01 New Task

206 18 1
                                    

Puncak paling pelik di kehidupan anak sekolah adalah ketika mereka telah mencapai musim semi tahun ketiga, atau kata mudahnya adalah menjelang kelulusan. Tidak hanya mereka akan disibukkan dengan segala macam persiapan ujian, kisah masa muda mereka akan ditentukan pula di tahun ini. Segala hal yang mereka lakukan saat ini akan menjadi penentu apa yang akan mereka pilih di masa depan.

Tentu saja Sou juga merasakan tekanan tersebut. Apalagi ia sadar bahwa nilainya sama sekali tidak naik sejak ulangan terakhir kali. Padahal ia sudah bertekad akan masuk ke universitas yang sama dengan kekasihnya, Eve.

Heuh ... Bisa-bisa aku ditinggal beneran. Batin Sou pilu.

Duduk sendirian di perpustakaan jelas hanya akan membuat anak riang itu suntuk. Pada akhirnya, perhatiannya teralihkan oleh pemandangan halaman belakang sekolah daripada buku di tangannya. Meski teman-temannya bilang masih ada waktu untuk memikirkan masa depan, tapi Sou bukan orang yang bisa mengulur waktu seperti yang lain.

Karena kehidupannya bagai koin dua sisi.

Pip! Pip! Pip!

“!? Astaga, yang benar saja?” Keluh Sou. Menekan tombol di jam tangannya, Sou menarik keluar antena dari ujung sisi jam. “Halo. Disini Mr. Fixer.”

Sou, pulang sekolah nanti kita rapat. Semua informasi sudah rampung dan akan kita bahas bersama di markas utama.” jelas Reol dari balik panggilan melewatkan basa-basi.

“Dimengerti.”

Panggilan berakhir sepihak disusul hela nafas Sou. Menutup bukunya, ia bangkit dari kursi dan mengembalikan buku ke rak sekalian berjalan keluar perpustakaan. Bel sekolah berbunyi tepat Sou masuk kelas yang juga sudah penuh oleh teman sekelas yang lain.

“Sou-kun! Kok tadi gak ke kantin?” Tanya Mafu saat Sou sampai ke kursinya. Sou membalas dengan kekehan datar.

“Hehe, maaf Mafu-kun. Aku bingung sama nilaiku akhir-akhir ini, jadi gak pede.”

“Ya ampun! Nilai cuma angka, Sou! Lihat, tuh, Sakatan. Ranking terakhir saja dia tetap naik kelas, kok! Jangan maksain diri!”

Sakata yang sedang duduk berkumpul dengan Naruse dan yang lain bermain kartu remi menyahut. “Apaan?”

Sou mengulum senyum. “Iya ya.”

“Apaan sih?”

Mafu membalas dengan cengir lebar. “Habis ini mau ke arcade gak? Tadi udah janjian sama Naru-Saka,” ajaknya sambil menunjuk Sakata dibelakang.

“Oh iya, ya. Yuk, main!”

“Enggak dulu deh,” tolak Sou halus.

Penolakan ini mengundang sungutan Mafu. “Tuh kan, begitu lagi. Gak bisa apa sehari gak sama ayang? Sou parah nih, Mafu mulai dijauhin!”

Sou balas mencibir. “Mafu-kun juga sama saja, kan? kalau malem minggu sama ayangnya mulu!”

“Gak usah ngiri deh~ Soraru-san itu udah yang paling perfect di dunia. Mana bisa kutinggal barang sedetik?”

“Ya, di duniamu. Di duniaku Eve-san juga begitu!”

“Eh, udah ya, para bulol! Udah ada guru tuh!” Sela Urata yang duduk di samping Sou. Keduanya yang duduk berhadapan spontan berubah menghadap depan tak ketinggalan ejekan kecil seperti Mafu memeletkan lidah dan dibalas serupa oleh Sou. Melihat tingkah kekanakan ini, Urata hanya bisa membatin dan bersiap melaporkan kedua hal ini pada kedua pawang mereka yang ada di kelas sebelah.

Sejak kenaikan kelas dua tahun lalu, mereka semua terpencar ke kelas yang berbeda. Awalnya, tidak ada rencana bahwa akan ada rolling untuk kelas unggulan. Tapi karena Eve, Soraru, dan Urata selalu mendominasi rata-rata acap kali ujian, untuk menyeimbangkan rata-rata kelas mau tak mau tiga anak ini harus dipisah. Dan efek yang ditimbulkan dari perpecahan ini, seluruh kelas unggulan di acak sesuai dengan peringkat dan rata-rata yang sama rata. Begitulah Sou sekarang bersama Mafu dan Urata yang hanya beda selisih dua poin dengan Soraru lalu satu poin dari Eve.

My Lovely Killer || MafuSora [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang