Tasbih 8

834 209 50
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

Assalamu'alaikum wr wb

Hallo man-teman aku kembali lagi
Lagi nungguin aku up ya..?
Jangan lupa spam komen di setiap paragrafnya
Bantu follow akun ku juga ya

Ig : wandtyas

HAPPY READING GUYS🌺

__________________________________________________


Pagi hari dengan mentari yang siap menaungi bumi. Burung berkicau merdu beterbangan kesana kemari. Pemuda tampan dengan baju koko serta sarung yang terbalut setia di tubuhnya. Wajah pucat itu kini terlebih lebih baik. Berdiam diri di depan rumah menatap anak kecil hingga orang dewasa berlalu lalang.

Sudah lama ia tak melihat suasana ini. Suasana tenang ketika berada di tempat kelahirannya. Delapan tahun ia menuntut ilmu di pondok dan hanya pulang ketika Ramadhan datang. Sungguh begitu berat bukan di saat hidup jauh dengan keluarga.

Pemuda dengan kedua adik perempuannya itu kini duduk di depan rumah. Sambil bercengkerama terkadang mereka tertawa bersama. Melepas rindu yang sedari dulu ingin ia luapkan.

"Bagaimana kondisimu nak", tanya pria paruh baya itu sambil menepuk bahu anaknya.

"Alhamdulillah bi sudah lebih baik", jawabnya sambil tersenyum ke arah adik-adiknya.

Umi yang sedari tadi sibuk memasak di dapur kini ikut berkumpul di depan rumah. Suasana inilah yang ia rindukan. Sejak delapan tahun yang lalu anak laki-lakinya ini jarang pulang ke rumah. Pondok Pesantren adalah rumah kedua untuk anak ini.

"Mas..besok-besok kalau mau pulang nggak usah sakit dulu deh", ucap adiknya itu dengan wajah cemberutnya.

"Lah emang kenapa kalau mas sakit.? Udah waktunya kali dek, namanya juga manusia kan", jawabnya enteng.

"Eh mas ini lo udah di kasih tau di perhatiin adiknya malah jawabnya kek gitu. Apa mas punya masalah sampai sakit gitu.? Jarang-jarang soal e mas bisa sakit", ucap gadis itu jengkel dengan tingkah kakak satu-satunya ini.

"Kakak lagi kagum sama orang dek, tapi kakak belum tau perasaan dia ke kakak gimana. Dia orang e baik, pinter, cantik pokoknya dia beda dari yang lain", ucapnya dengan pandangan yang tetap lurus ke depan.

"Wah-wah kakak lagi kasmaran nih ye sampai bisa sakit gegara perempuan haha", ledek adik sambil menepuk tangannya.

"Kamu belum kenal orang e dek. Kakak yakin kalau kamu kenal kamu juga akan di buat kagum sama semua sikapnya. Mau kakak kasih nomer nya nanti kamu bilang aja adeknya kakak", tawarnya sembari mengulas senyum ke arah adiknya.

"Boleh...aku juga mau kenalan sama calon kakak ipar haha"

****

"Woyy bangun Fa...udah subuh ini jangan kek kebo deh. Dah dari tadi gue teriak lo gak bangun-bangun mau simulasi mati lo", teriak seorang gadis sambil melempar bantal ke arah temannya.

"Apa si Sya, gue masih ngantuk masih jam segini juga", rengek gadis yang masih bersembunyi di dalam selimut itu.

"Wah-wah anak prawan jam segini belum bangun. Dah masuk waktu sholat lo emang mau masuk neraka sendiri.? Kalau gue si ogah di dunia aja dah panas apalagi di neraka", ucapnya menakuti.

"Aelah Sya..jangan bawa-bawa neraka napa gue kan jadi takut. Yaudah gue bangun nih, lo mah gitu ngomongin orang kalau dah keluar dalil nya bingung gue mau nanggepin", gerutu gadis yang masih memejamkan mata itu.

Cinta di Antara Butiran TasbihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang