Bagian 23

5.2K 478 5
                                    

WHAT'S WRONG WITH HARUTO?

---

Padahal Kim Sunoo hampir saja berangkat sekolah sebelum seseorang dengan seragam yang sama sepertinya berdiri di depan pagar rumahnya. Lelaki dengan kacamata hitam dan kedua tangan yang dimasukkan ke dalam celana tengah bersender pada pintu mobil sedan hitam. Terlihat beberapa ibu-ibu komplek dan anak-anak yang ingin berangkat sekolah menegurnya sambil menampakkan binar ketertarikan mereka pada lelaki putih itu.

Sunoo bingung, lalu perlahan mulai berjalan menghampiri lelaki tadi. “Sunghoon?”

“Ingin berangkat bersama?” tanya lelaki tadi yang ternyata adalah Park Sunghoon. Tiga kata yang mampu membuat gejolak hebat di hati Sunoo. Belum lagi saat memorinya kembali memutar kejadian kemarin, yang membuat Sunoo mencap lelaki itu seorang good kisser.

Sunoo mengangguk, lalu mulai masuk ke dalam mobil saat Sunghoon membukakan pintu untuknya. Lelaki itu mengendarai mobilnya dengan kecepatan standar. Selama perjalanan, mereka hanya saling diam dengan Sunghoon yang fokus menyetir dan Sunoo yang memandang keluar jendela. Jalanan di kota Busan tak terlalu padat pagi ini. Udara di luar juga tak terlalu bagus, karena memang musim gugur hampir tiba.

Beberapa menit kemudian, mereka sampai. Sunoo keluar terlebih dahulu lalu disusul oleh Sunghoon. Mereka jalan beriringan ke kelas sambil mengobrol ringan. Sampai di kelas, semua penghuni yang pagi ini sudah datang langsung terdiam. Sunoo dan Sunghoon saling melempar senyum sebelum mengakhiri obrolan mereka dan berjalan menuju deretan bangku masing-masing.

“CIE SUNOOOO!”

Congor Jeongwoo berteriak nyaring memancing teman-temannya yang lain juga ikut menggodanya, membuat kelas begitu berisik karena seruan tersebut.

“Aish, berisik sekali!” kesal Sunoo.

“Cie salting!” ucap Haruto sambil cekikikan.

“CIEE ...”

“Kau beri pelet apa pada Sunghoon?” tanya Daniel yang membuat Sunoo langsung membulatkan matanya.

“Kau pikir aku dukun!”

“Iya, kau beri pelet apa, Sunoo?” kata Geonu ikut-ikutan.

“Ada-ada saja kalian.”

“Habisnya aku bingung. Kau hebat sekali membuat pangeran kegelapan menjadi dewa matahari.” Teman-temannya yang lain hanya dapat bersorak mendengar ocehan Geonu.

Asahi yang baru saja membuka pintu dan mendengar teman-temannya bersorak langsung tersenyum. Dia berjalan memasuki kelas sambil melambaikan tangannya dan memberikan fly kiss ke kanan-kirinya, berlagak seolah dirinya tengah berjalan di catwalk. Nampaknya lelaki bodoh itu salah mengartikan.

“Lah, Dugong air! Apa yang kau lakukan, bodoh?” ucap Ni-ki sambil tawa-tawa melihat kelakuan aneh temannya.

“Sial! Makin kreatif saja memanggil namaku,” sindir Asahi sambil memandang sinis Ni-ki lalu mengalihkan pandangannya lucu. “Lagi pula, kenapa kelas ini berisik sekali? Sudah seperti razia banci saja,” lanjutnya.

“Kau datang kurang pagi, jadi kurang update,” ucap Haruto.

Asahi mengangkat bahunya bodo amat, lalu kembali memandang teman-temannya. “Jangan lupa tugas Bu Dara dikumpulkan.”

“Hah, tugas yang mana?” tanya Geonu. Pasalnya semalam dia tidak mengerjakan apa pun. Ditambah grup kelas yang sepi tak membicarakan PR sama sekali. Lah, kok ini tiba-tiba disuruh kumpulkan?

“Bohong,” ucap Asahi sembari terkekeh karena sudah berhasil mengelabui teman kelasnya.

“Avada kedavra!”

Geonu berseru sambil mengarahkan pulpennya ke arah Asahi. Membacakan salah satu mantra pembunuh di film Harry Potter.

“Mati kau, Asahi. Mati kau. Mati!” teriak Geonu sampai-sampai urat lehernya menonjol, membuat lelaki itu terlihat amat konyol. Sementara Asahi hanya memandang datar teman di hadapannya ini.

Tak lama berselang, Haruto yang duduk di belakang Asahi tiba-tiba kejang, membuat teman kelasannya tertawa. Padahal mantra yang dilafalkan Geonu untuk Asahi, bukan Haruto. Tapi kenapa malah Haruto yang kejang-kejang?

“Ya, Haruto! Kau mendalami peran sekali,” ucap Taki di tengah-tengah tawanya. Namun, Haruto sama sekali tak berhenti dan terus kejang-kejang sampai dirinya terjatuh ke lantai. Teman-temannya yang menyaksikan itu langsung berhenti tertawa dan perlahan mengerubungi Haruto.

“Haruto kejang sungguhan!” seru Minji yang membuat panik seluruh penghuni kelas. Yoon Jaehyuk yang notabenenya seorang pemimpin kelas, langsung berlari keluar kelas mencari pertolongan.

Haruto benar-benar memprihatinkan. Matanya menatap kosong ke atas dengan bola mata merah seperti meronta untuk keluar. Tangannya terkepal, badannya terus bergerak-gerak seolah ada yang menggocangkannya, dan mulutnya mengeluarkan suara seperti orang gagu.

Sunoo yang melihat itu lantas mengeluarkan air mata, tak kuasa melihat sahabatnya tergeletak di lantai dengan sebab yang sama sekali tak Sunoo ketahui. Aneh, lelaki itu sama sekali tak mempunyai penyakit epilepsi. Apa ini karena mantra Geonu? Huh, it's absolutely impossible.

Tak lama, empat orang yang sedari tadi diam di bangkunya langsung berusaha masuk kedalam kerubungan dan langsung mendekat ke arah Haruto. Empat lelaki itu memandang Haruto dengan tatapan yang sulit diartikan. Salah satu dari mereka langsung memegang Haruto dan memejamkan matanya, seakan dirinya tengah berusaha membaca apa yang sebenarnya terjadi.

“Arghh,” rintih Jay dan tangannya langsung terlepas begitu saja. Ya, dialah orang yang tadi memegang Haruto. Raut wajah lelaki itu tampak tak bisa di baca. Lalu keempat orang itu saling berpandangan, seakan mereka tengah berbicara lewat tatapan matanya.

Detik itu juga, Haruto tak sadarkan diri.

⸙⸙⸙

Kegiatan belajar mengajar berjalan seperti biasa. Watanabe Haruto, lelaki yang tadi tak sadarkan diri langusng di bawa ke UKS. kalian pasti bertanya-tanya, kenapa Haruto tidak di bawa ke rumah sakit?

Hei, jangan kalian samakan UKS SMA Iland dengan sekolah lain. UKS di sini bisa dibilang unit kesehatan paling bagus dari sekolah-sekolah lain. Tak heran, karena SMA Iland termasuk salah satu sekolah terbaik dan terfavorit di negara ini.

“Ada pertanyaan?” tanya Pak Franz. Hening, tak ada siswa yang bertanya, semua bungkam.

Pak Franz menghela napas. “Bapak sudah mendengar berita tentang Haruto. Semoga teman kalian baik-baik saja dan tidak terjadi sesuatu yang fatal padanya.”

“Aamiin.”

Sunoo menatap bangku Haruto yang kosong, biasanya lelaki itu mengisi bangku itu dan tengah bercanda gurau dengan Jeongwoo. Tapi lihat sekarang Jeongwoo. Ia hanya diam sambil memandang kosong buku di hadapannya. Malang.

Dan empat orang itu, mereka menghilang. Sunghoon, Jay, Jake, dan Heeseung. Entahlah mereka ke mana. Padahal Bu Dara sudah memperingatkan para siswa untuk tepat mengikuti pelajaran. Tapi nampaknya peringatan tegas bu Dara tak berlaku pada empat lelaki itu.

Sunoo menghela napas lalu memejamkan matanya, berusaha menenangkan dirinya bahwa semua akan baik-baik saja. Ia lalu membuka mata dan menatap Yang Jungwon yang tengah terduduk lesu di sampingnya.

“Semua akan baik-baik saja. Won,” ucap Sunoo sambil mengelus-elus pundak lelaki mungil itu.

Jungwon mendengus lalu merebahkan kepalanya dilipatan tangannya. “No, Sunoo …”

I have a bad feeling about this.

[END] TRAPPED BY YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang