THIRTY ONE

12 4 0
                                    

Bel sudah berbunyi namun elena belum juga kembali ke kelas, padahal sebentar lagi Bu Amy akan mengajar pelajaran IPA di kelasnya.

Alena sudah berkali kali menghubungi elena namun ponselnya tidak aktif, dimana dia.

'shitt!!, Nyusahin.' batin Alena.

Alena pergi dari kelas sebelum bu Amy datang, sebelum dirinya pergi dia juga meminta ijin kepada ketua kelas, Alena masih tau aturan sekolah tidak seperti elena.

Alena menatap 2 orang yang mereka kenal sedang berada di taman, dengan tangan laki laki itu memegang Pundakkk,. shitt!!, Elena??.

"Elenaaa." Ucap Alena membuat bayu menurunkan tangannya.

"Ngapain Lo di sini??, Sama dia lagi??." Ucap Alena mengarahkan jadi telunjuknya kepada Bayu.

"Dia ganggu gua, gua lagi asik di sini sendiri dia ganggu." Jelasnya.

Memang benar Bayu terobsesi oleh elena, yang membuat bayu akan melakukan apapun demi mendapatkan elena, bahkan menghamilinya.

"Lo mending pergi deh, sebelum Abian tau dan malah bikin Lo masuk rumah sakit." Tegas Alena membuat bayu berjalan dengan kesal ke arah kelasnya.

Alena mendekati elena namun elena sedikit menjauh karena dirinya risih.

"Lo kenapa sih??, Marah ke Abian tapi gua juga kena, sinting Lo??, Harusnya hari ini gua yang ngomel ngomel gara gara hari ini gua pms, ini kenapa jadi elo yang kaga mood dah." Jelas Alena sedang mengeluarkan sedikit unek uneknya.

"Ngapain gua marah ke Abian, ga jelas banget Lo."

"Dengerin gua, gua tau gengsi lu tuh tinggi bgt bener bener tinggi sampe lu mau bilang sayang ke gua aja gengsi." Kata Alena sambil menarik turunkan alisnya.

"Mau balik." Ucapnya kembali ke kelas untuk mengambil tasnya.

Mereka berdua kembali ke kelas dan sudah ada Bu Emy yang sedang menjelaskan pelajaran.

"Maaf bu habis dari UKS, saya ijin pulang ya Bu, ga enak badan banget." Ucap elena meminta ijin kepada Bu Emy.

"Tidak apa apa, cepat sembuh ya elena." Kata Bu Emy tidak lupa dengan senyumannya.

Elena keluar kelas menuju parkiran mobilnya, elena menatap pooftop sekolah, seolah olah dirinya di tatap oleh seseorang di atas sana, mirip seperti abian, namun saat elena menatap ke arah pooftop, laki² itu Pergi menjauh.

Elena yang malas berfikir segera menjalankan mobilnya keluar dari pekarangan Sekolahannya.

Di sisi lain Vanya dan Manda sedang asik bercerita, bukan bercerita sih lebih tepatnya sedang adu mulut.

Vanya bertanya tentang obat bius itu kepada Manda, namun Manda malah menuduh Vanya yang melakukannya, memang waktu itu semua orang hanya tau Vanya tapi dalang dari semua ini adalah Manda.

Alena mendengar kegaduhan dari bangku belakang, dapat dia lihat Vanya dan Manda sedang tidak bersahabat sekarang.

"All, gua duduk sama lu ya?, Di sini panas ada setan." Ucap Vanya yang mulai mendudukan badannya di bangku elena.

Sebenarnya elena sudah memperingati Vanya untuk menunggu namun ntah kenapa mulutnya gatal ingin sekali memberitahu kebenarannya.

Manda kesal, memang dirinya dan Vanya selalu berantem, tapi apa sekarang?? Mereka beneran berantem??.

Di saat mereka sedang asik mengerjakan tugas Bu Emy, wali kelas datang bersama dua murid baru.

Shit!!!!, Alena kenal mereka.

"Mohon perhatiannya, kelas kalian akan ketambahan murid baru, jadi mohon kerja samanya." Ucapnya sambil membiarkan kedua anak itu.

"Hallo gaes, my name Clarissa Yunita Aldebaran, Nice to meet you, and Alena." Smriknya.

"Hallo gaes, kenalin gua Jackson baskara putra, nice to meet you."

Setelah mereka memperkenalkan diri, mereka berdua tidak langsung duduk di kelas melainkan keruang kepala sekolah untuk meminta ijin mengambil Bangku dan meja di gudang, bangku dan meja mereka terbuat dari besi dan bisa di lipat jadi tidak terlalu berat saat di bawa.

Alena gugup, orang yang selama ini dia hindari ternyata ada di sini, siall.

Sedangkan Manda sudah sangat senang karena Jackson akhirnya sesekolah lagi dengannya.

Vanya menatap wajah Manda yang sedang memerah, dirinya yakin pasti Manda sedang membayangkan Jackson.

"Cuman gara gara cowo sampe harus ngeracunin sahabat sendiri." Katanya yang dapat di dengar oleh Manda dan Alena.

Alena mengerutkan keningnya, apa?? Ngeracunin?? Siapa??.

"Yang bener aja Lo kalo ngomong Van." Tegas Alena.

Vanya tak pikir panjang, dirinya hanya memakaikan aerphonenya di telinganya agar tak mendengarkan Alena dan Manda mengomel.

.....

Tepat di dalam gudang kumuh sekolah, segrombolan orang sedang merasakan sensasi mabuk yang cukup berat, hanya beberapa, tidak semuamabuk termasuk Abian dan Zergan, yang masih sadar walaupun sudah meminum hampir 3 botol wine.

Zergan menatap Dhea yang sudah terkapar tak sadarkan diri akibat winenya, sebelum dirinya minum, orang tua zergan meminta agar mereka tinggal di apartemen zergan untuk sementara waktu, sebelum perusahaan itu kembali lagi kepadanya.

Padahal zergan sudah bilang tentang keluarga ananta yang mau membantunya namun zergan malah kena omel katanya semua ini karena zergan, andai saja dirinya mau menikah dengan Bella pasti ini semua tidak akan terjadi.



















HALLO GAES MAKASIH YANG UDAH MAU BACA CERITA INI.

VOTE + COMEN

NEXT HAPPY READING

In The BadBoy 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang