¹⁹

2.2K 216 32
                                    

“Mogok lagi?” Renjun seakan memekik tak percaya saat Jeno kembali ke dalam apartemen dengan wajah menekuk.

“Ini udah yang ke berapa kali? Aku bilang juga apa, mobil kamu itu udah jadi rongsokan, dijual aja kenapa sih dari pada kamu repot terus ngurusnya.”

“Untung kita masih disini, belom jalan.” Sedikit beruntung karena mereka belum jalan, bagaimana kalau mobil itu mogok di tengah jalan sedangkan sekarang sudah menunjukan jam 10 malam.

“Gak mau tau, pokoknya kamu harus pulangin kita, apartemen aku sama Jisung jauh dari sini.”

Jeno seperti biasa, hanya cengengesan meski Renjun terus mengomelinya. Gara-gara mobil tuanya mogok lagi, padahal dia sudah harus memulangkan Renjun dan Jisung ke apartemen mereka.

“Padahal kemaren baru aku servis mobilnya.” Ucapnya membela diri dari omelan Renjun.

“Sayang, ini apartemen isinya cowok dominan semua ya? Kok aku takut, berasa lagi di sarang buaya darat.” Bisik Renjun saat membuka pintu apartemen mereka dan mendapati satu persatu penghuni apartemen itu mulai berdatangan seperti pulang ke kandang.

Jeno terkekeh mendengar omongan Renjun. “Iyalah sayang. Ntar kalau ada uke atau betina kamu marah lagi, ngambek lagi sama aku.”

“Gak tuh.”

Renjun mengelak sambil menarik Jisung untuk duduk kembali pada sofa ruang tamu apartemen Jeno dan Jaemin, menunggui Jeno yang sibuk mengotak-atik ponselnya mencoba menghubungi bengkel yang biasa ia datangi.

“Sepupunya Sungchan tuh, calon dokter. Siapa tau cocok sama Haechan kalau Mark belum ngasih kepastian.” Masih sempat-sempatnya Jeno berkata seperti itu, lalu kembali terkekeh hingga matanya menyipit sempurna.

“Haechan udah sayang banget sama Mark, biarin aja kita lihat Mark maunya gimana kedepannya? Kalau dia main-main sama Haechan, aku bakalan rontokin rambutnya biar botak.”

“Jahat kamu.”

“Bodo.”

Bagi Renjun tidak boleh ada yang menyakiti atau mempermainkan sahabat-sahabatnya.

“Aaa gak mau tau pokoknya aku mau pulang sekarang.” Renjun kembali ricuh sendiri, lain dengan Jisung dia justru tampak sibuk dengan ponselnya. Atau lebih tepatnya pura-pura sibuk, dia cuma iseng mengecek sosial media miliknya satu per satu sekedar untuk menutupi rasa kesalnya.

Kesal atau kecewa? Atau rasa apa ini?

Jaemin tadi bilang kangen tapi sama sekali tidak menampakkan batang hidungnya. Entah kenapa Jisung jadi kesal sendiri padahal dia sudah hapal betul Jaemin memang orangnya seperti itu. Katanya kangen tapi cuma diam tanpa usaha. “Makan tuh kangen.”

Bahkan sekarang dia dimana, Jisung tidak tahu.

“Bisa gak sih, sayang?” lagi-lagi Renjun mengomel. “Nanti kita kemaleman.” Lanjutnya.

“Tunggu bentar lagi.”

Tunggu sampai kapan? Rasanya dari tadi Jeno hanya seperti memainkan ponselnya saja.

“Sungchan gak ada ya?” tanya Jisung, baru sadar sejak tadi belum melihat Sungchan, padahal kata Jeno setiap pulang kampus pasti mereka bertiga akan kumpul-kumpul bersama entah itu di apartemen ini atau di apartemen sebelah bersama sepupunya Sungchan.

“Eh iya, Sungchan kemana ya?” Jeno malah balik bertanya.

“Belum pulang nganterin Chenle.” Samber Jaemin yang tiba-tiba datang membuat Jisung semakin kesal sendiri. Ini orang datang dan pergi sesuka hatinya.

  𝓓𝓸𝓷'𝓽 𝓛𝓮𝓪𝓿𝓮 𝓜𝓮 【𝓔𝓝𝓓】☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang