Aku terduduk memandang sekitaran taman seraya mengisap sebatang rokok murah yang ku beli sebelumnya di warung depan gerbang kampus.
Dengan santai aku mengepulkan asap ke langit-langit sembari melihat si cerewet Ning Ning dan si riweh Ryujin berdebat tentang jenis ikan yang ada di dalam kolam taman-tidak menghiraukan beberapa kakak tingkat yang berbisik-bisik membicarakanku yang berani bebas merokok di lingkungan kampus.
"Awas lo, nyantai gini diem-diem di labrak kating ketimbang ngerokok di kampus." Yujin, adik tingkatku yang dulu ku ajari untuk melawan senioritas kampus. Gadis itu menyerahkan sekantung bakso tusuk panas dan meletakkan kopi dingin diatas bangku semen.
Aku menjentikkan ujung rokok membuang abu ke tanah lalu meletakkannya disana dan beralih menusuk satu persatu bakso mini yang ada dalam kantung plastik.
"Ketuker nih keknya sama punya si Cina." Ucapku saat lidahku merasakan rasa manis dari saus cabai yang sepertinya tertuang dalam bakso tusuk yang ku makan.
Yujin menepuk jidatnya cukup keras, matanya membelalak kaget seperti habis lupa mematikan kompor di kost-annya.
"Duh, keknya ketuker sama punya si Kang Lele. Tadi si abangnya kek yang bingung gitu soalnya pas ngelayanin eh ternyata bener aja malah ketuker." Jelas Yujin, membuatku berdecak sedikit kecewa namun lanjut memakan bakso tusuk tersebut karena sudah terlanjur ku makan satu bulatan daging itu.
Ryujin dan Ning Ning melihat aku dan Yujjn yang tengah asik mengemili makanan ringan. Gadis yang bernama lengkap Ryujin Prima Fitria itu tanpa permisi menyomoti snack yang tengah Yujin makan, membuat si cewe Suroboyo-an itu berucap, "Asu."
Sedangkan Ning Ning yang sebenarnya nyasar ke kelompok kami hanya tersenyum menatap makananku dengan penuh harap.
"Apa? Mau minta?" Tawarku.
Ning Ning cengengesan, aku langsung menyerahkan sisa bakso tusukku yang tidak habis padanya.
"Eh? Abisin aja nih Kak?"
"Iya abisin aja, ada kecapnya, gasuka."
"Aneh kali kakak ini, padahal kecap tuh enak."
"Eleh si Wintong mah emang ga suka sama yang manis-manis, tipenya aja kan yang hot-hot nyelekit gitu kek si-" Celetukan Ryujin membuatku langsung menggeplak kepalanya. Hampir saja anak itu membocorkan rahasiaku selama ini, memang dasar mulut ember.
"Idihhh Kak Wintong punya crush nih yee... Diem-diem ternyata, kenalin kek kali-kali mah jangan malu-malu." Goda Ning Ning, yang tentunya tetap tak membuatku membuka kartu padanya.
Kami pada akhirnya memutuskan untuk kembali ke gedung fakultas. Yujin katanya ada kuis ekonomi dadakan, aku hanya memberinya nasihat bagaimana cara mencontek dengan aman tanpa ketahuan asdos galak yang bisa saja merobek kertas ujian jikalau ketahuan curang.
Sesampainya di gedung fakultas, aku dan Ryujin memutuskan untuk diam di depan kelas Yujin sembari menghabiskan waktu menuju jadwal kelas selanjutnya. Kelas kami dengan Yujin masih satu lantai.
Dari arah lift, beberapa orang keluar. Mereka nampak tengah saling berbincang dan tertawa ringan.
Ryujin menepuk bahuku keras sembari tersenyum mencurigakan. "Apa sih?" Sahutku risih. Ryujin menunjuk ke arah toilet dan tersenyum licik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dari Widya Untuk Karin
FanfictionAku tidak pernah menyalahkan semesta atas salahnya pertemuan kami. Semua yang ada disini hanya tentang aku dan dirinya yang ditakdirkan bertemu namun bukan untuk bersatu. Buku ini ditujukan untuk seseorang yang sudah menemani hingga hembus nafas ter...