بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم
"Dikabarkan bahwa telah ditemukan sebuah tempat yang diyakini sebagai portal menuju dimensi lain. Konon katanya, portal ini bisa membawa siapapun ke tempat yang asing dan misterius."
"Beberapa kejadian terlihat seakan membenarkan bahwa portal menuju dimensi lain memang ada. Keganjilan yang timbul ini membuat para peneliti ramai-ramai melakukan penyelidikan."
Arkaana merasa tak tahan mendengar televisinya yang mengoceh sedari tadi. Ia segera menuju ke sofa empuk yang berada di depan televisinya lalu mengamati apa yang sedang diberitakan oleh televisi tersebut.
Apa yang barusan ia saksikan terdengar tidak masuk akal. Arkaana hanya bisa menggelengkan kepalanya dengan raut wajah yang terheran-heran. Yang benar saja, mana mungkin di dunia ini ada sebuah portal untuk menuju ke dimensi lain?
Tangan kanan Arkaana bergerak untuk meraih remote televisi yang terletak disampingnya. Ia dengan segera menggerakkan jari tangannya untuk mengganti tontonannya ke channel yang lain, karena menurutnya berita tersebut sangatlah membosankan.
:
:
:Esok harinya, Arkaana sudah tiba di sekolahnya. Entah mengapa, hari ini ia merasa sangat bersemangat sehingga ia datang lebih awal dari biasanya.
Di kelas, yang ia lakukan hanyalah melamun dan mengamati pemandangan dari jendela sembari menunggu teman-temannya yang belum datang.
Bukan apa-apa, tapi di pikirannya masih terlintas tentang berita yang ia lihat di televisi tadi malam. Ia masih merasa heran, tapi disisi lain juga merasa penasaran.
Di tengah lamunannya, tiba-tiba ada yang menepuk bahunya dari belakang. Ia sontak terkejut dan segera menolehkan kepalanya ke arah belakang.
Terlihat seorang lelaki yang tampan dengan matanya yang berbinar dan bahunya yang cukup lebar. Lelaki tersebut hanya membalas tatapan Arkaana dengan senyumannya yang manis.
"Masih pagi kok udah ngelamun aja, lagi mikirin apaan sih?" Tanya lelaki tersebut.
"Eh? heheh, ga mikirin apa-apa kokk" Balas Arkaana sambil terkekeh.
Disaat yang bersamaan, guru mereka memasuki ruang kelas. Tidak lupa dengan senyumnya yang ramah dan sapaan sebelum memulai kegiatan belajar mengajar.
:
:
:Bel istirahat berbunyi. Guru yang berada di kelas segera berdiri tegak untuk berpamitan kepada para siswa.
"Baiklah anak-anak, saya pamit terlebih dahulu. Silahkan kalian beristirahat." Lelaki paruh baya itu bergerak melangkahkan kakinya dan meninggalkan kelas.
Di waktu yang senggang ini, Arkaana memanfaatkannya untuk pergi ke perpustakaan. Ia ingin mencoba merasakan suasana yang tenang dan damai sambil membaca buku.
Sesampainya di perpustakaan, Arkaana segera mencari buku yang akan ia baca. Tubuhnya mematung, mengamati satu persatu buku yang tertata rapi di rak buku.
Hingga akhirnya, pandangannya terfokus pada sebuah buku yang terjatuh dari rak. Tangannya bergerak untuk meraih buku tersebut Ia mengamati bentuk dari buku tersebut, lalu memutuskan untuk membacanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gυѕαr & Kelαɴα
AdventureMenceritakan tentang kisah ketiga pemuda dengan seribu lukanya. Tuhan menakdirkan pertemuan mereka bertiga untuk saling menyembuhkan dan selalu ada untuk satu sama lain. Meski jarak ada di antara mereka bertiga, mereka tidak pernah merasa jauh. Kare...