Bonus 2 : Dominant Conversation

224 23 35
                                    

Bermula dari Luz yang awalnya penasaran. Tapi karena sudah terlalu lama dipendam dan dipengaruhi oleh teman-teman sekitarnya, ia akhirnya memutuskan untuk bertanya daripada terus dihantui oleh rasa penasaran tersebut.

"Bagaimana rasanya berhubungan intim pertama kali?"

Pertanyaan tak terduga itu sontak membuat beberapa orang tersedak. Diantaranya adalah Soraru dan Sou yang bisa dibilang cukup sensitif dengan pembahasan ini. Lain dengan Mafu dan Eve yang tampaknya menanggapi pertanyaan Luz dengan serius.

"Sepertinya kau memiliki kemajuan dengan Kain-san?"

Luz terkekeh canggung. "Tidak juga, sih. Hanya saja, ya ... kalian tahu, lah. Kalau hubungan kami terus membaik, nantinya kami juga akan menikah, kan?"

"Aku jadi ingin tahu ajian macam apa yang kau pakai sampai Kain bersedia merespon perasaanmu," cibir Mafu.

"Tentu saja pakai ajian aroma yen. Apalagi?" Tukas Eve santai.

"Enak saja! Kain itu orang yang tulus, tahu!" Bantah Luz.

Selagi tiga orang itu bercengkrama lebih intens, Soraru dan Sou memutuskan untuk mengacuhkan percakapan itu dengan lanjut menyeruput kuah dan ramen yang sebelumnya terhenti.

"Abaikan saja bocah-bocah sialan itu. Bisa-bisanya bahas hubungan intim di kedai makan!" Omel Urata.

Sou buru-buru menyahut, "Itu ... Maaf, Ura-san, niatnya kami datang kemari untuk bantu jadi tester. Tapi-"

"Tak apa, Sou. Bukan kamu yang seharusnya merasa bersalah."

"Yang dia katakan benar, Sou-kun," timpal Soraru, "Yang salah itu mereka karena tidak memikirkan tempat untuk membahas hal seperti itu."

Berbalik kearah Sakata yang sedang konsentrasi merebus mie di dapur, Urata mencolek bahu kekasihnya itu. "Oi, Sakatan. Bisa kau usir mereka biar tidak bahas hal-hal aneh disini?"

"Eh? Aneh bagaimana?" Tanya balik Sakata.

"Tanya sendiri pada mereka."

"Eeh~?"

Melangkah keluar dari dapur, Sakata menghampiri Mafu sambil melipat apron ditangannya. "Hey, sedang apa sih kalian?"

Menyambut kedatangan Sakata, Mafu menunjuk kearah Luz. "Tuh, anak baru lagi mau konsultasi soal hubungan intim."

"Hubungan intim? Ooh~ s*x maksudnya?"

Sou langsung tersedak. Pun Soraru yang batal seruput mie dan Urata yang hampir tersandung karena mulut Sakata yang terlalu frontal itu. Tapi nampaknya selain mereka bertiga, reaksi circle itu seolah menganggap kalimat Sakata adalah hal yang normal.

"Memangnya kau pikir apalagi?" Sembur Luz.

"Wah, serius? Kok kalian bahas begituan, sih?!" Pekik Sakata.

Tiga orang di pojokan menghela napas lega. Walau diawal mereka sempat terkejut, tapi setidaknya mereka merasa bisa menaruh harapan pada Sakata untuk menghentikan percakapan berbahaya itu.

Menarik kursi di dekatnya, Sakata duduk di dekat Mafu dan Eve kemudian melipat kedua tangannya. "Harusnya kita bahas dari step by step sebelum berhubungan, gak, sih?"

Ekspetasi ketiganya langsung runtuh tak bersisa.

"Aah, iya, benar juga!" Seru Mafu.

"Step by step untuk?" Tanya Luz yang mulai tampak semangat.

My Lovely Killer || MafuSora [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang