THIRTY TWO

10 4 0
                                    

"WOYYY ALENA DALEM BAHAYA."

Kalimat itu terdengar saat zergan mulai mengangkat panggilan telfon dari elena.

Abian yang mendengar suara khawatir elena segera mendekat ke arah telfon berniat mendengarkan apa yang terjadi.

"GUA MOHON GAN, LU KE KELAS GUA SEKARANG, JAGAIN ALENA, PLIS BANGET GUA GA BISA KARENA GUA DI RUMAH, EMANG BODOH GUA NINGGALIN DIA SENDIRI."

Zergan mendengar nada bicara elena yang khawatir, sepertinya memang ada sesuatu yang mencurigakan.

Zergan segera memutuskan panggilannya dan berlari ke kelas Alena sesuai dengan intropeksi dari elena.

Elena tidak takut kepada Clarisa hanya saja nyawa Alena dalam bahaya sekarang, walaupun alena bisa bertarung namun tetap saja ada Bella dkk yang bisa membantunya kapan saja saat Clarisa membutuhkan mereka.

Zergan masuk ke kelas Alena bersama abian, bisa semua rasakan aroma tubuh zergan dan abian yang bau alkohol menyebar ke seluruh ruangan.

Alena menatap tajam wajah zergan menyuruhnya untuk pergi, namun zergan tidak mau, dirinya malah mengusir Vanya yang duduk di sampin Alena.

"Bu, untuk hari ini dan seterusnya, saya dan Zergan pindah ke kelas ini." Ucap Abian yang mempu membuat Alena dan bayu terkejut.

"Gila Lo bi??." Kesal Alena.

"Lalu ujian kamu bagaimana??, Kamu mau masuk jurusan ini tapi tidak tahu materi kelas IPA, sedangkan sebentar lagi ujian." Tegas Bu Dina.

"Bu guru lupa???, Bahkan saya bisa lulus dengan nilai terbaik tanpa ke sekolah." Kata Abian dengan sombongnya.

Emang anak pemilik sekolah lagatnya sudah berbeda.

"Ya sudah lah terserah kalian, ibu pusing." Katanya pasrah.

Abian sedang mencari tempat duduk yang kosong, dia melihat Bayu yang sedang menatapnya sinis, segeralah Abian mendekatinya dan mengusir Bayu dari sana, namun Bayu tidak mau pergi, jadi mau tidak mau Abian harus menggunakan jurus terakhir.

BUGHH..

"Pergi ga Lo, atau gua keluarin lu dari sekolah ini." Ucapnya dengan emosi.

Abian sedang kesal karena urusannya asmaranya dengan elena sedang mentok di tegah jalan, yang membuat Abian frustasi.

"Heh, sudah sudah, Bayu kamu ambil bangku di gudang, tapi sebelum itu ijin dulu." Katanya dan di angguki Bayu.

Abian menunjukan smriknya, dari segi manapun Bayu akan tetap kalah dengan Abian.

Zergan melihat Alena yang sedang kesal kepadanya, apakah dia salah mengusir Vanya dari sini??.

Zergan hanya menatap wajah Alena, sedangkan yang di tatap mencoba mengontrol jantungnya agar tidak salting, padahal pipinya sudah merah dan di pergoki oleh zergan.

"Ih merah." Kata zergan menekan nekan pipi Alena dengan jari telunjuknya.

Alena tak memperdulikan zergan dia hanya fokus dengan penjelasan Bu Dina yang sedang mengajar di kelas.

"Zergan......, Kalo kamu mau liatin Alena terus ibu hukum kamu ya." Katanya mendapat tawaan dari Abian.

"Jangan di hukum Bu, habisnya siapa sih yang ga terkesima kalo punya calon istri kaya Alena." Katanya merangkul pundak Alena, yang membuat Jackson mengeraskan rahangnya.

Sedangkan Alena menyikut pinggang zergan untuk berhenti melakukan hal memalukan itu.

"Oiya lupa Alena sama zergan habis lulus mau nikah." Kata Manda yang membuat semua siswa menatapnya, bahkan Bu Dina juga terkejut, dia pikir itu hanya candaan.

Alena semakin tidak menduga dengan isi pikiran Manda, dia kenapa sih??.

"Bercanda Buu, dia emang mulutnya kaya toa masjid, kemaren aja Abian di jodoh jodohin sama zergan." Bohong Vanya mengalihkan topik.

Abian yang merasa di bawa bawa menatap sinis ke arah Vanya, sedangkan Vanya hanya menjawab piss (✌️ ) sebagai jawabannya.

"Ya sudah ibu pusing di kelas ini, masih ada 1 jam, kerjakan soal saja ibu mau kembali ke ruangan ibu." Katanya meninggalkan kelas.

Jackson mendekat ke arah bangku Alena.

"All, mau ngomong." Katanya mencoba Menggapai tangan Alena namun di tangkis oleh zergan.

"Ga usah pegang pegang, dia punya gua." Tegas zergan.

"Gua lebih dulu kenal Alena." Katanya tak mau kalah.

"Tapi gua yang menangin hatinya, bahkan bentar lagi nikah."

Jackson mengeraskan rahangnya ingin sekali dirinya memukul zergan saat ini, namun dia tahan karena ada Alena.

Alena merasa dirinya di rebuti pun pusing, dirinya menatap sendu ke arah Manda dan di balas tatapan benci oleh Manda, lagi??.

Clarissa menonton adegan itu dengan sangat bangga, tidak sia sia dia pindah sekolah menonton tontonan gratis.

Dirinya sekilas melihat wajah Alena, 'Fuck you Bitch.' batin Clarissa.

Dirinya kembali mengingat tentang orang tuanya lalu yang tiada 2 tahun lalu, dia hidup sendiri sekarang.

"YUHUU, Alena Welcome to meet me again." Katanya berdiri di samping zergan.

Clarissa sedikit menggoda zergan membuat darah di dalam diri Alena mendidih, namun zergan menenangkan Alena karena Clarissa bukan tipenya.

"WADUH BARU JADI MURID BARU AJA UDAH JADI JALANG, IKUT JEJAK KAKINYA BELLA INI." teriak Vanya membuat Clarissa sedikit emosi.

"Bii, lu ga mau bilang apa²??, Biasanya lu butuh jalang." Lanjut Vanya.

"Ga ada elena, ga asik bully orang sendirian." Katanya menenggelamkan wajahnya ditumpukan tangannya.


















HALLO GAES MAKASIH YANG UDAH MAU BACA CERITA INI

VOTE + COMEN

NEXT HAPPY READING

In The BadBoy 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang