You can't publish my story on another website without my permission because thinking about the plot is difficult that I even stay up all night.
Tidak boleh publikasikan ceritaku di website lain tanpa seizinku karena memikirkan alur cerita itu sulit sekali bahkan aku sering begadang.
Happy reading
🍁Soichi sebenarnya
Sejak kecil dituntut menjadi orang sempurna. Kehidupanku tidak terlalu berwarna hanya fokus untuk masalah perusahaan saja. Bermain kata yang tabu bagiku karena kedua orangtuaku melarang hal itu.
"Aku benci kehidupanku." Ucapku.
Aku menatap dalam diam obat tidur. Dengan cepat aku meminum beberapa butir obat tidur. Entah sejak kapan aku kecanduan obat tidur.
"Semoga aku mati." Ucapku.
Aku merentangkan tanganku dan terlelap begitu saja. Tak lama pintu kamarku terbuka ternyata itu sakura.
Sakura mengelus rambutku dia menghela nafas kasar melihat botol obat di meja. Sakura mengambilnya lantas keluar dari kamarku.
Aku terbangun karena ada yang mengguncang tubuhku. Ternyata itu kizashi dia menatapku sesaat lantas memberikan dokumen kepadaku.
"Kau kerjakan dokumen itu. Besok pagi touchan akan meeting dengan materi yang ada disana." Ucap Kizashi.
Setelah mengatakan itu kizashi keluar kamarku begitu saja. Aku terdiam dan menatap beberapa dokumen di tanganku.
Jam menunjukkan jam tiga pagi. Masih terlalu pagi untuk aku bangun dari tidur. Aku bangkit dari tempat tidurku mulai mengerjakan semua dokumen ini. Terlalu asyik dengan dokumen aku tidak menyadari matahari telah muncul.
"Dek!" Panggil Sakura.
Aku tersenyum kearah sakura dia tampak cantik dengan seragam sekolahnya. Sakura memeluk tubuhku aku hanya diam saja menikmati momen ini.
"Neechan aku capek." Lirihku.
"Tidak perlu sekolah saja hari ini." Ucap Sakura.
"Iya aku mau istirahat." Ucapku.
Sakura mencium keningku aku merasakan perasaan hangat di dadaku. Aku lupa tentang rasa sayang kedua orangtuaku. Aku anak laki-laki tertua di keluarga haruno jadi mereka tidak memanjakan diriku padahal aku anak bungsu.
"Neechan aku mau menjadi bintang." Ucapku.
"Kenapa ingin menjadi bintang?" Tanya Sakura.
"Suatu hari aku akan menjadi salah satu bintang juga." Ucapku.
"Shoi kumohon jangan menyerah." Mohon Sakura.
"Aku bukan menyerah neechan." Ucapku.
"Itu sama saja shoi!" Kesal Sakura.
"Aku memiliki sedikit penyakit serius." Ucapku.
"Shoi kau lebih baik mengatakan ini kepada touchan dan kakek." Ucap Sakura.
"Mereka pasti akan mengatakan aku lemah neechan. Shoi sebenarnya dulu hanya divonis tahap pertama saja tapi karena tidak berobat ini semakin parah." Ucapku.
"Adik neechan pasti kuat." Ucap Sakura.
"Aku akan meminta kepada sasuke untuk menjagamu di masa depan. Shoi tidak bisa menjagamu kelak karena akan pergi ke surga." Ucapku.
"Shoi sudahlah." Ucap Sakura.
Aku diam dan tertidur begitu saja. Aku belum tidur sama sekali bahkan kurasa hanya tidur beberapa jam saja. Aku terbangun dan menatap dalam diam kehadiran kizashi.
"Pergi ke rumah sakit sana dan kau lemah sebagai seorang pewaris." Ucap Kizashi.
Aku diam saja lalu berganti baju untuk pergi ke rumah sakit sendirian menggunakan motorku. Di rumah sakit dimana aku berobat selama ini hanya ada keheningan total. Aku masuk ke ruangan dimana dokter yang memeriksaku selama ini.
"Kenapa wajahmu semakin pucat shoichi?" Tanya Tsunade.
"Aku kekurangan tidur." Ucapku.
Aku membaringkan tubuhku di ranjang untuk diperiksa tsunade. Setelah pemeriksaan tsunade menatapku tajam.
"Kau tidak meminum obatmu lagi." Ucap Tsunade.
"Rasanya pahit." Ucapku.
"Ini demi kesembuhanmu shoichi. Kau tidak mau kan mati di usia muda." Ucap Tsunade.
"Untuk apa berusia panjang kalau dijadikan robot untuk keluargaku sendiri." Ucapku.
"Nak setidaknya cobalah meminum obat-obatan demi impianmu." Bujuk Tsunade.
"Impianku menjadi dokter sepertimu tsunade-san tapi mereka menentangnya padahal banyak laki-laki di keluargaku. Kenapa harus aku yang mendapatkan beban ini. Sejak lahir hidupku diatur mereka agar bisa seperti keinginan mereka." Ucapku.
"Nasibmu hampir sama seperti cucuku." Ucap Tsunade.
"Setidaknya cucumu lebih beruntung karena ada ayahnya yang membela dirinya sementara aku tidak." Ucapku.
"Peluang hidupmu semakin menipis nak." Ucap Tsunade.
"Tidak apa-apa." Ucapku.
Aku berdiri dan membungkukan badanku kepada tsunade. Aku tahu resiko yang kutanggung apabila tidak meminum obatku tapi diriku sengaja agar segera pergi.
🍁Lelah
Haru Twins
~ 22 Mei 2023 ~
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ Haruno Sakura Twins (oc male reader)
Historia CortaTIDAK ADA UNSUR LGBT SAMA SEKALI DAN KARAKTER COWOK YANG KUJODOHKAN DENGAN MC KUUBAH JADI CEWEK GENDERNYA STOP BILANG BOOK AKU INI YAOI DAN SEBAGAINYA SAKIT HATI TAHU AKU BACANYA Note alternatif universe yang berarti sangat tidak terkait dengan mang...