2

199 25 3
                                    

You can't publish my story on another website without my permission because thinking about the plot is difficult that I even stay up all night.

Tidak boleh publikasikan ceritaku di website lain tanpa seizinku karena memikirkan alur cerita itu sulit sekali bahkan aku sering begadang.

Happy reading

🌸 Sakura tidak tahu

Aku tersenyum melihat sasuke dari kejauhan. Sejak smp aku mengagumi sasuke atau lebih tepatnya perlahan-lahan menjadi cinta. Shoichi pernah mengatakan padaku jangan terlalu dalam mencintai sasuke namun aku tidak mendengarkan ucapan dia.

Shoichi berbeda kelas denganku dia lebih jenius dibandingkan diriku. Sejak kecil dia berbeda dengan kebanyakan anak pada umumnya. Shoichi dilarang bermain dan lebih fokus belajar bisnis.

"Sakura adik gantengmu ada di depan kelas tuh." Ucap Ino.

"Aku duluan ino!" Pekikku.

"Iya!" Pekik Ino.

Di depanku ada sosok adikku. Dia menampilkan wajah datar khasnya tidak ada senyuman sama sekali darinya.

"Aku akan mengantarmu ke rumah setelah itu aku akan ke kantor." Ucap Shoichi.

"Shoi tidak beristirahat terlebih dahulu?" Tanyaku khawatir.

Shoichi menggelengkan kepalanya. Aku memegang tangan kanan shoichi dan dia mengeratkan pegangan. Keluargaku mengizinkan shoichi mengendarai mobil sementara aku tidak boleh.

Di mobil hanya ada keheningan total saja. Shoichi fokus ke jalanan yang kita lewati menuju ke rumah.

"Shoi kau mau mencoba masakan buatanku?" Tanyaku.

"Boleh saja." Ucap Shoichi.

"Dek!" Panggilku.

"Hm." Gumam Shoichi.

"Kenapa semakin hari sikapmu menjadi sangat dingin sekali?" Tanyaku.

"Aku lelah dan ingin beristirahat." Ucap Shoichi.

"Kau beristirahat di kamarku saja." Ucapku.

"Istirahatku saat kematian menghampiriku neechan." Ucap Shoichi.

"Dek jangan berkata seperti itu." Lirihku.

"Maaf neechan. Kondisiku semakin menurun belakangan ini." Ucap Shoichi.

"Kau sakit?" Tanyaku khawatir.

"Berjanjilah jangan menangis saat aku pergi." Ucap Shoichi.

"Dek." Lirihku.

"Aku rasa tubuhku semakin melemah saja neechan." Ucap Shoichi.

"Kita periksa dulu tubuhmu sebelum pulang ke rumah." Ucapku.

"Neechan tidak perlu khawatir. Adikmu ini kuat dan akan mengatakan tidak kuat saat tidak mampu menompa tubuhku." Ucap Shoichi.

Shoichi itu menutup dirinya aku sebagai kakak saja tidak tahu terlalu banyak mengenai shoichi. Shoichi dipaksa menjadi seorang pewaris sejak dia kecil dan alasan shoichi menjadi berandalan karena melampiaskan emosi dia.

"Aku akan membuat sasuke mencintaimu neechan." Ucap Shoichi.

"Biarkan saja. Aku tidak masalah cintaku bertepuk sebelah tangan." Ucapku.

Shoichi tersenyum dan kami berdua tidak berbicara setelah itu. Akhirnya tiba di rumah shoichi langsung pergi dari rumah begitu saja.

"Sakura ayo makan siang dulu." Ucap Mebuki.

"Baik kaachan." Ucapku.

Setelah makan siang aku berganti baju. Aku menutup mataku sejenak namun aku malah tertidur.

Aku merasakan elusan tangan seseorang saat kulihat ada sosok shoichi. Mata dia nampak lelah sekali ditambah seragam sekolah masih tersemat di tubuhnya.

"Dek sini!" Panggilku merentangkan tanganku.

Shoichi memeluk tubuhku dan aku mengelus rambut shoichi. Rambut sangat berantakan sekali dia pasti pusing memikirkan masalah perusahaan.

"Touchan belum datang kau bisa beristirahat sejenak." Ucapku.

"Terimakasih." Ucap Shoichi.

Aku membiarkan shoichi tiduran di pundakku. Tak lama aku merasakan pundakku sedikit berat pasti shoichi tertidur.

"Shoichi!" Panggil Kizashi.

Tubuh shoichi tersentak dia melepaskan pelukan dan langsung keluar kamarku begitu saja. Aku menatap kasihan adikku namun tidak bisa berbuat banyak.

🌸 Beban berat sang adik

Haru Twins

~ 01 Mei 2023 ~

Awal bulan harus semangat ya

✔️ Haruno Sakura Twins (oc male reader) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang