02. Love Me Harder

482 27 0
                                    

Brak.

Aileen melempar tas sekolahnya ke sembarangan arah dan dia menjatuhkan tubuhnya ke atas ranjang tidur. Ia tersenyum sumringah mengingat interaksi nya tadi bersama Demonic saat kerja kelompok dan entah kenapa dia malah makin suka sama Demonic. Ternyata Demonic tipe orang yang gampang di ajak berdiskusi walaupun kelihatannya cuek.

Drrtt... drrtt... drrtt...

Aileen mengambil hp nya yang berdering dan dia tersentak kaget ketika melihat nama seseorang yang menelepon nya sore-sore begini.

Demonic calling...

Aileen menarik napas panjang sebelum mengangkat telepon dari pujaan hati nya, dia tidak boleh gugup.

"Halo"

"Halo Aileen"

Aileen rasanya mau teriak saat Demonic menyebut namanya.

"Kenapa, Dem?"

"Laptop lo ketinggalan di mobil gue"

Aileen baru sadar kalo laptop nya tidak ada dan ternyata ketinggalan di mobil Demonic. Aileen harus berterima kasih pada dirinya sendiri lantaran karena kebodohannya laptop nya tertinggal dan Demonic mau menelepon nya.

"Gue baru sadar kalo laptop gue gak ada, gue titip dulu sama lo ya, Dem. Besok tolong bawain ke sekolah"

"Malam ini gue antar ke rumah lo"

"Gak usah Dem, gue gak mau ngerepotin lo lagian laptop nya jarang gue pake di rumah"

"Gapapa, sekalian gue mau tau dimana rumah lo. Tolong di shareloc ya nanti malam sekitar jam 7 gue ke rumah lo"

"Oh oke Dem, makasih ya"

"Sama-sama, Aileen. Ya udah gue tutup"

Tut.

Setelah mengirim alamat rumahnya pada Demonic, Aileen pun segera masuk ke kamar mandi karena tubuhnya sudah lengket dan waktunya mandi. Sedangkan di tempat yang berbeda lebih tepatnya di rumah Demonic, Demonic tersenyum setelah tahu dimana rumah Aileen.

Dia akan mencoba saran dari Paula dan Irene untuk mendekati Aileen. Tidak ada salahnya dia dekat dengan gadis pintar itu apalagi dia merasa nyaman ketika berada di dekat Aileen.

Jam 7 malam.

Aileen senang sekali karena malam ini Demonic benar-benar datang ke rumahnya apalagi malam ini Demonic kelihatan makin cool dan Aileen tidak bisa menjabarkan betapa ganteng nya sosok Demonic.

"Malam Aileen" sapa Demonic.

"Malam Dem, gak nyasar kan?"

"Gak kok, kebetulan gue tahu daerah sini makanya gak nyasar. Ini laptop lo" jawab Demonic seraya mengembalikan laptop Aileen.

"Makasih ya Dem, maaf udah buat lo repot. Mau masuk dulu?"

"Sama-sama Aileen, pengennya sih mampir tapi gak enak sama orangtua lo. Lo mau gak temenin gue jalan sebentar?"

Ajakan Demonic membuat Aileen mengangguk semangat, tentu saja dia mau pergi berduaan dengan Demonic. Dia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini karena kesempatan tidak datang dua kali. Setelah mendapat izin dari orangtua nya, Aileen menemani Demonic jalan-jalan.

Kebetulan tidak jauh dari rumah Aileen ada pasar malam dan disana ramai sekali. Demonic ikut senang ketika Aileen menerima ajakannya.

Aileen curi-curi pandangan ke arah Demonic, tinggi badannya hanya sebatas bahu Demonic.

"Mau jajan apa, Aileen? Malam ini biar gue yang traktir lo"

Aileen tertawa kecil "Dalam rangka apa nih pake traktir gue segala?"

"Dalam rangka pdkt sama lo"

Ucapan Demonic membuat Aileen mendadak diam. Jantungnya berdetak dengan kencang, apa Demonic tahu soal perasaan nya? Dia tidak menyangka kalo Demonic bisa tahu secepat ini.

Demonic berdiri dihadapan Aileen lalu menatap gadis yang lebih pendek darinya itu dengan dalam.

"Gue tahu soal perasaan lo yang udah lama suka sama gue dan gua cuma mau bilang terimakasih karena lo tetap suka sama gue pas gue tahu dan gue senang. Mungkin kalo sahabat gue gak bicara soal lo, gue gak bakal tau tentang lo, Aileen" ujar Demonic.

"Gue memang suka sama lo tapi lo gak berhak balas perasaan gue di saat lo memang gak tertarik sama gue. Gue gak mau lo terpaksa" balas Aileen.

Demonic menggeleng "Gak Ai, gue sama sekali gak terpaksa dan gue mau dekat sama lo karena gue nyaman"

Demonic menggenggam kedua tangan Aileen dengan erat dan dia bisa merasakan tangan Aileen yang dingin.

"Gugup ya?" Demonic terkekeh.

"Iya rasanya jantung gue mau loncat saking senangnya karena gue bisa sedekat ini sama lo, Dem" ujar Aileen.

"So cute" batin Demonic.

Aileen makin terlena dengan pesona Demonic saat gadis tomboy itu tertawa. Selama mereka berdua satu kelas, Aileen tidak pernah melihat Demonic tertawa seperti ini. Demonic lebih sering diam ketika di kelas.

"Mau jajan apa hm?" tanya Demonic, dia merangkul tubuh mungil Aileen padahal Aileen tidak pendek-pendek banget memang Demonic aja yang ketinggian.

"Mau beli sosis bakar" jawab Aileen.

Malam ini Demonic membeli banyak makanan untuk Aileen dan kini mereka berdua sedang duduk di santai di taman. Malam ini banyak remaja-remaja ataupun orang dewasa yang datang kesini untuk hangout bersama atau mau pacaran.

"Sosis bakar nya enak!" ujar Aileen.

"Enak? Ya udah lo habisin aja kan tadi kita beli banyak" balas Demonic.

"Lo juga makan dong, Dem. Masa gue doang padahal lo yang beli semua makanan ini" ujar Aileen "Sini gue suapin"

Demonic tidak menolak ketika Aileen menyuapi dia makan dan dia baru tahu satu fakta soal Aileen yaitu Aileen tipe orang yang perhatian. Di sekolah pun, Aileen selalu care kepada teman-temannya yang sedang kesusahan ataupun membutuhkan pertolongan. Pantas saja jika memang banyak yang suka sama Aileen.

"Ada saos, Ai"

Aileen tersenyum malu ketika Demonic membersihkan saos sambal yang ada di bibirnya. Duh! Pasti sekarang pipi nya sudah merah seperti kepiting rebus. Berada didekat Demonic membuat hati nya ambyar.

"Next time kalo gue ajak lo jalan lagi mau gak, Ai?" tanya Demonic.

"Mau kalo gue lagi senggang, emangnya kalo kita jalan berdua kayak gini gak ada yang marah sama lo?"

"Gak ada, Ai. Lo sendiri gimana? Gue takut nanti ada yang marah karena gue ajak lo jalan"

"Sama, gak ada yang marah juga kan gue single alias gak punya pacar" balas Aileen.

"Nanti lo juga punya pacar, maksudnya jadi pacar gue" bisik Demonic.

Shit! Sejak kapan Demonic jadi suka gombal begini?. 

LOVE ME HARDER [GXG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang