22 Behind That Mask Is ...

284 17 7
                                    

Berita tentang sindikat mafia Yusya yang merupakan dalang dari pembantaian massal itu segera menggegerkan satu negeri. Para pihak berwajib bahkan sampai mengerahkan tentara untuk menangkap beberapa orang yang berhasil selamat akibat ledakan besar yang terpasang di beberapa tempat di gedung itu. Berita ini pun juga semakin heboh begitu disiarkan bahwa yang berhasil memecahkan kasus pembantaian ini adalah 3 raksasa ekonomi negeri, yaitu Harapeco, Cielkocka, dan Labyrinth yang sempat menjadi incaran Mafia itu juga.

Seperti itulah yang ayah Eve katakan pada media massa dan tidak terlalu detail tentang apa yang terjadi sebenarnya.

Walau berita di luar sana semakin memanas, tapi empat sekawan itu justru malah sibuk mempersiapkan ujian kelulusan. Karena keadaan khusus, Soraru melaksanakan ujiannya secara online, sedangkan yang lain berjalan menuju universitas yang dituju. Setelah menghadapi ujian itu juga, sekolah yang semula berlangsung online telah kembali ke jalan normalnya.

Tampaknya, keadaan akan kembali membaik seperti sebelumnya.

Menikmati hari libur, Sou, Luz, Eve, dan Soraru memutuskan untuk menghabiskan waktu dengan pesta barbekyu bersama Reol dan Akatin yang seperti biasa mengawasi sekitar. Selagi Eve sibuk membalik barbekyu, Sou dan Luz yang duduk mengapit Soraru menatap lekat perut yang kini sudah terlihat membesar itu penuh ingin tahu. Soraru yang awalnya fokus main game jadi terganggu.

"Kalian tuh ngapain sih liatin mulu?"

"Gak apa-apa sih, cuma gemes aja gitu. Kan biasanya dedek bayi suka nendang-nendang." Jawab Luz polos dan disetujui oleh anggukan Sou.

Dipikir-pikir iya juga. Batin Soraru. Padahal sewaktu masa ngidam kemarin, hampir semua keinginannya terpenuhi, tapi kenapa anak ini malah diam sekali ya? Apa saat lahir nanti dia akan ditakdirkan jadi anak pendiam?

"Kalo itu aku gak tau. Tapi sejauh ini dia sehat sih."

"Nanti kalo dedeknya lahir mau dikasih nama apa?" Tanya Sou.

"Please, deh! Masih lama itu. Nanti aja pikirin!" Sanggah Luz.

"Eh, gak bisa gitu! Nama itu mengandung doa! Tapi berarti nanti dia ikut marga Soraru-san dong. Mafu-kun, kan, namanya cuma Mafumafu."

Ketiganya seketika tenggelam dalam pikiran masing-masing. Soraru yang tidak tahan, akhirnya bangkit dari duduknya dan memutuskan untuk berdiri sejenak.

"Soraru-san ngapain?" Tanya Luz.

Tertunduk sejenak, ia menopang bagian bawah perutnya dan tersenyum. "Bosan rebahan terus."

"Tapi, kan, itu udah 7 bulan lho! Udah makin gede!" Seru Luz khawatir.

"Iya, seharusnya makin sering diajak jalan dong?"

"Eh!? Nanti kalo kenapa-kenapa gimana?!" tanya Sou yang sama khawatirnya.

Soraru terdiam sejenak sebelum akhirnya menyipit heran. "... kalian ribet banget ya, padahal aku yang isi."

Reol yang awalnya sedang asyik menikmati pemandangan halaman terkejut oleh sosok yang tiba-tiba muncul dan berjalan ke arah mereka. Akatin yang juga menyadari sosok ini langsung berbalik dan bersiaga.

"Siapa kau!?"

Pertanyaan penuh selidik ini seketika membuat semua orang menegang. Soraru yang berdiri tak jauh dari Reol menatap sosok berjubah putih dan bertopeng Shiro hannya yang berjalan semakin mendekat.

Sou langsung bangkit dari tempatnya dan berseru sumringah. "Manjushage-san!?"

Eve spontan memukul bahu kekasihnya. "Bagaimana kau bisa seriang itu bertemu dengannya setelah dia membuatmu hampir di opname satu bulan lebih?!"

My Lovely Killer || MafuSora [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang