PART 8

1 1 0
                                    

Eileithya beserta anggota kelompoknya sedang maju ke depan kelas untuk mempresentasikan terkait tugas kewirausahaan mereka.

"Sekian dari penjelasan kami terkait presentasi yang kami bawakan. Apa ada yang ingin bertanya?" Ucap ketua kelompok, Bagas. Bagas yang menjadi ketua kelompok atas permintaan anggota kelompoknya.

Ada tujuh orang yang mengangkat tangan untuk bertanya pada kelompok mereka. Eileithya mencatat pertanyaan yang dilemparkan kepada kelompoknya lalu memberikannya di grup kelompok kewirausahaan miliknya.

"Baik, terimakasih banyak atas pertanyaan kalian yang banyak itu. Namun, kami meminta waktu untuk berdiskusi sebelum menjawabnya."

Mereka mulai berdiskusi untuk mencari jawaban dari tujuh pertanyaan yang ada. Setelah mendapatkan jawaban, mereka bergantian untuk menjawab.

Eileithya terlihat gugup ketika memberikan jawabannya kepada teman-temannya. Dia sebenarnya mengetahui jawabannya cuma dia tidak percaya diri untuk menjawabnya. Seketika hilang kosakatanya.

Setelah semua pertanyaan telah terjawab, mereka menutup presentasi mereka dan berjalan menuju tempat duduk masing-masing.

"Gila gila! Bestie gue keren habis woy."

Eileithya tertawa kecil mendengar lontaran yang diberikan Hani. Ia menyambar botol minum miliknya yang berada di atas meja lalu meneguknya.

Hani mencondongkan badannya ke depan Eileithya. "Mau tau sesuatu gak?" tanyanya pelan.

Eileithya menoleh heran. Dengan alis terangkat ke atas, ia menatap Hani dengan wajah penasaran.

"Liat ke belakang deh. Lo diliatin mulu sama Devin," bisik Hani.

Eileithya melihat ke arah yang dimaksud temannya itu. Di barisan belakang, Devin sedang melihat ke arahnya. Bolehkah dirinya berharap seperti itu?

"Asal lo tau ya, Ei. Daritadi sejak kelompok lu maju untuk presentasi. Tuh anak udah ngeliatin lo mulu. Lo sadar gak sih?" Tanya Hani.

Eileithya hanya diam mendengarnya. Apakah betul yang diucapkan Hani bahwa Devin melihat dirinya sedari tadi? Bolehkan ia berharap demikian?

Ting!

Eileithya mengambil smartphone miliknya yang berada di kolong meja. Dia membuka smartphonenya ketika mendapatkan sebuah notifikasi pesan yang masuk.

Devin
Online

Presentasi lo bagus. Gua gak bohong.
Lainkali jangan gugup, Ei. Sayang banget, presentasi lo udah bagus tapi saat jawab pertanyaan gugup gitu.
Semangat ya Eileithya, jangan gugup gitu.

Dan, jangan Geer gue bilang gini ke lo! Mumpung gue lagi baik jadi gue kasih tau lo.

Eileithya yang awalnya senyam senyum membaca pesan yang dikirimkan pria itu, seketika senyumnya memudar membaca pesan terakhir yang cowok itu kirimkan.

-

Bayu semakin hari semakin tidak tahu tempat untuk mendekati Eileithya. Seperti saat ini, cowok itu memohon kepada Eileithya agar ia bisa menerima ajakan jalannya.

"Ayo dong Ei, gue mau ngajak lo ke Dufan besok. Janji deh sebelum jam 5 gue udah anter lo balik."

"Gak bisa Bayu. Beneran deh, gue gak bisa."

"Plis Eileithya...," pinta Bayu memohon.

"Kalo orangnya gak mau, kagak usah dipaksa dongo." Perkataan ini bukan berasal dari Eileithya melainkan dari seorang pria yang baru datang menghampiri perempuan itu.

KEBINGUNGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang