30 Oktober 2022

134 12 1
                                    

Aku meletakkan ponselku sedikit kasar ke atas meja. Mencoba berpura-pura tidak melihat benda yang terus nyala karena notifikasi chat tersebut.

Aku berusaha mengalihkan pikiranku dengan fokus mengerjakan paper bersama temanku yang lainnya. Ku seruput cappucino yang ku pesan sebelumnya untuk menghilangkan perasaan gusar yang membuatku serasa ingin marah.

Sadar dengan perilaku ku yang tidak biasa, Ryujin memanggil namaku, membuat Kazuha dan Yujin yang ada disana ikut menoleh ke arahku.

"Kenapa lu?" Tanya si preman Cimahi itu. Aku mencoba bersikap biasa saja meski dadaku terus bergejolak ingin meluapkan emosi.

"Badmood ya lo, yeeee udah lah. Emang masih jaman badmood-badmood? Enjoy your life aja ga sih." Aku tahu Ryujin mengatakannya hanya sebagai candaan, tetapi mungkin karena aku tengah dalam kondisi suasana hati yang buruk.

Secara tak sadar aku menjawab perkataan Ryujin dengan ketus. Dan sepertinya Ryujin dan yang lainnya sadar akan hal itu, meski begitu Ryujin tidak berhenti menggodaku agar moodku berubah menjadi lebih baik.

Pada akhirnya aku merasa lebih baik dan memilih mencurahkan isi hatiku. Tentang bagaimana aku dan Karina kini tengah bertengkar karena hal yang terdengar sepele.

Karina sebentar lagi akan mengikuti KKN selama 2 bulan di sebuah desa di Jawa Barat. Karina akan menetap disana selama itu bersama dengan rekan satu kelompoknya dari jurusan lain. Sialnya, Karina satu kelompok dengan beberapa lelaki yang katanya sempat menyukai Karina beberapa waktu ini.

Sebenarnya bukan itu yang aku permasalahkan, aku hanya khawatir Karina disana mendapat perlakuan buruk yang semakin hari semakin ingin ku tahan-tahan Karina untuk tidak jadi ikut KKN. Beberapa hari ini juga aku agak memaksanya untuk meyakinkan diri mengikuti kegiatan tersebut dan mungkin memberinya sugesti-sugesti buruk soal KKN yang membuatnya kesal padaku.

Aku yang dalam beberapa waktu terakhir ini entah mengapa sangat sentimen, akhirnya ikut tersulut emosi. Baru kali ini kami bertengkar sampai berdebat hebat baik saat bertemu atau di chat. Dan tadi, kebetulan pembahasan itu belum selesai alhasil kami lanjut berdebat di chat sampai aku merasa muak untuk menghadapinya.

"Ya lo jangan negatif gitu Dy.. Kan itu diawasin sama dosen pembimbing mereka, jadi ya aman-aman aja."

"Ya paling pas lagi ga diawasin aja tuh, macem-macem ya... Kita ga tau kan KKN angkatan ini begimana, tapi tiap taun pasti ada aja ceritanya."

"Minimal pulang KKN ada pengalaman lah ya."

Aku yang sudah tidak tahan dengan ledekan Ryujin langsung menarik kerah kemejanya. Entah setan apa yang merasukiku saat ini, tetapi emosiku yang tengah tak stabil seolah mendorong keinginanku untuk meninju wajah Ryujin sebelum Yujin dan Kazuha melepaskan genggamanku di kerah Ryujin dan melerai kami.

"Jaga mulut lu ya anjing."

"Lo, apaan sih Dy orang gua bercanda doang juga!"

"Candaan lo ga lucu, lain kali gausah bercandain soal begituan."

"Baperan ah lo, ga asik."

"Terserah lo bilang gua baperan atau apa, candaan lo udah diluar batas."

"Heh udah lah udah udah..." Yujin menuntunku duduk kembali di kursi sedangkan Kazuha mencoba menenangkan Ryujin yang juga ikut tersulut emosi.

"Udah guys, jangan berantem. Kita sebagai saudara tidak boleh bertengkar seperti ini. Demi kesejahteraan bersama, kita selesaikan perihal ini secara baik-baik saja."

Ryujin mendelik tajam ke arahku seraya membenarkan pakaiannya yang ku buat jadi berantakan.

"Maaf, gua tadi bercandanya kelewatan." Dengan agak gengsi, aku menerima permintaan maaf Ryujin meski aku masih terbawa suasana dan masih ingin memukul wajahnya yang terlampau tampan dibanding disebut cantik itu.

Dari Widya Untuk KarinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang