بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم
:
:
:Malam hari telah tiba. Harusnya mereka sudah sampai di tempat tinggalnya dan beristirahat.
Tetapi tidak dengan Arkaana. Disaat kedua temannya sedang beristirahat dengan tenang, ia lebih memilih untuk berjalan-jalan disekitaran tempat tinggalnya.
Tepat didepan tempat tinggalnya terdapat sebuah bangku kosong yang jarang ditempati oleh siapapun.
Ia memilih untuk duduk di bangku kosong tersebut. Arkaana hanya berdiam diri dan melamun saat itu.
Keadaan terasa hening. Tidak ada suara disekitarnya. Hanya ada dirinya seorang diri disana. Tetapi keheningan tersebut tiba-tiba terpecah.
Seketika ada bayangan misterius tepat dihadapannya, anehnya tidak ada seorang pun selain dirinya saat itu.
Arkaana bergidik ngeri. Bulu kuduknya berdiri. Ia takut bahwa akan ada sesuatu yang menyeramkan dihadapannya.
Secara tiba-tiba munculah seorang nenek tua tepat dihadapan Arkaana. Arkaana hanya bisa mengedipkan matanya berkali-kali, memastikan apakah seseorang yang ada dihadapannya benar-benar nyata.
Ia menggelengkan kepalanya, berharap semua hal yang sedang ia alami hanyalah sebuah mimpi.
Nenek itu berusaha mendekati Arkaana. Ia reflek memundurkan dirinya, berjaga-jaga apabila sosok yang ada dihadapannya adalah penjahat yang sedang berusaha untuk menyakitinya.
"Tenanglah wahai anak muda, aku janji untuk tidak akan menyakitimu."
Arkaana yang mendengar itu lantas terdiam sejenak.
"Apakah engkau dapat mempercayaiku? Aku benar-benar tidak ada niatan untuk melukaimu, sayang."
Entah mengapa Arkaana mendadak dapat mempercayai nenek itu dengan mudah. Ia merasa seperti sedang terhipnotis oleh nenek tersebut, sayangnya ia tidak bisa melakukan apa-apa.
"S-siapa engkau? Ada perlu apa engkau menghampiriku?"
"Ah soal itu, engkau tidak perlu mengetahuinya. Lebih baik engkau menenangkan dirimu terlebih dahulu. Sudah kubilang kan, aku tidak akan melukaimu sedikitpun."
"Arghhh.. Tolong cepat katakan keperluanmu denganku. Jangan hanya membuang-buang waktuku sia-sia disini."
Arkaana merasa frustasi dengan lawan bicara dihadapannya.
"Baiklah, apakah engkau mengenal pemimpin dari klan Damaris?"
"Pemimpin klan Damaris? Bukankah itu Ethan?"
"Ohohohh, sepertinya engkau sudah sangat mengenal pria itu ya?"
"Apa maksudmu? Apa yang terjadi dengan Ethan?"
"Hmm.. Tidak ada. Ia baik-baik saja. Tetapi apakah engkau dan teman-temanmu itu masih bisa mempercayainya?"
"Apa yang salah dengannya? Dan bagaimana bisa engkau mengenali teman-temanku??"
"Itu tidak penting, sayang. Hanya saja ada beberapa hal yang harus engkau ketahui sebelum pria licik itu mulai melakukan hal buruk kepadamu dan teman-temanmu."
"Pria licik? Aku tidak mengerti dengan apa yang baru saja engkau katakan. Ethan adalah pemimpin klan terbaik sejauh ini. Ia selalu bersedia untuk membantu kami jikalau kami memiliki kesulitan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Gυѕαr & Kelαɴα
AdventureMenceritakan tentang kisah ketiga pemuda dengan seribu lukanya. Tuhan menakdirkan pertemuan mereka bertiga untuk saling menyembuhkan dan selalu ada untuk satu sama lain. Meski jarak ada di antara mereka bertiga, mereka tidak pernah merasa jauh. Kare...