Kedua kalinya

84 99 26
                                    

Kemarin aksan pulang sangat larut dari rumah risa, bagaimana bisa bertemu hanya sebentar dan tidak akan bertemu lagi, memang akan bertemu tetapi dengan waktu yang sangat lama.

Aksan juga membelikan liontin dengan gambar mutiara, aksan bilang mutiara itu cantik sama seperti risa, mutiara itu berkilau sama seperti hati risa. Waktu itu risa bercerita tentang laki laki yang ia sukai disekolah, aksan bilang risa jangan terlalu berharap dengan laki laki yaa kata kata itu selalu menghantui pikiran risa sampai saat ini.

                                    ***

Riri menarik selimbut risa membuat risa membuka setengah matanya
"bangun risa"

"masi juga jam segini, ayam juga belum bersuara, alarm juga belum berdering" risa menarik kembali selimbut kesayangan itu

"ini sudah pukul 7 risa" risa sontak terbangun dan melihat jam ternyata benar, lagi lagi dirinya terlambat entah kenapa dulu sangat bisa bangun subuh tetapi sekarang kesiangan terus

"ASTAGA!!"
"bunda kenapa tidak memberi tahu" risa menggambil handuk disamping ranjang buru buru untuk mandi

Kini risa sedang memasukan buku kedalam tas berwarna abu abu tua itu, dengan disodori bekal sarapan oleh riri
"bun, ayah pasti marah kan?" tanya risa sambil memakai sepatunya

"ga bakalan, hari ini ayah tidak akan pulang"

"bunda kok bisa menikahi ayah sekejam itu?" ucap risa dengan polos

"kalo ga nikah sama ayahmu, kamu tidak akan datang ke dunia ini"

"lebih baik aku tidak hadir didunia ini dibanding memiliki ayah sekejam iblis, yang ga pernah ngerti gimana kondisi anaknya, bunda juga sama aja ga ada waktu buat anaknya dan ga pernah tau gimana anaknya berjuang buat jadi yang pertama tetapi selalu gagal"

Ucapan risa membuat riri terdiam, Apakah aku seburuk itu? Apakah diriku tidak pantas menjadi seorang ibu?

Risa langsung menggendong tasnya dan membelokan motor scoopy berwarna hitam itu, tanpa berpamitan kepada ibunya karena risa kesal kepada orang tuanya yang selalu egois dan mementingkan diri sendiri padahal mereka sudah dewasa, apalagi mereka ingin risa menjadi psikolog tetapi bagaimana bisa orang yang mengobati luka, tetapi orang tersebut terluka?.

Risa memarkirkan motornya dan membuka helm terlebih dahulu, setelah itu risa memakai sweeter warna cream yang senada dengan rok kotak kotak khas sekolahnya, risa langsung berjalan menuju gerbang saat di gerbang rey sudah stay berdiri didepan gerbang bersama kania karena sekertaris osis

"telat lagi?" rey membuka gerbang

risa tertawa kecil karena malu "sorry"
"hari ini gue yang hukum lo"

"lah kemarin?emng setan yang nyuruh"

Sialan rey tidak tau bagaimana menghadapi seorang perempuan ini, sebelumnya tidak ada yang seperti risa sangat keras kepala, gengsian, tidak mau kalah

Rey menarik tangan risa dengan kasar membawa risa ke kantin, padahal ia bilang hukuman tetapi malah kekantin

"lepasin, gue bisa jalan sendiri"

"kita impas"

"apa?"

"karena gue kemarin nabrak lo ga sengaja, jadi gue gabakalan ngasih hukuman atau nambahin catetan dibuku kasus lo"

"tidak semudah itu miskah" ucapan risa membuat rey menaikan halisnya

"gue mau lo anter jemput gue setiap hari gimana?"

STILL THE ONE (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang