"Sunoo?"
Park Sunghoon membuka lebar pintu kamar Sunoo, lalu masuk ke dalam kamar besar yang sudah lebih dari sebulan ini lelaki manis itu tempati.
"Sunoo?" Sunghoon kembali memanggil lelaki manis itu sambil menyapu pandang ke segala ruangan, berharap menemukan Sunoo. Namun nihil, tak ada jawaban dan Sunoo juga tak nampak keberadaannya.
Wajah Sunghoon berubah pias. Lelaki itu lalu melangkahkan kaki untuk mengecek ke kamar mandi.
Kosong.
Park Sunghoon kembali melangkahkan kaki, berniat keluar dari kamar Sunoo dan menanyakan hal ini kepada para pelayan, barangkali ada yang melihat lelaki manis itu. Namun, saat tangannya memegang gagang pintu, lelaki itu sedikit menoleh ke arah balkon dan melihat helaian rambut yang terbang terbawa angin.
Sunghoon menghela napas lega.
Dengan perlahan kaki panjang Sunghoon melangkah mendekati Sunoo lalu merapatkan tubuh kekarnya ke tubuh mungil Sunoo dan memeluk pinggangnya posesif.
Sunoo yang mendapat perlakuan seperti itu langsung terkejut. Si manis lalu menolehkan wajahnya sedikit, memandang lelaki yang tengah membenamkan wajah di perpotongan leher jenjangnya.
"Apa yang sedang kau pikirkan?" tanya Sunghoon tanpa melepaskan tangan kekarnya dari pinggang Sunoo.
Hei, bukankah lelaki itu bisa membaca pikiran? Kenapa basa-basi seperti ini, hm?
Sunoo melepaskan tangan Sunghoon lalu memutarbalikan tubuhnya, memandang lelaki tampan di hadapannya yang kini tengah memajukan bibirnya kesal. "Aku sedang memikirkan Ayah dan teman sekelas. Menurutmu mereka sedang apa? Apa mereka merindukanku?"
"Sunghoon?"
Lelaki itu bergeming.
"Hei!" Sunoo menepuk bahu Sunghoon, membuat lelaki itu sedikit tersentak.
Sunoo mengernyit lalu bertanya. "Kau kenapa?"
Sunghoon hanya tersenyum lalu menatap langit yang kini berwarna kelabu. Ralat, memang setiap hari berwarna kelabu, karena dunia gaib tidak banyak mendapat cahaya matahari.
"Kau ingin kembali ke dunia manusia?"
Mendengar tawaran itu Sunoo mengangguk antusias. Rasa rindu yang selama ini ia tahan perlahan menguap. Walau belum pasti dengan ucapan lelaki itu. Namun, Sunoo tak dapat menyembunyikan perasaan senangnya.
Sunghoon menoleh lalu tersenyum kecil saat Sunoo menatapnya dengan tatapan berbinar. Lelaki itu lalu menepuk puncak kepala Sunoo gemas kemudian beralih merogoh saku celananya. "Pakailah!" Sunghoon menyerahkan sebuah cincin emas murni berbandul berlian putih yang begitu berkilau.
Sunoo menatap Sunghoon yang tengah mengulum bibir sambil menggerakkan kedua alisnya, seakan menyuruh Sunoo untuk mengambil alih cincin tersebut.
Sunoo mengambil cincin itu dari tangan Sunghoon lalu menatap benda itu sejenak.
"Semoga cocok."
Sunoo yang mendengar itu lantas menggeram kesal.
Ya Tuhan, seberapa tidak peka-nya lelaki ini? Sunoo hanya mau lelaki itu yang memakaikan cincin ini di jari manisnya. Ah, Sunghoon ini benar-benar tidak romantis.
Sunghoon yang dapat mendengar pikiran Sunoo lantas terkekeh. Diambil alih kembali cincin itu lalu memasangkannya di jari manis Sunoo. Dan tentu saja, cincin itu terlihat sangat cocok.
"Bagus." Sunghoon tersenyum lalu memandang wajah datar Sunoo. Ah, rupanya lelaki manis itu masih kesal.
Tanpa berniat membujuk Sunoo, Sunghoon langsung menjentikkan jari hingga muncul pusaran layaknya angin tornado. Sunoo yang melihat ini masih saja dibuat takjub. Padahal ini sudah ketiga kalinya lelaki manis itu melihat portal yang dapat menghubungkan alam manusia dan alam gaib.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] TRAPPED BY YOU
VampireSUNGSUN. [COMPLETED] Park Sunghoon. Lelaki pendiam dengan sorot mata tajam mematikan. Lelakk yang sekalinya berbicara menyakitkan, namun sayangnya dia berwajah tampan. Bibir dan tubuh tegapnya yang terlihat pucat, entah mengapa terlihat begitu mengg...