Our Friendship ; 04

20 3 0
                                    

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم

:
:
:

Pagi ini, Arkaana pergi ke sekolah bersama Jeean. Mereka berdua diantar oleh supir Jeean yang senantiasa mengantar Jeean kemanapun dan kapanpun.

Sebenarnya Jeean juga ingin mengendarai mobil dan motor seperti anak-anak lain. Tetapi bunda Jeean melarangnya, beliau benar-benar selalu menjaga dan menyayangi anak lelaki satu-satunya tersebut.

Sesampainya disekolah, Jeean dan Arkaana turun dari mobil mewah tersebut. Mereka segera bergegas menuju kelas.

Saat dikelas mereka duduk di tempat masing-masing. Arkaana duduk disamping Jeean, mereka adalah teman sebangku dari awal mereka memasuki kelas tersebut.

Sambil menunggu bel berbunyi, siswa-siswa dikelas tersebut melakukan kegiatannya masing-masing.

Ada yang mengobrol bersama, ada yang sibuk membaca buku, ada yang melamun dan menatapi jendela. Bahkan ada juga yang sedang sibuk menyalin PR milik temannya yang akan dikumpulkan hari itu juga. Hayoo, siapa yang pernah kaya gini jugaa?

Arkaana dan Jeean pun demikian. Mereka sibuk mengobrol dengan satu sama lain. Ditengah sibuknya mengobrol, ada seseorang yang menghampiri mereka.

"Ngobrol mulu berdua, gue gadiajak."

Mereka berdua menoleh ke sumber suara itu berasal. Pandangan mereka tertuju pada Rhiza dengan wajah cemberutnya yang sedang berdiri sambil memperhatikan mereka berdua yang tengah mengobrol sedari tadi.

"Buset Rhiz, sini gabung aja kali."

"Betul noh kata Jeean, lo sih daritadi gue cariin belum dateng. Salah siapa dateng telat."

"Idihh, asal lo tau aja ya. Gue tuh kesiangan dikittt, makannya gue telat."

"Kesiangan kok tiap hari Rhiz.."

Pagi yang cerah tersebut diisi dengan pertengkaran Arkaana dan Rhiza. Memang sudah rutinitas mereka berdua tiap harinya, jadi jangan heran.

Bahkan Jeean yang melihat kedua temannya yang selalu bertengkar dimanapun dan kapanpun hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya.

Ia sudah berusaha untuk melerai keduanya, tetapi mereka berdua sangatlah keras kepala. Maka dari itu Jeean memilih untuk tutup suara dan hanya berdiam diri sembari menatapi mereka berdua.

"Lo berdua itu bisa gak sih sehari aja gak berantem, pusing gue lihatnya." Kali ini Jeean yang berbicara.

"Heheh, maaf Je. Abis tu anak ngeselin banget, tiap hari bikin masalah mulu kerjaannya."

"Maksud lo apa Rhiz? Orang dari dulu lo yang selalu mulai masalahnya yee."

"Udah, udahh. Mending lo semua diem deh."

Sekali lagi Jeean hanya bisa menggelengkan kepalanya setelah melihat kelakuan kedua temannya.

Bel berbunyi, menandakan bahwa waktu pelajaran akan dimulai. Semua siswa sedang berlari-larian menuju tempat duduknya masing-masing sebelum guru yang mengajar datang.

Gυѕαr & KelαɴαTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang