5. 180 derajat

1.6K 157 5
                                    

"Sudah ku bilang untuk apa kamu ijinkan anak kita keluar rumah?"

"Tapi Hao hanya ingin menghirup udara segar yah, apa aku harus mengurung anak kita di rumah terus menerus. Aku tau ayah juga khawatir pada anak kita semata wayang, tapi  mengurungnya bukankah kita sama saja dengan orang lain di luar sana. Memandang status Omega hanya sebagai budak semata, coba ayah lihatlah anak kita Hao. Dia sudah dewasa dan aku yakin dia kan baik baik saja diluar sana" Jelas ibu hao

"Dia masih terlalu rentan, walau dia sudah dewasa tapi perubahan dalam tubuhnya hampir sama seperti bayi yang baru lahir. Sadarlah, Hao lebih baik meneruskan pendidikannya dirumah saja. Entah nanti aku akan bernegosiasi dengan pihak universitas atau ayah akan carikan dia private mentor."

"Zhang Liu, bisakah kau pikirkan dulu perasaan Zhang Hao. Aku mohon " Sang ibu itu memohon pelan

Sang ayah dengan lembut meraih pundak Sang istrinya yang kini tampak akan menangis.

"Ayah melakukan ini juga demi kebaikan anak kita , Zhang Hao. Ayah akan menemukan jalan terbaik bagi semua. Maafkan ayah"

Mereka pun saling berpelukan.

Zhang hao yang berada di depan pintu rumah milik keluarga Zhang itu pun tak kunjung menarik knop pintu yang dari tadi dia pegang.

'Lagi lagi aku membuat orang lain mengkhawatirkan aku' Hao berkata sambil mengadahkah wajahnya ke atas, berharap air mata itu tidak jadi menetes.

****

"HAO PULANG"

Zhang hao menutupi rasa sedihnya dengan tersenyum cerah, mengubah nada bicara. Menjadi seorang Zhang hao yang menutupi semua luka.

"Aigooo, Hao sudah pulang. Bagaimana harimu nak? " Sang ibu pun tak kalah antusias menjawab teriakan Sang anak

Sementara Sang ayah pergi naik ke lantai dua rumah itu, rupanya sang ayah tak mampu menutupi kegelisahan yang terjadi sekarang.

"Hao ingin makan jajangmyeon bu,"

"Sebentar biar ibu lihat di dapur ada bahan untuk membuat jajangmyeon tidak" Sang ibu pun pergi menuju dapur.

Sambil menunggu ibunya selesai memasak, Hao memilih untuk naik ke lantai dua menuju kamar miliknya.

'Hari ini melelahkan, sudah lama tidak keluar'

'Aku tak sabar untuk kembali bertemu yujin, bagaimana kabarnya ya?'

'Tapi tadi ayah bilang dia tidak mengizinkan aku kembali, harus bagaimana?'

Beberapa pikiran terlintas, Hao tampak lelah. Dia pun terlelap diatas kasur miliknya. Bahkan hoodie yang dia pakai pun belum dia lepaskan.

****

Hanbin berhenti didepan kawasan apartement mewah di kota seoul. Disinilah dia tinggal.

Hanbin baru ingat hari ini dia ada janji pula dengan jiwoong, namun dia lebih memilih untuk mengabaikan apa yang jiwoong katakan.

Malam ini hanbin ada pekerjaan di salah satu Club malam, jadi dia bergegas untuk membasuh diri dan mempersiapkan pekerjaan nanti malam.

Hanbin keluar dari apartement, dia mengenakan kemeja hitam dengan comma hairstyle.  Ditangan kanan nya terlihat jam tangan Rolex biru terpasang. Dia pun meraih kunci mobil diatas rak sepatu.

Mobil itu membelah jalan malam kota seoul.

Hyung, dimana?

  Sedang menuju tempat ku bekerja
Ada apa matthew? Apa kamu ingin titip sesuatu?

Tidak hyung,
Aku hanya ingin bertanya saja
Semangat kerja , hyung
See ya tomorrow

"Sial, pesan singkat matthew membuatku merasakan perasaan itu lagi"

Hanbin memacu mobil miliknya lebih kencang lagi.
Dia terlalu kacau.

****

"Hei, pria tampan, apa kamu mau menemani ku malam ini? " Tanya Omega wanita itu

"Kalau aku menemani mu apa yang bisa aku dapatkan nyonya?" Tanya Hanbin sambil menaikkan tangannya diatas meja bartender.

Sang wanita melihat jam Rolex itu sekilas, dan dia tersenyum.

"Hmmm, apa maumu pria tampan?" Rayunya lagi

"Aku tidak bisa memilih, bagaimana kalau nyonya saja yang mengatakannya. Kalau menarik aku akan menemani mu malam ini nyonya" ucap hanbin sambil mencium permukaan tangan sang Omega

"Kau rupanya tau cara bermain, pria tampan"

"Tentu saja nyonya, apa lagi dengan wanita se cantik nyonya"

"Pertama tama jangan panggil aku nyonya, panggil saja Taeri"

"Baiklah taeri-sshi," ucap Hanbin dengan nada merayu

"Temani aku malam ini, kau bebas mau apakan tubuhku. Aku juga bisa bermain lembut dengan baik, atau mungkin"

"Kau lebih suka bermain nakal" sambung taeri

"Menarik, tapi aku lebih suka One night stand, taeri-sshi. Jadi boleh kan kalau tidak membawa perasaan ?"

"Tentu saja, mana mungkin aku akan membawa perasaan. Jangan bercanda" jawab taeri dengan gugup

"Aku harap taeri-sshi tidak menarik kata katanya, heheh" kata Hanbin meremehkan

"Mana mungkin, " sangkal taeri

Hanbin mendekatkan wajahnya didekat telinga Sang wanita itu.

"Asalkan kamu tau taeri-sshi, aku bisa membuatmu meminta lebih dari yang kamu inginkan. Jadi jangan menyesal."

Hanbin kemudian menarik wajahnya itu, dan memasang wajah seperti biasa.

"Jaaaa, Baiklah sekarang waktunya sudah tutup club. Untuk semua pelanggan terima kasih telah berkunjung. Dan untuk taeri-sshi tetaplah disini, bukankah masih banyak hal yang harus kita lakukan?"

"Huh, baiklah" taeri menjawab dengan penuh percaya diri.

****

Permainan telah dimulai

Kasur hotel itu pun terlihat lusuh dikarenakan dua insan yang bermain panas diatas ranjang.

Beberapa kali si pemilik nama taeri itu menyerang kesakitan, namun hanbin tidak berhenti. Dia terus menerus menyerang seorang yang menjadi lawannya.

Di tarik rambut wanita itu untuk melihat ekspresi wajahnya. Tapi disaat itu hanbin malah melihat wajah seorang matthew.

'shit, sialan' batin hanbin.

Hanbin tak kunjung berhenti untuk mengoyak bagian dalam Sang wanita dibawahnya.  Hanbin terus menerus melakukan aktivitasnya.
Permainan itu berhenti ketika matahari perlahan naik menunjukkan bahwa sudah pagi, entah setan apa yang merasuki Hanbin.

Dirinya telah berubah menjadi monster yang haus hasrat . Jiwa alpa dominant nya meraung raung meminta lagi dan lagi. Tapi Hanbin tak mungkin akan segila itu setelah melihat sang wanita sudah tidak berdaya lagi.

'Ahhhhh, belum hilang juga perasaan ini. "


Omega satu ini tidak membantu, cihhh
Persetan dengan keadaan

Let me be yours | haobin | Hanbin X Zhang haoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang