Succesful ; 09

14 2 0
                                    

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم

:
:
:

"JEEAN AWASS-"

Rhiza dan Arkaana segera menyadarkan Jeean yang sedari tadi hanya terdiam. Mereka tak habis pikir dengan apa yang sedang dipikiran oleh Jeean.

Jeean yang tersadar, lantas berusaha untuk menghindari serangan dari makhluk buas yang berada tepat didepannya.

Terlihat seekor harimau yang bertubuh besar dan memiliki gigi taring yang sangat tajam berada tepat didepannya dan hendak menyerang Jeean.

Rhiza segera menggunakan kekuatannya yaitu menghentikan waktu sementara dan berlari cepat membawa Jeean menjauh dari harimau tersebut.

Arkaana juga menggunakan kekuatannya untuk berteleportasi ke tempat yang lebih aman.

"Gimana sih Je? Bikin panik aja lo. Untung aja masih bisa gue selametin."

"Lo gapapa kan Je? ada yang luka nggak?"

Jeean merasa bersalah dengan kedua temannya, ia bisa melihat kekhawatiran terpampang di wajah Arkaana dan Rhiza.

"Engga, gapapa. Tubuh gue gaada yang luka kok." Jeean menggelengkan kepalanya.

"Sorry ya.. Gue gabisa fokus. Keadaannya terlalu menegangkan buat gue, tubuh gue juga gemetaran hebat tadi."

"It's okay Je. Asalkan kita bertiga baik-baik aja dan gaada yang terluka. Lagian ini juga baru pertama kalinya kita ngejalanin misi disini kan? Pastinya kita bakal kebingungan diawal, lama kelamaan bakal terbiasa kok." Arkaana mencoba menenangkan Jeean yang gugup.

"Iya, betul kata Arka. Ini masih awal dari perjalanan kita bertiga. Kedepannya pasti bakalan ada rintangan yang lebih sulit dari sebelumnya. Makannya kita harus membiasakan diri mulai dari sekarang."

"Makasih ya Ka, Rhiz. Gue gatau apa jadinya nasib gue kalo gaada kalian berdua disini. Cuman kalian berdua yang selalu ada dan selalu nolongin gue kalo gue butuh. Yang pasti keadaan kalian itu berharga buat gue."

"Idih idihh. Alay banget lo Je."

"Berisik deh, Rhiz."

"Mulai, mulai.. Udah deh, mending kita lanjut ngejalanin misi ini. Daripada gak selesai selesai terus kitanya malah terjebak disini selama-lamanya."

"AY AYY CAPTAIN!"

Akhirnya mereka kembali ke tempat sebelumnya. Kali ini diiringi dengan perasaan semangat yang lebih membara dari sebelumnya.

Setelah berjalan kaki lebih jauh dari tempat sebelumnya, mereka akhirnya menemukan tempat yang sedari tadi mereka cari cari.

Air terjun yang dimaksud oleh Ellasandra sudah berada tepat dihadapan mereka.

Akhirnya mereka memutuskan untuk menghampiri air terjun tersebut dan mencari keberadaan kalung milik putri Ellasandra.

Mereka mencari kesana dan kemari, tapi tak kunjung menemukan kalung tersebut.

"Enih sebenernya kalungnya hilang dimana sih??"

"Ya kalo gue tau ngapain kita harus nyari bareng-bareng gini sih Rhiz? Mendingan juga gue turu."

Gυѕαr & KelαɴαTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang