Aku menyesap kopi yang ku beli di kantin tadi pagi dengan perasaan tak karuan. Aku juga tidak fokus memperhatikan Pak Ravi yang sedang menjelaskan tentang cara mempublikasi karya ilmiah di suatu website publikasi jurnal. Bahkan aku tidak bisa menulis diaryku saat ini karena pikiranku terus melayang ke minggu lalu.
Aku masih terbayang detik-detik itu. Malam panjang namun singkat yang kuhabiskan bersama dengan Karina. Bahkan, aku masih mencium aroma tubuhnya yang bercampur dengan parfumku sekilas dari balik jaket yang ku pakai hari ini.
"Baik, saya tunggu kalian untuk membuatnya ya. Saya kasih waktu sekitar 3 bulan, cukup?"
"3 bulan mana cukup, satu semester noh yang bener." Celetuk Ryujin yang nampak keberatan dengan tugas yang diberikan Pak Ravi.
Beberapa menit kemudian kelas selesai, Pak Ravi keluar setelah selesai membuat kelompok membuat jurnal ilmiah di kelas.
Aku membuang gelas kopi yang isinya ku habiskan ketika keluar lalu berjalan menghampiri Ryujin yang sedang berdiri menungguku di lift.
*Brak!
Bahuku ditabrak seseorang dari arah belakang.
"Eh, kamu gapapa kan?"
"Gapapa kok ini, kamu mau kemana?"
"Anu—"
"Rin, cepet ayo... Bu Sunny udah nunggu kita di atas." Aku melirik ke arah Chaewon yang nongol dari balik tangga. Ia mengangkat alisnya dua kali dan tersenyum seperti om-om padaku.
"Hai cantik." Sapanya, membuatku langsung bergedik ngeri.
"Di lantai atas ada acara, rektor kayaknya ngundang orang perusahaan gitu ke kampus jadi ya ini anak-anak Himpunan kerja sama buat bantu BEM Fakultas diatas."
"Ohh gitu. Hati-hati naik turun tangganya, kalo bisa pake lift aja, takut jatuh."
"Iya, aku kabarin kalo udah selesai."
Punggung Karina menghilang dibalik tangga yang mengarah ke lantai 5. Aku berbalik menghadap Ryujin yang memasang wajah masam sembari menahan tombol open pintu lift.
Aku masuk tanpa rasa bersalah, mencoba berpura-pura tak tahu atas keirian Ryujin.
"Makan di warteg Bu Yusril yuk? Si Yujin ama Zuha udah nunggu disono katanya." Ajak Ryujin setelah melirik aplikasi chating di handphonenya.
Kami langsung pergi menuju warteg Bu Yusril, dimana warteg ini menggunakan sistem pelayanan parasmanan. Kami bebas mengambil nasi dan lauk sendiri dengan harga yang sudah ditentukan, air minum bisa refill berkali-kali, bonusnya, Bu Yusril punya anak perempuan cantik yang masih baru masuk SMA. Ryujin pasti mencari gadis itu setiap kami makan disini untuk menyegarkan mata dan pikiran setelah lelah menghadapi mata kuliah yang penuh beban.
"Psstt! Itu si... Daniel kan? Cantik banget anjing, serius. Gua tadi ngobrol ama dia suaranya alussss bener cuy." Ryujin berkali-kali memuji anak Bu Yusril yang memang ku akui kelewat cantik itu.
Wajahnya yang perpaduan Asia Timur dan Ras Kaukasian ditambah rambut keritingnya yang mengembang membuat kami terkhususnya Ryujin salah fokus setiap gadis bernama lengkap Daniela Wulan Permata itu menawari kami minuman.
"Hoek ohok ohok ohokk!" Kazuha menepuk-nepuk punggung Ryujin dengan keras saat perempuan itu tersedak rokoknya sendiri ketika Daniel tak sengaja lewat di antara meja kami.
"Pelan-pelan makanya cok, lo ngisep rokok kek ngisep Surya."
"Ya ini emang Surya." Kata Ryujin sambil menyodorkan filternya yang berbalut nama salah satu merk rokok ternama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dari Widya Untuk Karin
FanfictionAku tidak pernah menyalahkan semesta atas salahnya pertemuan kami. Semua yang ada disini hanya tentang aku dan dirinya yang ditakdirkan bertemu namun bukan untuk bersatu. Buku ini ditujukan untuk seseorang yang sudah menemani hingga hembus nafas ter...