Time.

1.7K 65 0
                                    

Waktu

Waktu tetap berjalan, meski kau sakit maupun bahagia, namun waktu bisa terasa kosong saat kau tak merasakan apa-apa.

-
-

" Udah cukup kali kerjanya.. ", Senja hampir saja terlonjak mendengar suara Jihan yang tiba-tiba menginterupsi dirinya.

" Ketuk pintu dulu, ga bisa? ", Senja menatap sengit Jihan dan dibalas tatapan malas, Jihan melihat jam dipergelangan tangannya, waktu sudah menunjukan pukul 10 malam, namun bosnya belum ada hilal untuk segera berdiri dan pulang ke rumahnya.

"Kalau belum selesai dilanjutkan besok aja, inget besok kita perlu ketemu client jam 8 pagi, kalau lo hari ini begadang, dan besok telat, lo bakal dicap ga profesional, dan kerjaan lo berantakan, kantor lo sepi, lo bangkrut, gapunya duit, istri lo digondol orang, anak-anak lo ikut bapak barunya", Jelas Jihan tanpa ekspresinya, dia sudah lelah bekerja malam ini, belum lagi dia harus mempersiapkan segalanya besok pagi-pagi sekali. Jika bosnya ini tak pulang juga, dan tetap merepotkan nya, demi kost-kostan cat orenge, Jihan akan resign.

Senja tampak kesal, terlihat dari wajahnya yang terlihat masam, Jihan selalu menyangkut pautkan keluarganya, mengancamnya dengan pikiran-pikiran negatif, tak taukah dia, bahwa dirinya seorang yang sangat pemikir.

"Nah gitu dong, malam sen, Hati-hati", Senja meninggalkan Jihan dan akhirnya Jihan tersenyum lega, segera dirinya menyusul mengambil tasnya dan pulang, malam ini biarlah dia tidur ditemani rasa capek dan lelah, karena dia sudah menyiapkan agenda untuk weekend nanti.

-
-

" Masih jam segini, main dulu ga si, di BA.. " Ajak Reva, mereka sedang berkumpul ditempat Kessie, mendengar ajakan teman yang sudah dikenalnya sejak SMP itu, Kira tersenyum jahil, dan Kessie menaikkan alisnya curiga,

" Mau apa?", pertanyaan secepat kilat dari Kessie, karena tak mungkin temannya ke BA hanya untuk 'main' saja, Kira melirik Reva menahan senyum lebarnya lalu mengambil pod di mejanya, serta kunci motor,

"Gas aja lah..", ucap Kira, disusul Reva yang ikut berdiri dan mengambil kuncinya, Kessie kelabakan menyusul teman-temannya, " Tungguin woi.. ", Kessie mencari-cari kuncinya, namun tidak ada, apa dia lupa, bahwa motornya itu sedang di bengkel, bahkan baru tadi sore dirinya mengantar motor itu, dan pulang berboncengan dengan Reva.

" Lo nyari apa pe'a,..", Reva kembali ke tempat Kessie dengan kesal, dan dihadiahi senyuman polos Kessie,"Gue lupa.. ", Reva kembali jalan pergi, dibuntuti Kessie yang tertawa. " Kocak.. ", seru Kira dan tertawa melihat tingkah Kessie, Reva memakai helmnya, dan Kessie duduk manis, berpegang pada pundak Reva.

Tanpa aba-aba, Reva memacu motor dengan warna hitam orenge itu, sedang milik Kira warna hitam dengan garis biru tepi laut ikut mengejar, tanpa berkordinasi, mereka tau, mereka sedang bertanding tanpa hadiah.

BA adalah sebuah nama arena yang mereka namai sendiri, sebuah arena balap, dengan sebuah belokan melingkar yang kerap menjadi alasan mereka dirawat dirumah sakit, meski tak berat namun goresan aspal itu mampu meninggalkan perih yang tak sebentar, dan beret di motor mereka pun masi awet. "Bundaran Anjing" sebut Reva waktu itu, dan diikuti teman-teman yang lainnya, tak ingin terdengar terlalu frontal, Maka digantilah menjadi BA.


-
-

" Sayang, kamu ga ngantuk?.. ", tanya Gesa, menghampiri sosok yang telah mengambil hatinya, sudah pukul sebelas lebih empat puluh delapan menit namun lampu kamar itu masih menyala, Gesa bertatap mata dengan sosok itu, damai sekali rasanya, hanya duduk bersama, saling bertatap, dengan suasana yang tenang seperti ini, sedang tangan pemilik hatinya mengelus surai panjangnya, dengan lembut serta senyuman manis, diakhiri kecupan di keningnya agak lama, apalagi yang dia butuhkan sekarang?

"Kamu.. ", seolah tersihir akan suasana dan paras didepannya, suara itu tercekat, tertahan pada leher jenjangnya.

" Aku kenapa? ", balas Gesa pelan dengan mata bergerak liar memperhatikan setiap ekspresi orang didepannya,

" Kamu nginep disini? ", Gesa tertawa kecil, niat hatinya tadi, dia akan berpamitan namun malah berakhir duduk dan berbagi atensi dengan sang cinta.

" Hmm gimana ya.. ", Gesa tersenyum jahil, dan sosok itu tau, dirinya sedang dalam permainan yang finalnya dia akan dijatuhkan dari langit awang-awang.

Mendengus dan pura-pura marah, Gesa semakin merasa lucu, lalu mengecup pipi manis berlesung itu, untuk meredakan amarah cintanya.

" Kamu uda tau jawabannya, maaf ya.., ya uda aku pamit dulu, jangan lupa besok bangun pagi, kamu ada kerjaan loh", Gesa berdiri dan mulai menjauh dari kamar itu, dan sosok itu pun tak menahannya untuk tetap tinggal, karena hubungan mereka hanya tarik ulur saja, dan permainan itu akan berlanjut, hingga salah satu dari mereka menemukan rumah baru lagi. Ya dia yakin hanya seperti itu.

-
-

Naya melangkahkan kakinya menaiki tangga menuju lantai dua, rumahnya tampak lenggang namun terasa kosong, bundanya telah memberi pesan untuknya, bahwa dia tak pulang malam ini, dan menginap di apartemen dekat kantor, berhubung ada kerjaan besok pagi-pagi sekali.

Bundanya itu tipe orang yang susah tidur, dan kalau sudah begitu, dia harus berusaha memiliki kualitas tidur yang baik, agar merasa segar keesokannya, dan Naya tak kan protes karena itu.

Namun tak dapat dibohongi, terlalu lama ditemani kesepian, Naya menjadi sosok yang pendiam, dia ogah berinteraksi dengan banyak orang, bahkan temannya dapat dihitung jari, Naya akan bercanda ria jika bersama keluarga intinya saja, khususnya si Akira kakak satu-satunya, yang hobi main hingga tak pulang. Sekali lagi dia mengerti alasan kakaknya jarang pulang, Rumah terlalu sepi untuk mereka berdua.

Namun berbeda dengan Senja dan Kira, Naya lebih nyaman menghabiskan waktu dirumah dibanding keluar main tak jelas, Naya suka berkreasi didapur, memasak menu-menu yang dilihatnya, memasak adalah cara Naya melepaskan stress, kegiatan memotong, mengiris, mengupas, mengaduk, menyatukan bahan-bahan mentah menjadi sebuah makanan matang dengan cita rasa dan bau yang membuat siapa saja menjadi lapar, adalah sebuah pencapaian sukses untuk membuang perasaan jenuh dan sepinya.

Lucunya dia jarang memakan makanan yang telah di buatnya, nyaris tak pernah, Naya selalu memberikannya ke orang lain, jika ditanya mengapa?, dia akan menjawab, "udah kenyang".


-
-

Lamanya waktu tak dapat dijabarkan bagi mereka yang menderita didalamnya, waktu adalah ungkapan lama dan singkatnya sebuah memori yang akan menjadi kenangan berharga maupun sia-sia.

-
-

Akhirnya chap 1 terealisasikan wkwk, halo para penumpang kapal zeesha, ini cerita debutku.. Semoga kalian suka, kira-kira bakal bagus ga?, atau masi banyak kekurangan? , komen skuy.

𝘛𝘦𝘳𝘪𝘮𝘢𝘬𝘢𝘴𝘪𝘩 🙆‍♀️
@𝘬𝘪𝘣𝘣𝘺𝘱𝘪𝘵𝘺.

What Does The Sig[n]h Mean? | zeeshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang