Bagian 15

6.4K 678 6
                                    

KIS(SHIT)

---

Sudah lebih dari tiga puluh menit Sunoo berdiam diri di dalam mobil. Namun, Sunghoon sama sekali belum menampakkan batang hidungnya. Takut? Jelas. Siapa yang tidak takut ditinggal sendirian di hutan tanpa penerangan juga sepi?

Merasa ngantuk, akhirnya Sunoo pindah ke kursi belakang lalu merebahkan tubuhnya di sana. Saat hendak memejamkan mata, suara sepatu yang menginjak daun membuatnya kembali terjaga. Tersentak, pikiran lelaki itu mulai menerka-nerka.

“Itu Sunghoon?” cicitnya.

Sunoo memilih bangkit dari tidurnya, lalu pindah duduk di bawah untuk berjaga-jaga. Sedikit mengintip ke arah depan, takut orang yang datang itu adalah Sunghoon. Suara itu mulai mendekat. Namun, seketika menghilang.

Itu bukan Sunghoon, batin Sunoo berkata. Dan hal itu membuat tubuhnya kaku. Lelaki itu sedikit menengadahkan kepala dari balik tempatnya bersembunyi. Kosong, tidak ada apa pun.

Sunoo menghela napas lega sambil memejamkan mata. Tetapi hal itu tidak berlangsung lama. Sunoo mendengar suara tubrukan kencang dari arah belakang menginterupsinya untuk membuka mata, dan ...

“AAAA!”

Sunoo berteriak. Demi Tuhan, dia sangat terkejut melihat sosok pria di hadapannya yang tengah menempel di kaca belakang lewat bagasi mobil. Pria itu terlihat menyeringai sambil sesekali menjilat kaca.

Lelaki itu terpekik. Satu tangannya bergerak menutup mulut, takut dia kembali berteriak. Namun lagi, Lelaki itu kembali berteriak saat pria itu mulai memukul-mukul kaca mobil Sunghoon menggunakan tangan kosong.

Otaknya buntu, Sunoo tidak tahu harus melakukan apa. Yang dia lakukan hanya berdoa supaya Sunghoon cepat datang dan melindunginya.

Prang!

Kaca mobil Sunghoon mulai pecah, membuat Sunoo memegang jantungnya yang mulai berontak untuk dikeluarkan. Sunoo panik, sementara pria di hadapannya malah memamerkan seringaian jahatnya.

Sunoo mulai memegang knop pintu mobil, bersiap-siap untuk berlari jika pria itu masuk. Namun, baru selangkah pria itu masuk, sekelebat bayangan hitam lewat membawa tubuh pria itu.

Brakk,

Sunoo terperangah. Tubuhnya yang lemas membawanya duduk di kursi untuk mengintip apa yang terjadi. Di sana, pria itu dan orang yang sedari di tunggunya tengah bergelut. Masing-masing dari mereka selalu melayangkan tinju dan kekuatannya.

Namun, bukan Sunghoon namanya kalau berhasil dikalahkan dengan mudah. Ya, lelaki itu menguasai perkelahian ini. Terlihat dari lawannya yang mulai kewalahan menghadapi kelincahan lelaki itu. Terakhir yang Sunoo lihat, Sunghoon berlari dan memegang kencang kepala pria tadi lalu diputarnya kepala itu hingga menciptakan bunyi yang cukup memekakan telinga. Sedetik kemudian, pria itu ambruk begitu saja, lalu hilang entah ke mana.

Sunghoon melirik mobilnya, lalu berlari dengan cepat dan masuk. Lelaki itu menoleh ke arah Sunoo yang tengah ketakutan. Menghampiri si manis, Sunghoon langsung membawa Sunoo ke dalam dekapannya. Entahlah, dia merasa khawatir untuk kali pertama pada seorang manusia.

“Sunghoon … takut,” bisik Sunoo. Suaranya bergetar, Lelaki itu benar-benar takut.

Lelaki itu mengangguk, lalu membantu Sunoo untuk kembali duduk di samping kemudi. Sunghoon melirik Lelaki itu sebentar sebelum akhirnya menyalakan mesin mobil lalu pergi dari hutan tersebut.

Suasana di dalam mobil begitu hening. Sunoo masih saja terdiam, enggan untuk membuka suara. Mata Sunoo menoleh ke arah kaca mobil Sunghoon yang pecah, lalu menyeret pandangannya ke arah Sunghoon.

“Tadi itu—”

“Tidak perlu kau pikirkan, Sunoo!” perintah Sunghoon sebelum Sunoo menyelesaikan perkataannya. Sunoo yang mengerti, akhirnya hanya bisa terdiam. Namun, pikiran Lelaki itu masih berkecamuk, bertanya-tanya tentang kejadian yang baru saja terjadi.

Selama perjalanan, keduanya sama-sama terdiam. Sampai akhirnya mereka tiba di depan rumah Sunoo.
Sunghoon menghentikan mobilnya, melepas seatbelt lalu melirik Sunoo yang masih bergeming. Lelaki itu masih terdiam di tempat dengan tatapan kosong. “Tadi itu apa? Beri tahu aku!”

“Kubilang tak perlu kau pikirkan.”

“Hah? Bagaimana bisa? Tadi itu— mphhh ...”

Sunghoon melakukan hal itu dengan cepat. Sebelah tangan lelaki itu memegang kepala Sunoo, menahan Lelaki itu agar tidak melepaskan ciuman mereka. Sunghoon merasakan keterkejutan dari Lelaki di hadapannya. Lelaki itu berpikir, mungkin ini yang pertama untuknya.

Sunghoon mengecup bibir Sunoo. Lelaki itu sama sekali tidak melakukan hal yang lebih jauh dari ini. Hanya menyentuh bibir ranum itu kemudian terdiam. Menikmati sensasi tiap detik yang ditimbulkan karena perbuatannya. Rasanya sungguh aneh dan … menggelikan.  

Sunghoon menarik kepalanya menjauh. Netranya terus menatap iris obsidan itu dalam. Entah apa yang merasukinya saat ini, lelaki itu kembali mendekatkan dirinya ke arah Sunoo. Tangan Sunghoon merambat ke leher Sunoo, bibirnya ingin kembali menyentuhnya lagi. Namun, Sunoo langsung menggerakkan kepalanya, membuat Sunghoon mengernyit lalu kembali menarik diri.

Sejenak mereka terdiam dengan otak yang sama-sama kosong. Sunoo menatap lelaki itu. Namun, ketika Sunghoon balik menatapnya, Sunoo langsung membuang pandangannya.

Dengan tangan gemetar, Sunoo mencoba untuk melepas seatbelt-nya. Setelah itu membuka pintu depan, kemudian menoleh ke arah Sunghoon yang masih diam sambil menatapnya. “Sunghoon, aku masuk duluan.”

“Malam.” Setelah mengucapkan itu, Sunoo langsung keluar dari mobil milik Sunghoon. Menutup pintu mobil, lalu berjalan menjauh dan langsung masuk ke dalam rumahnya dengan kaki yang amat lemas.

Sementara di sisi lain, Sunghoon masih bergeming. Dia masih terdiam memikirkan apa yang baru saja dia lakukan. Lelaki itu menaruh kepalanya di kemudi, pikirannya terus berkecamuk. Dirinya vampir, bisa saja dia langsung menyetubuhi Lelaki itu secara paksa untuk menghilangkan tanda argumen darah, lalu membunuh Sunoo saat itu juga. Tapi entah kenapa, dia merasa berbeda.

Sunghoon merasa tidak mengenal dirinya sendiri.

[END] TRAPPED BY YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang