Bab 15 "K K K"

247 33 6
                                    

"Tuan Mew...!!"
"Tuan Mew..!!"
"Apa dia ada disana??"
"Sial...!!!!"
"Tuan Mew...!!!"
"Mata kalian dimana.. kenapa sampai kehilangan Tuan Mew...!!"
"Tuan Mew...!!!!!!!!!!
"Kita dalam bahaya...!!!!"
"Cepat temukan dia sekarang.. menyebarrrrr...!!!"

*****

"Apa??!!!!! Pengawal bodoh!!! Untuk apa aku membayar mahal kalian sialan.. sekarang telusuri Macau.  Penerbangan atau pelabuhan.. dia pasti belum jauh...!!!"

"Aku tidak butuh alasan apapun. Kalau sampai anak itu bisa pulang Ke Sini. Kalian semua akan aku habisiii!!"

"Prang!!!!!" Kaca jendela itu seketika pecah dan jatuh ke bawah setelah sebuah asbak rokok berbahan dasar batu menabrak keras permukaan nya.

Lemparan dari tangan kekar Tuan Jong.

Tidak ada yang berani bicara. Semua bungkam. 
Meskipun dia sedang ada diruang rapat didalam rumahnya. Dan sedang bersama dengan investor dari Jepang. Tuan Jong sudah tidak perduli.
Kemarahannya memuncak.

"BECK..!!! Cepat kirim orang suruhanmu untuk berjaga di sekitar rumah Gulf. Sialan..!!! Dia masih belum berhenti..!!!" Geramnya. Tangan Tuan Jong mengepal tinju. Bagaimana bisa pengawasan Mew lengah.

"Cari tau siapa orang yang masuk ke Macau dengan paspor Bangkok. Aku yakin. Pasti ada yang melarikan Mew..!"

****

"Baik Phi... aku akan berhati hati.. Tuan Mew aman bersamaku. Kami ada dipelabuhan sesuai dengan apa yang Phi perintahkan.."
Frist melihat ke arah belakang.
Mew menikmati Bakpao hangat sambil melihat laut didepannya.

"Kau bicara dengan siapa?" Tegur Mew.
"Phi Jjom.." jawab Frist singkat.
"Bisakah aku meminjam ponsel mu..tolong hubungi Gulf.  Aku..."
"Tidak... aku tidak bisa.. kau akan bicara dengan Gulf setelah sampai di Bangkok.."
"Sekali saja. Bagaimana kalau ada yang mendapatkan kita.. Dan kita tidak sampai disana.."
"Terserah.. aku tidak akan mengizinkannya.."

***

Gulf membuka matanya tanpa menggerakkan badan sedikitpun. Dia menatap langit langit kamarnya.
Tidurnya tidak lama. Tapi perasaannya tak pernah setenang ini.

"Umghhhhh....hiaaakkkk..."
Kedua tangan di tarik ke atas. Melupakan kakinya dan menggeliat membuat Otot Otot tubuhnya berbunyi.

"Arghhh..." Gulf merasakan lega sesaat.

"Nakkk. Kau sudah bangun?" Suara Tuan Pong menyapanya. Mungkin Tuan Pong mendengar Gulf menggeliat. 

"Umm. Sudah ayah.. " Gulf duduk kemudian mengucek matanya. Keluar dari balik kelambu. Merapikan kelambu dengan menggulung. Membuka jendela kamar sehingga udara perasaannya yang masih khas berhembus lembut.

"Ciiiaaaak... hoooi. Ciiiaaakkk. Kau bawa apa itu??"

Gulf keluar kamar saat dia mendengar ibu memanggil Bibi Ciak. Tetangga tak jauh dari rumah mereka.

"Natch.. Aku baru panen semangka dan ada beberapa terong."
Bibi Ciak membuka keranjang dari yang terikat disepedanya.

"Ahh aku mau aku mau... Gulf.. kau mau semangka kan nak?" Ibu menawarkan .

Gulf mengangguk.

"Uikkk.. kau Gulf? Wahh tampan sekali kau yaaa. Padahal dulu aku ingat kau masih kurus dan hitam. Ternyata tinggal di kota bisa membuatmu banyak berubah.." Tegur Bibi Ciak.

Gulf menanggapi dengan senyuman. 

"Kenapa kau tidak ajak dia kepasar.  Kau bisa pamerkan pada orang kampung putramu yang seperti pangeran Ini.."

Tertawan Rasa Yang Salah (MEWGULF)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang