Intan menghampiri Aileen, saat ini keduanya sedang ada di toilet. Intan memang tidak dekat dengan Aileen walaupun mereka berdua satu kelas, bisa dibilang circle Intan berbeda dengan Aileen. Intan tidak membenci Aileen tapi ketika mendengar kabar bahwa Demonic dekat dengan Aileen membuat hatinya sedikit kecewa.
Selama ini dia yang berusaha dekat dengan Demonic tapi Aileen yang berhasil menarik perhatian Demonic.
"Hai" sapa Intan.
"Hai" balas Aileen.
Intan meneliti penampilan Aileen, dia penasaran apa yang bisa membuat seorang Demonic Bazon memilih Aileen. Apa yang dia tidak miliki tapi Aileen memilikinya? Setelah dipikir-pikir Intan tidak menemukan jawaban yang dia cari.
"Demonic..." ujar Intan tiba-tiba.
Aileen menatap Intan bingung.
"Gue kecewa sama Demonic karena berita kedekatan kalian berdua, dia tahu kalo gue suka sama dia tapi Demonic malah deket sama lo" lanjut Intan "Gue gak marah sama lo karena disini kita berdua sama-sama suka Demonic tapi cuma lo yang di respon sama Demonic"
Aileen mendengarkan curhatan Intan.
Intan tersenyum tipis "Padahal gue udah suka sama Demonic dari lama, gue terpesona sama dia waktu kelas tujuh dan gue senang banget tiga tahun berturut-turut gue satu kelas sama dia"
Aileen bisa merasakan betapa cintanya Intan pada Demonic dari tatapan Intan ketika menceritakan bagaimana dia bisa suka sama Demonic.
"Lo jangan merasa bersalah, len. Gue gak bisa paksa Demonic buat suka sama gue sedangkan dia suka nya sama lo"
Aileen sedikit ragu dengan pernyataan Intan karena selama dia dan Demonic dekat, gadis tomboy itu belum pernah secara gamblang mengatakan kalo dia suka sama Aileen. Tiba-tiba saja pikiran Aileen mundur ke waktu pertama kali Demonic datang ke rumahnya.
Flashback on.
Demonic berdiri dihadapan Aileen lalu menatap gadis yang lebih pendek darinya itu dengan dalam.
"Gue tahu soal perasaan lo yang udah lama suka sama gue dan gua cuma mau bilang terimakasih karena lo tetap suka sama gue pas gue tahu dan gue senang. Mungkin kalo sahabat gue gak bicara soal lo, gue gak bakal tau tentang lo, Aileen" ujar Demonic.
"Gue memang suka sama lo tapi lo gak berhak balas perasaan gue di saat lo memang gak tertarik sama gue. Gue gak mau lo terpaksa" balas Aileen.
Demonic menggeleng "Gak Ai, gue sama sekali gak terpaksa dan gue mau dekat sama lo karena gue nyaman"
Flashback off.
Nyaman?
Nyaman?
Nyaman?Apa selama ini Demonic tidak menyukai nya dan hanya nyaman saja jika berada didekatnya? Sudah terhitung hampir 1bulan mereka berdua dekat tapi ada kemajuan. Aileen memang sangat mengharapkan bisa berpacaran dengan Demonic tapi dia saja tidak tahu tentang perasaan Demonic untuknya.
"Aileen? Lo kenapa?" tanya Intan seraya memegang bahu Aileen yang dari tahu kelihatan seperti orang bingung.
"Hah? Gue? Gue gapapa kok, gue duluan ya dan maaf soal Demonic" jawab Aileen lalu pergi meninggalkan Intan di toilet.
Sedangkan di taman sekolah ada Demonic serta Paula dan Irene yang kelihatannya sedang serius mengobrol.
"Gimana lo sama Aileen? Kapan nembak si cantik? Jangan lama-lama nanti keburu di embat Julia noh!" tanya Paula.
"Apa sih yang buat lo belum tembak Aileen juga? Udah hampir sebulan kalian berdua deket, sering jalan, sering berduaan masa gak mau ganti status jadi pacaran gitu" tanya Intan.
"Gue belum suka sama Aileen"
Jawaban Demonic membuat kedua sahabatnya dilanda kebingungan. Belum suka? Jadi selama ini Demonic dekat dengan Aileen ngapain aja dan untuk apa? sampai si gadis tomboy mengakui belum suka sama Aileen.
"Belum suka? Terus lo deket sama Aileen buat apaan, anjir?! Gak mungkin lo sedekat itu sama doi kalo gak suka" ujar Irene kesal.
"Gue dekat sama Aileen karena gue nyaman, artian nya gue nyaman sama dia belum tentu gue suka sama dia. Itu yang harus kalian berdua tahu"
"Dem! Lo sadar gak lagi ngomong apaan? Secara gak langsung lo cuma php-in Aileen doang padahal lo tahu banget kalo Aileen suka sama lo" ujar Paula tidak terima dengan pernyataan sahabatnya "Dengan kalian berdua deket kayak gini pasti di dalam hati kecil Aileen, Aileen berharap bisa pacaran sama lo!"
"Ya terus gue harus apa? Gue gak mau nembak Aileen di saat hati gue belum ada nama dia, Paula! Jangan paksa gue!" gertak Demonic.
"Kalo gitu lo jauhin Aileen" ujar Irene.
Demonic menatap Irene kesal "Gak mau! Gila aja lo main suruh gue buat jauhin Aileen! Gue gak mau!"
Paula menarik seragam Demonic lalu menatapnya dengan tajam "Jangan egois bangsat! Lo gak mau jauhin Aileen tapi lo sendiri aja gak tahu isi hati lo gimana buat Aileen. Kalo Aileen tahu gimana? Gimana Demonic?!"
Demonic mendorong Paula "Gue belum suka sama Aileen bukan artinya gue gak suka sama dia!"
"Ck bacot! Lo udah ngaku sama kita berdua kalo lo deket sama Aileen karena nyaman doang" timpal Irene.
Tanpa mereka bertiga sadari, di balik tembok ada Aileen yang mendengar semua pembicaraan Demonic dengan kedua sahabatnya. Tadinya Aileen ingin bertemu dengan Demonic dan dia tahu kalo Demonic ada di taman makanya dia kesini tapi sayang sekali ketika sudah dekat dengan posisi Demonic, dirinya malah mengetahui fakta yang membuat hatinya sakit.
Bahwa Demonic belum menyukai nya sampai detik ini dan Demonic dekat dengannya karena rasa nyaman. Tidak lebih dari itu. Hati Aileen hancur, dia merasa kalo Demonic cuma mempermainkan perasaan nya saja.
Tes.
Aileen tidak bisa menahan air matanya lagi dan sekarang ini dada nya terasa sesak sekali. Aileen menarik napas panjang berusaha menghilangkan rasa sesak di dadanya tapi tidak bisa. Malah dada nya menjadi sakit dan akhirnya dia pergi dari tempat persembunyian nya. Dia mengusap air matanya yang terus-terusan menetes, dia tidak mau ketahuan menangis sama teman-temannya apalagi kalo Olla sampai tahu pasti Olla akan menghajar Demonic.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE ME HARDER [GXG]
Teen FictionWarning : gxg area!! Yg homophobic bisa menjauh dari sini jadi jangan nekad baca. . . . Demonic Bazon selalu menjadi perbincangan hangat di sekolahnya karena prestasi taekwondo nya dan membuat teman-teman di sekitarnya menyukai dirinya termasuk Aile...