diri sambil terus menatap Sunoo yang menatapnya dengan sorot kecewa.
“You are mine and should be like that. I love you.”
Suara Sunghoon yang berat membuat Sunoo merasakan darahnya berdesir hebat. Apalagi mata lelaki itu terus menatapnya seakan tengah meminta jawaban atas perkataannya tadi.
“Love you too,” kata Sunoo dengan muka yang memanas. Dia malu.
Sunghoon tersenyum senang lalu kembali mencumbu Sunoo. Diangkatnya tubuh Sunoo dan dibawanya pergi menuju kamar Sunoo yang berada di lantai dua tanpa melepas pangutan mereka.
Sampai di kamar, Sunghoon menjatuhkan Sunoo di atas ranjang lalu menindih tubuh kecil Sunoo.
“Bolehkah aku melakukan ini padamu?” tanya Sunghoon sambil menatap dalam mata Sunoo.
“Yeah, please,” jawab Sunoo.
“Tapi kalau kau berubah pikiran, aku tidak akan bisa berhenti,” ucap Sunghoon mencoba untuk membuat Sunoo yakin.
Sunoo menggeleng kecil. “Lakukanlah Sunghoon.”
Persetanan kalian mau memanggil Sunoo lelaki murahan atau apa pun. Yang terpenting sekarang, Sunoo mendambakan sentuhan Sunghoon yang lebih dari sebelumnya.
Sunghoon kembali mencumbu bibir Sunoo dan sesekali turun ke leher jenjangnya. Sementara tangan lihai lelaki itu berusaha menanggalkan semua pakaian yang mereka kenakan.
Sunghoon menarik diri.
“Maaf, mungkin akan sedikit sakit.”
Lelaki itu memberi peringatan yang langsung dibalas anggukan oleh Sunoo. Kemudian dengan lembut, kedua tangan Sunghoon menahan tangan Sunoo di ranjang dan kembali membekap mulut Sunoo dengan bibirnya.
Hingga akhirnya, mereka berhasil melakukan penyatuan.
Rintih kesakitan dari mulut Sunoo membuat tubuh Sunghoon seperti terbakar gairah. Sunghoon mulai memasang posisi sebelum mengatur gerakan tubuhnya agar Sunoo yang kini berada di bawahnya terbiasa dengan benda asing yang masuk ketubuhnya melalui lubang anus.
“Sunoo ...”
“Kim Sunoo ... Aku menyukainya,” bisik Sunghoon di tengah gerakannya. Sunoo mengangguk, membenarkan perkataan Sunghoon. Lelaki itu benar-benar membawanya melayang akan hal yang ia lakukan ini. Sunoo menyukainya.
Peluh membasahi dahi Sunghoon kala lelaki itu memompa kejantanannya di dalam lubang anus milik lelaki yang ia damba. Desahan-desahan yang saling bersahutan lolos begitu saja dari mulut keduanya.
Sunghoon membuka matanya kala jemari lentik milik orang dibawahnya menyisir rambut Sunghoon yang mulai jatuh ke dahi, kemudian mengusap lembut pipinya dan menarik tengku Sunghoon hingga Sunghoon kembali melumat bibir ranum itu seiring hujamannya.
“Ah ...” desahan Sunoo semakin membuat Sunghoon menggila, membuatnya dengan sadar semakin mempercepat tempo gerakannya.
“Lebih cepat, Hoon.”
Desahan keduanya semakin tak beraturan kala hujaman Sunghoon semakin cepat dan semakin dalam. Sunoo bahkan sampai meremas kuat-kuat sprei yang acak-acakan akibat perbuatan mereka.
“Kumohonn... sebut namaku, Sunoo.”
“Park Sunghoon ...”
Sunoo mengerang kala merasakan pelepasannya hampir tiba. Begitupun Sunghoon, lelaki itu menyerukkan hidungnya pada ceruk leher Sunoo.
“Kita keluar bersama.”
Sunoo mengangguk. Tak ada kata-kata setelahnya, karena di menit selanjutnya, Sunoo melenguh panjang kala merasakan sesuatu menyembur dengan keras di dalam sana. Cairan pelepasan Sunghoon.
“Aku mencintaimu tanpa henti, Kim Sunoo.”
....
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] TRAPPED BY YOU
VampireSUNGSUN. [COMPLETED] Park Sunghoon. Lelaki pendiam dengan sorot mata tajam mematikan. Lelakk yang sekalinya berbicara menyakitkan, namun sayangnya dia berwajah tampan. Bibir dan tubuh tegapnya yang terlihat pucat, entah mengapa terlihat begitu mengg...