tolong ijinkan

15 1 0
                                    


...
Hay guys

Jgn lupa pote ya
...

"Kenapa papa Lo mau bunuh dai?" Tanya alka yang masih setia menatap rahsya

Kali ini mereka , Casa, zema, Andrew, Julian, dan alka , bonus bang gara juga kano tengah duduk melingkar di karpet rumah dai

"Papa kami itu papa tirinya dai" bukan rahsya tapi kano

Ucapan singkat dari bibir seksi milik kano itu mampu membuat mereka menegakkan punggungnya

"Apa? Jadi papa nya bang kano Ama rahsya itu nikah lagi sama mamaknya dai ?"  Tanya zema cempreng

"Iya "

"Sumpah gue gak nyangka" ucap gara dengan wajah datarnya

"Terus alesanya apa anjir bunuh dai kalo rahsya Deket sama dai?"

"Papa bilang dia gak mau gue ada hubungan sama anaknya istrinya" ucap rahsya membuat semuanya bengong

"Dari sini udah kelihatan rumit ya" celatuk Casa

"Emangnya kenapa gak mau gitu sih kenapa harus bunuh dai?"

"Entahlah intinya ya aduh gue jadi pusing anjir mikirin ini rumit bgt" pekik rahsya membuat dai gelagapan

"Apaan sih yang gue cuma bilang pusing doang gak beneran" umpat rahsya melihat si dai mendekatinya

Tadi mereka sempet baikan lagi setelah melewati pertikaian kecil

"Ayah gak terima kalo anak dari istrinya dan mantan suami istrinya itu Deket sama anaknya . Katanya ....menurut ayah adanya dai sama gara itu cuma percobaan yang pernah dilakuin saama mantan suaminya istrinya" jelas kano

"Ck sumpah ya kalo orang itu otaknya kagak nutut pasti kagak paham sama apa yang Lo jelasin bang" kesal dai mendengar penjelasan kano tentang itu

"Cocoknya sih dia jadi tukang masak di debm " celatuk Andrew

"Oh iya , kenapa waktu itu rahsya bisa di pasung sama papanya?"

Hening.

Beberapa kali kano menghela nafasnya mendengar celatukan dai

"Papa gamau rahsya lihat apa yang dilakuin papa kita sama mama Lo di rumah , saat itu gue gak ada dirumah , papa pasung rahsya di kamarnya , entah apa yang dilakuin papa sama Mama Lo Sampek dia tega masung rahsya"

Mendengar itu dai Hanya bisa diam
"Gue sama bang gara udah gak nganggep dia mama gue bang , gue juga ga tau kalo dia udah cerai sama mantan papa gue"

"Satu yang mau gue bilang sama kalian" ucap rahsya menatap kano

"Gapapa bilang aja" jawap kano seakan mengerti dengan tatapan mata rahsya

"Papa gue prikopat"

"HAAAAA?" Seketika mereka memekik kompak

"kok Lo betah tinggal bareng papa Lo ras? Gak takut Lo?" Pekik dai

"Ya mau gimana? Daripada entar kalo gue sama bang kano minggat ntar gue sama bang kano di cariin trus di penggal gimana"

"Kenapa kalian gak lapor polisi aja sih"
Kano dan rahsya saling tatap

"Gue gak rela anjir kalo papa dipenjara , tapi satu lagi ada alasannya kenapa kita gak laporin papa, soalnya kan kita juga butuh bukti kan, dan kita gak punya bukti itu" jelas kano

"Iya juga ya"

...
JEDUAK

"PAPA! OTAK PAPA ITU DIMANA SIH PA?" Teriak kano melihat rahsya yang tengkurap di lantai dengan darah yang menggenang

"Ooohhh....Kamu berani bentak papa ya?...cuma demi anak ini? Anak gak tau apa apa ini?" Edgar, papanya kano melirik kearah kano yang sibuk membangunkan rahsya

"KENAPA ANAK INI LEMAH DIHADAPAN PAPA? PAPA TANYA ITU" bentak Edgar

"TERUS PAPA MAUNYA GIMANA? RAHSYA NGELAWAN PAPA MARAH KAYAK GINI  , RAHSYA DIEM PAPA BAKALAN SIKSA DIA? MAU PAPA GIMANA?"

"papa mau rahsya itu jadi kayak papa" ucapan Edgar membuat kano melirik sinis

"Papa mau rahsya bunuh orang?"

PLAK

"JAGA MULUT KAMU KANO , PAPA GAK PERNAH AJARIN BUAT KAMU GAK SOPAN KAYA GITU"

"buat apa gue sopan sama lo"

Mendengar jawaban itu Edgar segera mengambil parang yang ia simpan di bawah meja dekat kaki kano

Dengan kekuatan penuh Edgar mengayunkan parangnya kearah kano yang menatapnya nyalang

JRAKKK...

...
Bye:)

Bab selanjutnya udah ada
...

Lima Kata TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang