1

707 35 12
                                    

You can't publish my story on another website without my permission because thinking about the plot is difficult that I even stay up all night.

Tidak boleh publikasikan ceritaku di website lain tanpa seizinku karena memikirkan alur cerita itu sulit sekali bahkan aku sering begadang.

Happy reading

🍁Sifat shoichi dan sakura

Aku tengah memantau sakura dari kejauhan. Hubungan persaudaraanku dan sakura sedikit diketahui oleh orang. Mereka jadi mengganggap kedekatanku dan sakura sebagai sepasang kekasih.

Aku tidak peduli sih terpenting bagiku bisa menjaga saudariku. Aku hanya berbeda 20 menit dengan sakura.

"Kau mengawasi kakakmu layaknya seorang pedofil shoichi." Ucap Sasori.

"Hanya khawatir saja." Ucapku.

"Kau mau ikut tawuran antar sekolah tidak sore nanti?" Tanya Sasori.

"Aku ikut saja." Ucapku.

"Sekolah dari kota suna." Ucap Sasori.

"Kau kan berasal dari sana." Ucapku.

"Aku disuruh bersekolah disini adik sepupu." Ucap Sasori.

"Alasanmu selalu saja begitu." Ucapku.

"Shoi!" Panggil Sakura.

"Kakak cantikku memanggil aku duluan." Ucapku.

"Ya." Ucap Sasori.

Aku menghampiri sakura lantas mencium pipi kanannya. Ada pekikan histeris di belakangku tapi aku tidak peduli.

"Kenapa memanggilku?" Tanyaku.

"Aku telah melihat sasuke-kun. Ayo kita pulang saja." Ucap Sakura.

"Ok." Ucapku.

Aku merangkul pundak sakura. Kami berdua menuju ke mobil. Aku yang menjadi supir biarlah tidak masalah bagiku.

Aku mengenderai mobil dengan kecepatan sedang. Aku menatap sakura sejenak dan kembali fokus ke jalanan.

"Kau akan tawuran lagi?" Tanya Sakura.

"Begitulah." Ucapku.

"Kau tidak sayang nyawamu?" Tanya Sakura.

"Tidak." Ucapku.

"Kenapa kau mengatakan kematian sangat mudah shoi?" Tanya Sakura.

"Aku benci kehidupanku." Ucapku.

"Kematian bukan jalan yang tepat." Ucap Sakura.

"Lanjutkan saja impian neechan sebagai seorang dokter." Ucapku.

"Shoi jangan membuatku khawatir akan keadaanmu." Ucap Sakura.

"Aku tidak akan mati dalam waktu dekat." Ucapku.

Sakura memegang tangan kiriku yang akan memegang menambah kecepatan. Aku terdiam akan elusan tangan lembut sakura.

"Pikirkan lagi akan keputusanmu untuk menyerah shoi." Ucap Sakura.

"Aku bukan menyerah neechan. Hanya ingin melepaskan bebanku." Ucapku.

"Pewaris memang menyebalkan. Namun kau tidak bisa mengelak mengenai itu karena telah menjadi tradisi turun menurun." Ucap Sakura.

"Sore ini aku akan melampiaskan emosiku." Ucapku.

"Ya semoga tersalurkan." Ucap Sakura.

Aku tersenyum dan mengendarai mobil dengan kecepatan sedang. Kami berdua akhirnya tiba di rumah. Aku menghela nafas kasar dan memasuki ke rumah.

"Shoi ayo bantu touchan!" Ajak Kizashi.

"Iya." Ucapku.

Aku menghampiri kizashi untuk membantu dia. Aku memeriksa semua dokumen yang diberikan kizashi padaku. Setelah selesai aku berlalu pergi menuju kamarku untuk beristirahat.

"Lelah fisik dan pikiran." Ucapku.

Sejak kecil aku dituntut menjadi seorang yang harus bisa memimpin perusahaan. Aku tidak bisa bermain bebas seperti kebanyakan anak kecil pada umumnya. Setelah pulang sekolah pasti aku akan disuruh membantu ayahku memeriksa dokumen.

"Aku ingin segera mati." Ucapku.

Bunyi berdering dari hp mengalihkan duniaku. Aku mengangkatnya dan ternyata dari sasori dia mengajakku untuk tawuran. Aku setuju dan pergi dari rumah begitu saja tanpa pamit.

Di tempat yang ditentukan aku melihat beberapa temanku. Mereka berbeda sekolah namun yah sering tawuran bersamaku.

"Kau bukannya istirahat malah tawuran." Ucap Itachi.

"Kau juga sama itachi." Ucapku.

"Setidaknya aku telah kuliah." Ucap Itachi.

"Hey kau tahu shoi seni itu adalah ledakan." Ucap Deidara.

"Aku tahu kok dei." Ucapku.

"Kenapa aku harus terjebak dengan mengawasi anak kecil sih?" Gerutu Kakuzu.

"Kau saja yang dulu tidak naik kelas." Ucap Hidan.

"Wah ucapanmu benar sekali hidan." Ucap Tobi.

"Diamlah!" Kesal Kakuzu.

"Sebenarnya kakuzu paling tua cuma dia tidak naik kelas lima kali jadi dia masih sma sampai sekarang." Ucap Tobi.

"Tobi kalau berbicara jangan terlalu jujur." Ucap Deidara.

"Ucapan tobi benar." Ucap Kisame.

"Hahahaha." Tawaku.

Tawaku berhenti saat ada sekumpulan orang datang. Aku menyeringai kearah mereka.

"Serang guys!" Pekikku.

"Tentu!" Pekik mereka semua.

Kami semua saling adu pukulan dan tendangan. Beberapa menit kemudian kami menang. Yah kami paham ilmu bela diri.

"Kau pulang saja." Ucap Sasori.

"Aku mengerti." Ucapku.

Aku kembali ke rumah dan saat tiba di rumah suasana biasa saja. Aku melewati meja makan yang tengah melaksanakan acara makan malam. Aku malas bergabung biarkan saja rasa laparku kutunda.

🍁Berbeda

Haru Twins

~ 24 April 2023 ~

(penampilan shoichi)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(penampilan shoichi)

nama : haruno shoichi
umur : 16 tahun
tinggi : 170 cm
ulang tahun : 28 Maret
like : tawuran, ketenangan dan kematian
dislike : dituntut menjadi sempurna
sifat : pendiam, dingin, memendam rasa sakit, dan akan tertawa lepas bersama sahabatnya

Aku bukan menginginkan kematian tapi itu hanya caraku mendapatkan kedamaian saja (haruno shoichi)

Selamat hari raya idul fitri 1444 hijiriah. Mohon maaf lahir batin. Maafkan segala kesalahan aku ya.

Request dari Ayaa-chann

✔️ Haruno Sakura Twins (oc male reader) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang