²

2.9K 221 26
                                    

"Kalau ada yang tidak paham, tanya saya saja."

Itu suara kak Yeonjun. Senior ganteng, dewanya anak psikologi. Waktu ospek pun dia jadi senior yang paling beda dari senior lainnya yang galak, dia baik-sangat baik.

Bicaranya lembut dan memakai bahasa baku. Dan menurut teman-teman Jisung sih kakak seniornya ini sedang menaruh hati padanya. Dan itu terlihat jelas dari sikapnya kepada Jisung akhir-akhir ini.

"Saya ada bukunya kok kak." Jawab Jisung sopan, mengikuti gaya bahasa seniornya itu meski dirasa aneh.

"Kamu langsung pulang?" Tanyanya lagi yang langsung diangguki oleh pemuda manis itu.

"Tapi nunggu teman."

"Mau barengan sama saya pulangnya?"

Jisung dengan cepat menggeleng.

"Gak usah kak." Jawab Jisung kikuk.

"Teman kamu yang biasanya naik motor itu kan?"

"Iya."

Jisung membatin, kok seniornya ini bisa tau ya? Apa dia selalu diperhatikan oleh kak Yeonjun?

"Teman apa Pacar?"

"Pacar, kak." Jawab Jisung cepat.

"Oh." Ada gurat kecewa terlihat jelas di wajah Yeonjun. "Pacaran dari kapan?" Lanjutnya.

"Dari saya SMP kelas 3 kak." Entah kenapa Jisung senang memberitahu orang kalau Jaemin adalah pacarnya sejak SMP. Itu bukan waktu yang sebentar dalam menjalin hubungan. Dan mereka tidak main-main.

“Lumayan lama ya.”

Jisung mengangguk, bangga.

“Kak Yeonjun sendiri kok nggak punya pacar?” tanyanya.

Niat hati ingin basa-basi. Tapi jawaban Yeonjun justru bikin dia tak berkutik.

“Orang yang saya suka sudah punya pacar.”

Waduh. Jisung jadi bingung sendiri.

“Cari yang lain aja kak.”

“Kamu yang carikan, kan teman kamu manis-manis semua.”

“lya kak, nanti tinggal pilih yang kayak gimana yang kakak mau.” Jisung tersenyum kaku.

Tidak nyaman terjebak dalam situasi seperti ini. Yeonjun masih saja betah disini padahal katanya tadi mau pulang. Jaemin juga tak kunjung datang, kesal sendiri Jisung menyadari akhir-akhir ini Jaemin memang sering ingkar janji.

“Haechan, lo cari gue kan?” setengah berteriak Jisung memanggil Haechan yang tidak tau dari mana, lewat di depannya.

Untung saja ada Haechan, anggap saja dia dewa penyelamat. Dan datangnya Haechan seperti mengusir Yeonjun untuk pergi.

Dan benar, seniornya itu akhirnya memilih pulang.

“Lo tuh ya senior ganteng disia-siain.”

Jisung hanya meringis. Haechan memang pengertian. Dulu pertama kenal, dia sempat mengira Haechan galak ternyata baik. Dan sekarang mereka berteman dekat.

“Samperin ke gedung teknik yuk?”

Jisung tentu saja langsung menggeleng dengan ajakan Haechan itu.

“Lo mau nyamperin Kak Mark? Dia beneran gak sih sama lo? Atau hanya main-main dan lo yang anggepnya serius.”

“ssst Jie udah diem, gue cuma penasaran aja anak arsitektur kayak gimana.” Elak Haechan.

“Awas aja lo baper sama Kak Mark.” Ancam Jisung.

Dan Haechan hanya tertawa, belum sampai taraf itu. Sebenarnya Jisung juga tidak terlalu kenal Mark walaupun teman akrab Jaemin. Kalau dipikir-pikir dia memang tidak kenal dengan teman-teman Jaemin sekarang. Kecuali Hendery.

  𝓓𝓸𝓷'𝓽 𝓛𝓮𝓪𝓿𝓮 𝓜𝓮 【𝓔𝓝𝓓】☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang